Minggu, 12 Oktober 2025

Gagal Ginjal Akut pada Anak, Apa Bisa Sembuh? Simak Jawaban Dokter

Gagal Ginjal Akut pada Anak, Apa Bisa Sembuh? Simak Jawaban Dokter

JAKARTA, D'moneyTalk - Apakah anak yang mengalami gagal ginjal akut bisa sembuh? Bila mendengar kata “akut”, mungkin banyak yang mengira bahwa penyakit ini tidak bisa disembuhkan dan anak bakal cuci darah selamanya. Benarkah?

“Bisa. Banyak pasien saya juga gagal ginjal akut dan sembuh,” ujar dokter spesialis anak konsultan nefrologi anak yang berpraktik di RS Siloam Asri dan RSAB Harapan Kita, dr. Ina Zarlina, Sp.A(K), dalam acara Urology–Nephrology Summit 2025 yang digelar oleh Siloam ASRI di Jakarta Selatan, Minggu (24/8/2025).

  • Penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak Menurut Dokter, Dehidrasi hingga Minuman Manis
  • Apakah Makanan dan Minuman Bisa Sebabkan Gagal Ginjal Akut pada Anak? Ini Kata Dokter

Gagal ginjal akut pada anak

Gagal ginjal akut bisa meningkat ke gagal ginjal kronik

Gagal ginjal akut adalah ketika fungsi ginjal menurun secara mendadak. Ada berbagai macam penyebab di balik hal tersebut.

Jika penurunan fungsi ginjal sudah berlangsung lebih dari tiga bulan, gagal ginjal akut bisa berujung pada gagal ginjal kronik.

Baik pada gagal ginjal akut maupun kronik, masing-masing memiliki stadium alias tingkat keparahan kerusakan fungsi ginjal.

“Kalau gagal ginjal akut ada yang stadium satu, dua, dan tiga. Dan kriteria ringan, sedang, dan berat itu tergantung seberapa turun tuh fungsinya (ginjal). Kalau yang kronik dibagi lima stadium,” jelas Ina.

Untuk gagal ginjal akut, apabila lebih dari 75 persen fungsi ginjalnya sudah menurun, kondisinya dinyatakan sebagai berat.

  • Apakah Menahan Pipis Bisa Sebabkan Gagal Ginjal Akut pada Anak? Ini Kata Dokter
  • KPAI Ingatkan Bahaya Minuman Manis Kemasan, Anak Terancam Diabetes hingga Gagal Ginjal

Gagal ginjal pada anak bisa sembuh

Kondisi anak tetap harus dipantau

Terkait anak yang mengidap gagal ginjal, Ina tidak menuturkan apakah mereka yang sembuh adalah pengidap gagal ginjal kriteria ringan, sedang, atau berat.

Pastinya, ketika mereka sudah sembuh, kondisi mereka tetap harus dimonitor. Sebab, ada kemungkinan fungsi ginjal bakal menurun kembali.

Penyebab gagal ginjal akut pada anak

Menurut Ina, penyebab gagal ginjal akut pada anak beragam, dari faktor dari luar ginjal sampai makanan, minuman, dan obat-obatan yang dikonsumsi.

1. Faktor dari luar ginjal

Penyebab gagal ginjal akut dari faktor luar ginjal adalah dehidrasi berat karena diare, atau infeksi berat.

“Itu kan ginjalnya sebelumnya baik-baik saja, tapi karena ada faktor lain, menyebabkan fungsi ginjalnya menurun secara akut, mendadak,” terang Ina.

2. Faktor kelainan ginjal

Faktor kedua adalah kelainan ginjal. Misalnya adalah ada infeksi pada ginjal yang menyebabkan fungsinya menurun akut.

  • Minum Minuman Berenergi Bisa Sebabkan Gagal Ginjal, Dokter Jelaskan
  • Kasus Gagal Ginjal di Usia Muda Meningkat, Apa Saja Pemicunya?

3. Faktor di saluran ginjal

Selain itu, faktor lainnya berasal dari saluran ginjal yang berada di bawah ginjal dan mengarah ke kandung kemih.

Ina menuturkan, buah hati bisa mengalami gagal ginjal akut apabila di saluran ginjal terdapat batu ginjal, atau bawaan lahir bernama hidronefrosis atau ginjal yang membengkak karena bawaan dari bayi.

“Itu kan aliran urinnya enggak lancar. Nah itu bisa menyebabkan gangguan ginjal akut. Tapi kalau prosesnya itu terjadi secara lama, ya itu akhirnya menyebabkan kronik,” ujar dia.

4. Faktor makanan, minuman, dan obat-obatan

Ina menjelaskan, makanan, minuman, atau obat-obatan yang beracun untuk ginjal, bisa menyebabkan fungsi ginjal menurun.

Namun, hal ini bergantung pada seberapa beracunnya zat yang terkandung. Misalnya adalah minuman-minuman manis yang saat ini marak beredar.

“Kita enggak tahu gulanya itu apa. Apakah gula alami atau memang gula aspartam, atau pemanis-pemanis lain, atau pemanis yang seharusnya bukan buat diminum tapi buat pabrik,” kata dia.

Ketika anak mengalami gagal ginjal akut, cuci darah harus dilakukan. Namun, apabila dokter mengatakan bahwa kondisinya masih ringan dan sedang, cukup dengan obat-obatan pun bisa disembuhkan.

Selasa, 07 Oktober 2025

8 Cara Pertolongan Pertama Sakit Maag pada Anak yang Wajib Orang Tua Ketahui

8 Cara Pertolongan Pertama Sakit Maag pada Anak yang Wajib Orang Tua Ketahui

D'moneyTalk Pertolongan pertama sakit maag pada anak penting diketahui agar orang tua dapat membantu si kecil merasa lebih nyaman.

Dengan langkah sederhana yang tepat, gejala sakit maag pada anak bisa lebih cepat teratasi. Risiko komplikasi pun dapat diminimalisir sehingga anak kembali lebih ceria.

Selain orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami sakit maag akibat fungsi saluran pencernaan yang terganggu, pola makan tidak teratur, atau konsumsi makanan tertentu.

Dilansir dari laman Alodokter, berikut ini delapan cara pertolongan pertama sakit maag pada anak yang dapat dilakukan oleh orang tua atau pengasuh.

1. Posisikan Anak dalam Keadaan Nyaman

Saat anak mengeluh sakit maag, mintalah ia duduk tegak atau berbaring dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan untuk membantu mengurangi tekanan di area perut.

Posisi ini juga mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan sehingga rasa perih atau mual akibat maag bisa berkurang dengan cepat.

Dengan posisi yang tepat, anak dapat beristirahat lebih lega dan tubuh lebih rileks, mendukung proses penyembuhan dan mengurangi gejala sakit maag yang muncul.

Posisi nyaman termasuk pertolongan pertama yang efektif untuk meredakan nyeri ulu hati sekaligus mengurangi ketidaknyamanan akibat sakit maag pada anak.

2. Longgarkan Pakaian yang Dikenakan Anak

Jika anak memakai pakaian atau celana ketat di perut, longgarkan atau ganti dengan pakaian yang longgar agar tekanan pada lambung berkurang.

Pakaian longgar memungkinkan anak bernapas lebih lega, mendukung sirkulasi dan membuat organ pencernaan lebih nyaman sehingga gejala maag bisa lebih cepat reda.

Tekanan dari pakaian sempit bisa memperburuk ketidaknyamanan sehingga memilih pakaian yang nyaman adalah langkah sederhana tapi efektif sebagai pertolongan pertama sakit maag.

Penggunaan pakaian longgar termasuk salah satu cara mudah meredakan nyeri perut pada anak akibat sakit maag.

3. Berikan Air Putih Sedikit Demi Sedikit

Memberikan air putih sedikit demi sedikit menggunakan sendok dapat membantu mengencerkan asam lambung sekaligus mengurangi iritasi di lambung serta tenggorokan.

Hindari memberi air terlalu banyak sekaligus karena dapat memperburuk gejala seperti mual atau perut kembung pada anak yang mengalami sakit maag.

Air putih juga menjaga hidrasi tubuh. Selain itu, bisa mendukung pemulihan lambung, membantu anak merasa lebih nyaman, dan mencegah gejala menjadi lebih parah.

Hidrasi dengan air putih termasuk langkah sederhana namun efektif sebagai pertolongan pertama sakit maag pada anak.

4. Berikan Teh Hangat Dicampur Madu

Teh hangat yang dicampur madu bisa menenangkan lambung sekaligus memberikan rasa nyaman di tenggorokan anak yang sedang mengalami sakit maag.

Pastikan teh tidak terlalu panas agar tidak melukai tenggorokan. Hindari pemberian madu pada anak di bawah 1 tahun atau jika memiliki riwayat alergi madu.

Minuman ini membantu mengurangi mual dan rasa tidak nyaman akibat asam lambung yang naik sehingga anak bisa merasa lebih rileks.

5. Berikan Makanan Ringan yang Mudah Dicerna

Makanan ringan seperti bubur nasi, biskuit polos, oatmeal, atau roti tawar mudah dicerna oleh lambung sehingga membantu meredakan sakit maag pada anak.

Berikan dalam porsi kecil untuk menghindari kerja berlebihan lambung yang bisa memperparah gejala. Orang tua juga perlu menghindari makanan yang terlalu berminyak atau pedas.

Memberi makanan yang tepat mendukung proses pemulihan lambung, membuat anak merasa lebih nyaman, bahkan mencegah gejala sakit maag bertambah parah.

6. Oleskan Minyak Esensial pada Perut Anak

Mengoleskan minyak telon atau minyak kayu putih di perut anak lalu pijat perlahan bisa memberikan sensasi hangat yang meredakan nyeri pada perut.

Pastikan anak tidak alergi terhadap minyak tersebut dan hindari penggunaan berlebihan pada kulit sensitif untuk mencegah iritasi atau reaksi kulit lainnya.

Pijatan ringan membantu sirkulasi dan membuat perut anak lebih nyaman sehingga gejala maag lebih cepat berkurang.

7. Tenangkan Anak

Ketika sakit maag, anak bisa merasa cemas, takut, atau rewel, dan stres justru memperparah gejala maag yang dialami.

Orang tua dapat menenangkan si kecil dengan memeluknya, mengajak bernapas perlahan, atau berbicara dengan lembut agar anak merasa nyaman.

Lingkungan tenang membantu menurunkan kecemasan dan meredakan gejala maag, mendukung proses pemulihan serta membuat anak lebih rileks.

Dilansir dari laman Halodoc, menenangkan anak adalah langkah penting agar gejala sakit maag tidak bertambah parah.

8. Hindari Memberikan Obat Tanpa Resep Dokter

Memberikan obat maag tanpa resep dokter dapat berisiko dan tidak selalu sesuai dengan kondisi anak sehingga sebaiknya dihindari.

Beberapa obat dapat memiliki efek samping atau kontraindikasi sehingga konsultasi dengan tenaga medis lebih aman sebelum pemberian obat apa pun.

Dokter akan menyesuaikan dosis dan jenis obat yang tepat sesuai usia, berat badan, dan kondisi anak sehingga gejala sakit maag bisa ditangani dengan aman.

Orang tua perlu menghindari pemberian obat tanpa resep dokter karena pertolongan pertama yang aman dapat dilakukan dengan langkah sederhana seperti posisi, makanan, dan hidrasi.

Sakit maag pada anak membutuhkan perhatian dan langkah pertolongan pertama yang tepat agar gejala cepat reda.

Posisi nyaman, pakaian longgar, hidrasi, makanan ringan, pijatan, serta menenangkan anak adalah langkah efektif yang aman dilakukan di rumah.

Hindari memberikan obat tanpa resep dokter agar anak terhindar dari risiko efek samping sekaligus komplikasi yang tidak diinginkan.

Jika gejala tidak membaik atau sering kambuh, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang profesional.

Kamis, 02 Oktober 2025

Kenali Penyebab & Gejala Epilepsi dan Cara Pencegahannya

Kenali Penyebab & Gejala Epilepsi dan Cara Pencegahannya

D'moneyTalk, JAKARTA - Epilepsi seringkali disalahpahami dan dikelilingi oleh banyak mitos. Banyak yang mengira ini adalah penyakit menular atau bahkan gangguan jiwa.

Padahal, epilepsi adalah kondisi neurologis yang cukup umum, terkait dengan aktivitas listrik di dalam otak, dan sama sekali tidak menular.

Memahami apa itu epilepsi, apa saja gejalanya, dan bagaimana cara mengurangi risikonya adalah langkah penting untuk menghilangkan stigma dan memberikan pertolongan yang tepat.

Epilepsi adalah kondisi kronis di mana sel-sel saraf otak secara berulang menghasilkan lonjakan listrik abnormal, yang kemudian memicu kejang.

Kejang adalah manifestasi klinis dari lonjakan listrik tersebut yang bisa terlihat sebagai kontraksi tubuh, hilangnya kesadaran, sensasi aneh, atau kombinasi dari berbagai gejala.

Diagnosis epilepsi biasanya ditegakkan jika seseorang mengalami dua atau lebih kejang tanpa penyebab yang jelas atau pemicu sementara.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa sekitar 50 juta orang di dunia hidup dengan epilepsy. Sekitar 70% penderita epilepsi bisa dikendalikan dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Penyebab Epilepsi

Penyebab epilepsi bisa sangat beragam, dan seringkali sulit untuk ditentukan. Namun, beberapa faktor yang diketahui dapat memicunya antara lain:

  • Faktor Genetik: Riwayat epilepsi dalam keluarga dapat meningkatkan risiko.
  • Cedera Kepala Berat: Kecelakaan lalu lintas atau cedera lain yang menyebabkan trauma pada otak.
  • Masalah Pembuluh Darah Otak: Stroke adalah penyebab utama epilepsi pada orang dewasa di atas 35 tahun.
  • Infeksi Otak: Meningitis atau ensefalitis dapat meninggalkan "bekas luka" di otak yang memicu kejang.
  • Tumor Otak: Pertumbuhan tumor dapat mengganggu aktivitas normal sel-sel otak.
  • Masalah Perkembangan: Kondisi seperti autisme atau gangguan perkembangan lainnya terkadang terkait dengan epilepsi.
  • Cedera Sebelum Lahir: Kekurangan oksigen, infeksi, atau gizi buruk pada ibu selama kehamilan.

Apa Saja Gejala Epilepsi

Gejala kejang bisa sangat bervariasi tergantung jenis dan bagian otak yang terkena. Berikut beberapa gejala umum dan yang mungkin terjadi:

  • Kehilangan kesadaran atau bingung sesaat
  • Gerakan otot tak terkendali: kejang, kaku, menggeliat
  • Produksi air liur berlebihan atau busa di mulut
  • Gigi menggigit lidah
  • Gerakan mata cepat atau tak terkendali
  • Perasaan aneh sebelum kejang (aura): misalnya rasa takut mendadak, pusing, suara atau cahaya aneh
  • Perubahan sensasi atau persepsi: kesemutan, bau aneh, kilatan cahaya
  • Bunyi tak biasa seperti teriak, mendengus
  • Hilangnya kendali kandung kemih atau usus dalam kejang berat
  • Setelah kejang: kebingungan, kelelahan, sakit kepala atau nyeri otot

Cara Mencegah & Mengelola Epilepsi

Meskipun tidak semua kasus epilepsi dapat dicegah, ada langkah-langkah yang bisa membantu mengurangi risiko kejang atau episode kambuhan:

1. Patuhi pengobatan antikejang
Mengonsumsi obat antiepilepsi secara teratur sesuai anjuran dokter adalah fondasi pengendalian kejang.

2. Kelola pemicu (trigger) kejang
Misalnya jaga jam tidur yang teratur, hindari stres berlebihan, batasi alkohol, dan hindari paparan cahaya berkedip jika Anda sensitif.

3. Diet khusus atau pola makan
Beberapa orang merespons baik terhadap diet ketogenik atau diet tinggi lemak sehat & protein sebagai bagian dari manajemen kejang.

4. Pemeriksaan & pengawasan medis teratur
Pemeriksaan EEG, MRI, dan pemantauan kondisi otak bisa membantu dokter menyesuaikan terapi.

5. Gaya hidup sehat
* Tidur cukup dan kualitas tidur baik
• Hindari konsumsi alkohol dalam jumlah besar
• Kendalikan stres (misalnya melalui meditasi, olahraga ringan)
• Jaga kesehatan umum seperti kontrol tekanan darah, gula darah, serta menghindari cedera kepala

6. Pertimbangkan intervensi khusus jika diperlukan
Pada kasus epilepsi yang sulit dikendalikan, dokter mungkin merekomendasikan operasi otak, stimulasi saraf (seperti vagus nerve stimulation), atau metode lain.

7. Edukasi & cadangan keselamatan
Pahami pertolongan kejang (misalnya jangan memasukkan benda ke mulut penderitanya, posisikan agar aman) dan memiliki rencana jika kejang berkepanjangan (>5 menit) yang bisa menjadi kondisi darurat (status epileptikus)

Cara Membantu Saat Seseorang Mengalami Kejang

  • Mengetahui pertolongan pertama yang benar bisa sangat membantu dan bahkan menyelamatkan nyawa.
  • Tetap tenang dan jangan panik.
  • Jauhkan orang tersebut dari benda-benda berbahaya di sekitarnya.
  • Longgarkan pakaian yang ketat di sekitar lehernya.
  • Setelah kejang berhenti, miringkan tubuhnya dengan lembut untuk membantu pernapasan.
  • Temani orang tersebut sampai ia benar-benar sadar.

Yang Tidak Boleh Dilakukan:

  • Jangan menahan gerakan tubuhnya dengan paksa.
  • Jangan sekali-kali memasukkan benda apapun ke dalam mulutnya. Ini adalah mitos berbahaya yang bisa menyebabkan cedera gigi atau rahang.
  • Jangan mencoba memberinya minum atau makan sampai ia sadar sepenuhnya.

Rabu, 01 Oktober 2025

Waspada Kanker Kulit: Kenali Penyebab, Gejala, dan 3 Jenis Utama

Waspada Kanker Kulit: Kenali Penyebab, Gejala, dan 3 Jenis Utama
Featured Image

Pengertian dan Penyebab Kanker Kulit

Kanker kulit adalah jenis kanker yang terjadi ketika sel-sel kulit tumbuh secara tidak terkendali akibat kerusakan DNA. Proses ini biasanya dipicu oleh paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari atau sumber buatan seperti tanning bed. Kondisi ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh, tetapi paling sering ditemukan pada area yang sering terpapar sinar matahari, seperti wajah, leher, lengan, dan tangan. Gejalanya bisa berupa benjolan, bercak, atau tahi lalat dengan bentuk dan ukuran yang tidak normal.

Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko Kanker Kulit

Kanker kulit terjadi karena adanya perubahan atau mutasi genetik pada sel-sel kulit. Meski penyebab pastinya belum sepenuhnya diketahui, kondisi ini diduga berkaitan dengan paparan sinar matahari berlebihan. Radiasi UV dari matahari dapat merusak kulit dan memicu pertumbuhan sel yang tidak normal, sehingga berpotensi berkembang menjadi kanker.

Selain paparan sinar matahari, ada beberapa faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker kulit. Contohnya, riwayat keluarga atau pribadi dengan kanker kulit, kulit yang lebih putih karena jumlah melanin yang lebih sedikit, daya tahan tubuh yang lemah, seperti pada penderita HIV/AIDS atau pengguna obat imunosupresif, serta adanya kondisi solar keratosis yang disebabkan oleh paparan sinar matahari.

Faktor eksternal lain yang memengaruhi risiko kanker kulit termasuk paparan sinar matahari berlebihan, terutama pada orang yang jarang menggunakan tabir surya atau tinggal di daerah tropis maupun dataran tinggi. Pasien eksim atopik yang menjalani pengobatan radioterapi juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker kulit. Selain itu, paparan bahan kimia tertentu seperti arsenik juga dapat menjadi pemicu.

Gejala Umum dan Jenis-Jenis Kanker Kulit

Gejala kanker kulit umumnya muncul pada area tubuh yang sering terpapar sinar matahari, meskipun tidak menutup kemungkinan kanker juga berkembang di bagian lain, seperti telapak tangan, kaki, atau area kelamin. Tanda-tandanya berbeda tergantung pada jenis kanker kulit yang dialami.

  1. Karsinoma Sel Basal
    Kondisi ini biasanya ditandai dengan benjolan lunak berkilau pada kulit atau lesi datar berwarna gelap hingga cokelat kemerahan. Kanker ini berkembang dari sel basal yang berada di lapisan bawah epidermis. Penyebab utamanya biasanya terkait dengan paparan sinar UV, baik dari matahari maupun dari penggunaan tanning bed.

  2. Karsinoma Sel Skuamosa
    Jenis ini muncul dalam bentuk lesi datar bersisik mirip kerak, yang dapat menimbulkan rasa gatal, berdarah, atau berubah menjadi kerak. Kanker ini berasal dari sel skuamosa yang menyusun lapisan tengah hingga luar kulit. Selain paparan sinar UV, kondisi ini juga dapat dipicu oleh luka bakar, luka yang berlangsung lama, atau paparan zat kimia tertentu.

  3. Kanker Kulit Melanoma
    Kondisi ini sering terlihat sebagai bercak atau benjolan berwarna cokelat yang menyerupai tahi lalat, tetapi memiliki bentuk yang tidak beraturan. Jenis kanker kulit ini merupakan yang paling berbahaya karena berasal dari melanosit, yaitu sel penghasil pigmen melanin. Kanker ini dapat dipicu oleh paparan UV, faktor genetik, serta riwayat keluarga yang pernah menderita melanoma.

Upaya Pengobatan untuk Penderita Kanker Kulit

Pengobatan kanker kulit umumnya disesuaikan dengan tahapan stadium penyakit. Pada tahap awal, dokter dapat menggunakan krim atau krioterapi dengan nitrogen cair untuk menghancurkan sel kanker. Untuk kasus yang lebih lanjut, operasi menjadi pilihan utama, dengan mengangkat jaringan kanker beserta kulit sehat di sekitarnya, atau melalui operasi Mohs yang memeriksa lapisan kulit secara detail.

Jika operasi tidak memungkinkan atau kanker sudah menyebar luas, radioterapi dan kemoterapi dapat digunakan untuk menghancurkan sel kanker. Selain itu, terapi biologis juga bisa diberikan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar lebih efektif melawan kanker.