
Jutaan Rokok Ilegal Dibakar di Cimahi, Pengiriman dari Luar Daerah Menggunakan Truk dan Mobil


Baca beritanya dalam bahasa Inggris
Polisi di Bali rencananya akan memanggil tiga warga Australia terkait kematian seorang pria berusia 23 tahun asal Queensland, yang jenazahnya ditemukan di kolam renang sebuah villa di Bali.
Ibu dari anaknya mengira ada tindakan kriminal di balik kematian putranya.
Berdasarkan laporan polisi, mereka ingin berbicara dengan tiga individu yang mengenal Byron James Dumschat sebelum ia meninggal.
Byron adalah seorang karyawan yang bekerja dengan sistem 'fly-in fly-out' dari Noosa, wilayah Queensland.
Dokumen yang dilihat oleh ABC menunjukkan bahwa kepolisian Bali berencana mengajukan permohonan kepada Kepolisian Federal Australia (AFP) agar ketiga warga Australia tersebut, yang telah meninggalkan Indonesia, diserahkan.
Byron meninggal di The Grove Bumbak, wilayah Seminyak, tempat ia menginap bersama seorang teman pada 26 Mei 2025.
Meskipun ibunya, Chantal Haddow, dan keluarganya mengetahui kematian Byron segera setelah jenazahnya ditemukan, pihak berwajib di Bali baru menerima laporan mengenai kematian tersebut empat hari setelahnya.
"Mereka mengatakan dia tenggelam di kolam renang ... dan tidak ada indikasi tindakan kriminal," ujar Chantal.
Ini terasa seperti belum bangun dari mimpi buruk.
Hasil pemeriksaan forensik di Bali menunjukkan bahwa terdapat kandungan alkohol yang tinggi dalam tubuh Byron, ditambah dengan penggunaan obat antidepresan.
Laporan tersebut juga membenarkan adanya lebam di dahi sebelah kiri, kelopak mata kanan, dan lutut kanan Byron "karena cedera akibat benda tumpul."
Laporan tersebut menyebutkan adanya memar dan cedera pada tubuhnya "yang tidak mengancam nyawa", tetapi jika dikaitkan dengan konsumsi alkohol dan obat antidepresan "dapat memperparah" kondisi Byron.
Buku laporan kepolisian Bali menyatakan bahwa polisi berkeinginan untuk berkomunikasi dengan teman Byron serta dua perempuan yang berada di villa miliknya sebelum ia meninggal.
Mereka berharap bisa mengetahui momen-momen terakhirnya.
Seorang pengacara dari keluarga Haddow, yang berbicara di Bali pada hari Rabu lalu, meragukan mengapa tiga warga Australia tersebut bisa pergi dari Indonesia tanpa berkomunikasi dengan pihak kepolisian.
"Karena alasan yang tidak dijelaskan secara rinci, polisi memperbolehkan ketiganya pergi dari Bali tanpa pemeriksaan dan tanpa memberikan penjelasan apa pun mengenai kejadian yang menyebabkan kematian Byron," kata Ni Luh Sari, dari Kantor Hukum Malekat Hukum International.
Polisi mengatakan mereka memerlukan bantuan dari konsulat Australia untuk mendapatkan keterangan dari ketiga saksi tersebut. Namun, sangat mengkhawatirkan, hingga saat ini konsulat belum memberikan respons apa pun.
Tim hukum juga mencatat adanya memar, perdarahan, dan cedera kepala yang menimbulkan kekhawatiran serius mengenai penyebab kematian Byron.
Mereka tidak konsisten dengan penjelasan sederhana bahwa ia hanya ditemukan di kolam renang.
Keluarga Haddow menyampaikan kepada ABC bahwa mereka tidak puas dengan penanganan kasus ini oleh polisi Bali, dan menginginkan polisi melakukan penyelidikan terhadap transaksi keuangan sebelum kematian, serta memeriksa rekaman CCTV dari malam kematian secara forensik.
Mereka menyebutkan bahwa Pengadilan Koroner Queensland sedang melakukan penyelidikan dengan dukungan dari kepolisian Queensland.
Badan kepolisian federal Australia tidak memberikan pernyataan kepada ABC.
Chantal menyebutkan bahwa jenazah putranya tiba di Australia sekitar sebulan setelah kematiannya, yaitu pada 18 Juni.
Beberapa hari setelahnya, ia akhirnya mengetahui bahwa jantung putranya telah diambil, meskipun ia telah meminta seluruh tubuh anaknya dikembalikan untuk proses pemakaman.
Jantung itu tiba di Australia pada pertengahan Agustus, namun keterlambatan dalam pemeriksaan membuatnya belum menerima konfirmasi bahwa organ tersebut benar-benar milik anaknya.
"Ketika saya mengetahui dia dikembalikan tanpa jantungnya, saya benar-benar kaget," ujar Chantal.
Saya bahkan tidak tahu cara menghadapinya.
Konsultan hukum keluarga menyebutkan bahwa mereka dikenakan biaya sebesar AU$700 untuk pengembalian jantung tersebut.
Ketua Ikatan Dokter Bali, Dr. Made Sudarmaja, menyatakan bahwa otopsi dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Byron bekerja di tambang Darwin di sebuah pabrik dengan tugas sebagai pengoperasi alat angkut, dan sering melakukan perjalanan bolak-balik antara Darwin untuk bekerja.
Chantal menyebutkan bahwa Byron bekerja selama dua minggu, lalu mengambil libur satu minggu dengan menghabiskan waktu di rumah mereka di Cooroy.
Chantal menyebutkan bahwa putranya memiliki "hati yang mulia."
"Ia penuh semangat, selalu gembira, selalu tersenyum, dan selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan," katanya.
Ia sangat ramah, sangat dermawan, benar-benar anak yang sangat baik.
Ia juga meninggalkan seorang kakak laki-laki yang berusia 19 tahun dan seorang adik perempuan yang berusia 14 tahun.
Ni Luh Sari menyebutkan bahwa keluarga Haddow "mengalami pelanggaran hak sebagai anggota keluarga dekat."
"Mereka berhak mengetahui fakta, menerima penjelasan yang tulus, serta agar anak mereka diperlakukan dengan penuh kehormatan dan martabat," ujarnya.
Kejadian ini memicu pertanyaan mendalam mengenai praktik medis di Bali.
Klien kami akan terus berjuang demi keadilan hingga seluruh kebenaran terungkap ... kami mengharapkan Polisi Badung untuk melakukan penyelidikan secara transparan, profesional, dan mandiri.
Chantal menyebutkan bahwa keluarganya memerlukan penyelesaian.
"Ku tidak bisa menghentikan pikiranku tentang hal itu," ujar Chantal.
Ia adalah seorang pria berusia 23 tahun yang dalam kondisi fisik yang baik dan sehat, ia merupakan atlet renang yang tangguh dan besar di lingkungan kolam renang di halaman belakang serta sering pergi memancing di air yang dalam.
"Tidak mungkin dia tenggelam."
Diproduksi oleh Erwin Renaldi darilaporan dalam bahasa Inggris
RUBLIK DEPOK– Peristiwa pembunuhan yang menimpa Kepala Cabang Bank BUMN Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta, terus menjadi perhatian masyarakat. Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa seorang pengusaha bernama Dwi Hartono diduga sebagai otak dari tindakan penculikan dan pembunuhan tersebut. Penangkapan Dwi Hartono bersama beberapa tersangka lainnya mengungkapkan informasi baru mengenai latar belakang hidupnya.
Dwi Hartono bersama dua tersangka lainnya, YJ dan AA, ditangkap oleh tim gabungan Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025) malam. Penangkapan berjalan lancar tanpa ada perlawanan. Keesokan harinya, seorang tersangka lain dengan inisial C berhasil ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Sebelumnya, polisi juga telah lebih dahulu menangkap empat tersangka lainnya, yaitu AT, RS, RAH, dan RW. Tiga orang di antaranya ditahan di Johar Baru, Jakarta Pusat, sedangkan satu tersangka ditangkap di bandara wilayah Nusa Tenggara Timur.
Dwi Hartono, lahir di Lahat, Sumatera Selatan pada tanggal 6 Oktober 1985, dikenal sebagai seorang pengusaha. Ia terlibat dalam berbagai sektor, mulai dari properti, perkebunan, perdagangan, pendidikan, hingga bisnis pakaian dan produk perawatan kulit. Sejak kecil, Hartono sudah terbiasa dengan dunia wirausaha. Saat menempuh studi perguruan tinggi, ia memulai usaha kecil-kecilan seperti warnet, penyewaan PlayStation, kafe, hingga warung makan. Namanya juga tercatat sebagai pendiri platformGuruku.com.
Selain menjalani bisnis, Dwi Hartono juga berperan sebagai motivator. Ia aktif membagikan tips bisnis dan semangat melalui saluran YouTube, TikTok, dan Instagram pribadinya. Konten yang ia unggah banyak diminati oleh kalangan muda yang tertarik pada dunia wirausaha. Namanya semakin dikenal setelah pernah tampil bersama pengacara ternama Hotman Paris.
Dalam pemeriksaan oleh pihak kepolisian, diketahui bahwa Dwi Hartono memiliki lebih dari 20 unit ponsel. Jumlah telepon genggam yang besar ini menimbulkan dugaan kuat bahwa ia sering menggunakan perangkat berbeda untuk keperluan bisnis dan komunikasi pribadi.
Aspek lain dari sosok Dwi Hartono juga sempat menarik perhatian masyarakat ketika ia memberikan beasiswa kepada seorang korban pemerkosaan di Lampung Utara. Melalui yayasan yang didirikannya, Hartono berjanji memberikan dukungan pendidikan hingga tingkat S2. Tindakan ini mendapat apresiasi positif dan memperkuat citranya sebagai seorang pengusaha yang dermawan.
Kediaman mewah Dwi Hartono berada di kawasan Kota Wisata, Gunungputri, Kabupaten Bogor. Rumah yang memiliki desain modern dengan pagar emas kini tampak sepi dan kosong. Berdasarkan informasi dari petugas keamanan setempat, rumah tersebut sudah lama ditinggalkan, meskipun tidak diketahui secara pasti kapan mulai ditinggalkan.
Peristiwa pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta menambah daftar panjang tindak kejahatan yang melibatkan kalangan pengusaha. Petugas kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif utama dari kasus penculikan dan pembunuhan ini. Masyarakat menantikan perkembangan lebih lanjut mengenai kemungkinan adanya tersangka tambahan serta latar belakang bisnis yang mungkin terkait dengan peristiwa tersebut.
RUBLIK DEPOK – Nama Dwi Hartono atau dikenal dengan akun Instagram @klanhartono mendadak jadi sorotan publik setelah disebut-sebut sebagai salah satu dalang dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) BRI Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta (37). Imbasnya, akun media sosial miliknya langsung dibanjiri hujatan warganet.
Pantauan pada Senin malam (25/8/2025), ribuan komentar bernada marah memenuhi unggahan Dwi Hartono. Banyak netizen tidak percaya sosok yang selama ini tampil perlente sebagai motivator dan pengusaha sukses, ternyata diduga menjadi otak dari kasus kejahatan yang kejam.
Salah satu unggahan yang paling ramai disorot adalah video saat Dwi bermain biliar, diposting pada 13 Agustus lalu. Dalam video tersebut ia menulis keterangan, “Siapa yang berani melawan?” hanya sepekan sebelum peristiwa penculikan Ilham terjadi.
Komentar netizen pun beragam. Ada yang menuliskan, “Dulu sok motivator, sekarang malah jadi otak pembunuhan.” Ada juga yang menyindir dengan kalimat, “Salam hangat dari sel Nusakambangan.”
Sebelum kasus ini mencuat, Dwi Hartono dikenal sebagai sosok berkelas dengan gaya hidup mewah. Ia sempat mengunggah pencapaian pribadinya diterima sebagai mahasiswa S-2 MBA Universitas Gadjah Mada (UGM) pada akhir 2024.
Pria kelahiran Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi ini juga mendirikan beberapa perusahaan, antara lain PT Hartono Mandiri Makmur dan PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (DAI) yang menaungi platform Guruku.com.
Platform tersebut bergerak di bidang pendidikan nonformal, termasuk pelatihan bisnis untuk pelaku UMKM. Sementara PT Hartono Mandiri Makmur bergerak di sektor pengembangan perangkat lunak. Kedua perusahaan itu diketahui berbasis di rumah pribadinya di kawasan Kota Wisata, Gunung Putri, Bogor.
Peristiwa ini bermula pada Rabu (20/8/2025), ketika Ilham Pradipta diculik di area parkir Kantor Pusat PT Lotte Mart Indonesia, Ciracas, Jakarta Timur. Saksi menyebut korban dibawa paksa oleh beberapa orang tak dikenal.
Keesokan harinya, Kamis (21/8), tubuh Ilham ditemukan dalam kondisi mengenaskan di Bekasi. Tangannya terikat, kaki dililit, dan matanya tertutup lakban. Publik pun terkejut karena korban dikenal sebagai pejabat bank yang ramah, berprestasi, dan tidak memiliki catatan buruk.
Penyidik bergerak cepat. Empat terduga pelaku lebih dulu ditangkap. Kemudian, pada Sabtu malam (23/8), polisi menangkap Dwi Hartono bersama tiga orang lainnya berinisial C, YJ, dan AA di Solo, Jawa Tengah. Sehari berikutnya, tersangka lain berinisial C juga berhasil diamankan di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK).
Dengan penangkapan itu, total delapan orang tersangka kini sudah ditahan terkait kasus pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih. Namun hingga kini, Polda Metro Jaya belum menggelar konferensi pers resmi untuk menjelaskan peran masing-masing pelaku dan motif utama pembunuhan tersebut.
Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, bahkan mendesak agar polisi segera membuka keterangan resmi ke publik, mengingat kasus ini sudah menyedot perhatian luas dan menimbulkan banyak spekulasi.
PR JABAR – Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta, masih menjadi perhatian publik. Nama seorang pengusaha sekaligus motivator, Dwi Hartono (DH), muncul sebagai sosok yang diduga menjadi otak di balik aksi keji tersebut. Ia ditangkap bersama sejumlah tersangka lain oleh aparat kepolisian setelah sempat buron beberapa hari.
Peristiwa ini menghebohkan lantaran korban sebelumnya terekam kamera CCTV saat diculik di parkiran sebuah supermarket kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tak lama setelah itu, jasad Ilham ditemukan dalam kondisi tragis di persawahan wilayah Kabupaten Bekasi dengan mata dan kaki terikat lakban.
Berikut enam fakta tentang Dwi Hartono yang terungkap usai penangkapannya.
Dwi Hartono ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025) malam bersama dua orang rekannya berinisial YJ dan AA. Penangkapan dilakukan tim gabungan Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak sekitar pukul 20.15 WIB.
Selain DH, polisi juga membekuk pelaku lain berinisial C di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Sebelumnya, empat orang pelaku penculikan juga ditangkap di lokasi berbeda, termasuk Johar Baru, Jakarta Pusat, dan bandara di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sejak muda, Dwi Hartono sudah menekuni dunia bisnis. Lahir di Lahat, Sumatera Selatan, pada 6 Oktober 1985, ia merintis usaha dari membuka warung internet (warnet), rental game, coffee shop, hingga warteg. Seiring waktu, bisnisnya merambah ke properti, perkebunan, e-commerce, hingga skin care.
Ia juga mendirikan platform Guruku.com yang bergerak di bidang pendidikan. Sosoknya aktif di media sosial dengan akun Klan Hartono, baik di Instagram, TikTok, maupun YouTube.
Selain dikenal sebagai pengusaha, Dwi juga kerap tampil sebagai motivator. Konten YouTube miliknya berisi tips bisnis, pengembangan diri, dan motivasi untuk kalangan muda. Kehadirannya di dunia maya sempat membuatnya populer di kalangan wirausahawan muda.
Saat interogasi, polisi menemukan fakta mengejutkan: Dwi Hartono ternyata memiliki lebih dari 20 unit ponsel. Temuan ini menimbulkan dugaan bahwa perangkat tersebut digunakan untuk berbagai aktivitas bisnis maupun komunikasi dengan jaringan tertentu.
Nama Dwi Hartono sempat dikenal luas ketika bersama pengacara Hotman Paris memberikan dukungan moril dan materil berupa beasiswa kepada seorang siswi SMP korban rudapaksa di Lampung Utara. Saat itu, ia berjanji membiayai pendidikan korban hingga jenjang S1 bahkan S2. Aksi sosial ini sebelumnya menuai apresiasi publik dan membuat citranya dikenal sebagai pengusaha dermawan.
Dwi Hartono dikabarkan memiliki kediaman mewah di kawasan Kota Wisata, Gunungputri, Kabupaten Bogor. Rumah bergaya megah bercat putih dengan pagar emas tinggi tersebut disebut sudah lama kosong. Petugas keamanan perumahan menyatakan tidak mengetahui pasti sejak kapan bangunan itu tidak berpenghuni.
Hingga kini, kepolisian masih mendalami motif dan peran masing-masing tersangka dalam kasus ini. Dugaan sementara, aksi penculikan dan pembunuhan dilakukan secara terencana dengan keterlibatan beberapa orang. Publik menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap alasan di balik pembunuhan Kacab Bank BUMN tersebut.
D'moneyTalkSeorang suami di Inggris membongkar perselingkuhan istrinya melalui kamera CCTV yang dipasang untuk memantau anak mereka di rumah.
Perselingkuhan tersebut terungkap saat pria itu mendengar suara mencurigakan dari aplikasi CCTV yang terhubung ke ponselnya saat ia sedang bekerja.
Lebih mengejutkan lagi, selingkuhan sang istri ternyata adalah rekan kerja suami sendiri, yang selama ini dikenal dekat dengan keluarganya.
Dikutip dari Sanook.com Selasa (26/8/2025), peristiwa ini bermula ketika Marek Fejko, pria berusia 47 tahun asal Slovakia yang telah menetap di Inggris, sedang bekerja dan memutuskan untuk membuka aplikasi CCTV rumah yang biasa ia gunakan untuk memantau anaknya.
Kamera tersebut dipasang di kamar tidur utama, tempat anak mereka biasa berada. Namun yang terjadi justru sangat mengejutkan.
Fejko mendengar suara desahan dan percakapan yang tidak pantas dari istrinya. Istrinya memang sempat memutar arah kamera ke tembok, namun lupa mematikan fitur audio.
Akibatnya, semua suara yang berasal dari kamar tersebut tetap terdengar melalui aplikasi yang terhubung langsung ke ponsel Fejko.
Dari suara yang terekam itulah, Fejko langsung menyadari bahwa sang istri sedang berbuat serong dengan pria lain.
Tersulut amarah, Fejko langsung bergegas pulang ke rumah untuk mengonfrontasi apa yang baru saja ia saksikan dan dengarkan.
Setibanya di rumah, ia mendapati bahwa pria selingkuhan istrinya bukanlah orang asing. Ternyata, pria tersebut adalah rekan kerjanya sendiri. Situasi memanas ketika Fejko kemudian mengambil sebilah pisau dan mengancam pria tersebut yang mencoba kabur dan mengunci diri di dalam mobil.
Kejadian ini tidak berhenti di situ. Aksi Fejko yang membawa senjata tajam dan melakukan ancaman kemudian berbuntut pada proses hukum.
Dalam persidangan yang berlangsung di Inggris, Fejko mengakui bahwa dirinya bersalah atas dua tuduhan, melakukan tindakan kekerasan dan membawa senjata tajam di tempat umum tanpa alasan yang sah.
Jaksa penuntut, Tim Evans, dalam keterangannya di persidangan menyebutkan bahwa kejadian ini sangat disayangkan.
“Perselingkuhan ini sudah terjadi selama lebih dari lima bulan, dan ironisnya baru terbongkar melalui aplikasi CCTV ponsel milik Fejko,” jelas Evans.
Menurut penuturan jaksa, pasangan tersebut memang memiliki kamera pengawas di kamar mereka sebagai upaya untuk menjaga keamanan anak.
Kamera tersebut terhubung langsung ke ponsel Fejko, sehingga ia dapat melihat dan mendengar situasi di rumah kapan saja. Namun, usai Fejko berangkat kerja pada pagi itu, sang istri justru membawa pria lain ke rumah mereka.
Dalam kondisi panik, wanita tersebut memutar kamera ke arah tembok namun tidak mematikan suara. Alhasil, aktivitas perselingkuhan itu terekam secara audio dan didengar langsung oleh Fejko di tempat kerjanya.
Setelah tiba di rumah dan melihat sang selingkuhan bersembunyi di dalam mobil, Fejko langsung berteriak “Di mana dia?” sebelum mengambil pisau besar dan mengayunkannya sambil berteriak, “Akan kubunuh kau!” kepada mantan rekan kerjanya itu.
Menurut laporan tambahan, Fejko pindah dari Slovakia ke Inggris 12 tahun lalu untuk mencari kehidupan yang lebih baik setelah pernikahan pertamanya kandas.
Ia berharap pernikahan keduanya bisa menjadi awal baru yang lebih bahagia. Namun, harapan tersebut pupus seketika setelah dikhianati oleh orang terdekat.
Setelah mempertimbangkan seluruh fakta, Hakim Nicholas Barker menjatuhkan hukuman kepada Fejko berupa kerja sosial selama 18 bulan tanpa upah sebanyak 120 jam. Selain itu, ia juga dikenai perintah larangan menghubungi korban, yakni pria yang menjadi selingkuhan istrinya, selama satu tahun penuh.
(cr31/D'moneyTalk)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
D'moneyTalk - DH alias Dwi Hartono otak pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN Ilham Pradipta sempat membuat unggahan bak menantang sebelum ditangkap polisi.
Unggahan itu dibuat Dwi Hartono melalui akun Instagram @klanhartono pada 13 Agustus 2025.
Unggahan terakhir Dwi Hartono memperlihatkan dirinya sedang asyik bermain billiard bersama beberapa orang.
Melalui caption unggahan, ia bertanya apakah ada yang berani melawannya.
"Ada yang berani lawan kah?" tulisnya.
Tampak dalam unggahan video tersebut, salah satu pelaku berkacamata terekam.
Pria berkacamata itu disinyalir merupakan salah satu pelaku yang ditangkap di Solo, Jawa Tengah.
Sontak unggahan Dwi Hartono itu banyak hujatan dari warganet, tak sedikit yang memberikan label 'pembunuh' padanya.
Ditangkap Tanpa Perlawanan
Dwi Hartono dan dua pelaku lainnya ditangkap tanpa perlawanan.
Penangkapan tersebut dilakukan oleh tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak pada pukul 20.15 WIB.
Sementara pelaku lainnya, yakni pria berinisial C ditangkap di lokasi berbeda, yakni di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara pukul 15.30 WIB, Minggu (24/8/2025).
"Benar," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, dikutip TribunnewsBogor.com.
Tiga orang awal, yaitu AT, RS, RAH, ditangkap di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025).
Sementara, RW, ditangkap di bandara wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dwi Hartono atau dikenal Klan Hartono dikenal sebagai seorang pengusaha.
Dirinya memiliki akun Instagram bernama Klan Hartono, pun dengan TikTok dan Youtube.
Dalam setiap bio-nya, Hartono menuliskan profesinya sebagai pengusaha property, perkebunan, trading, pendidikan, E-Commerce, fashion dan skin care, masih dari TribunnewsBogor.com.
Merangkum berbagai sumber, Dwi Hartono lahir 6 Oktober 1985 di Lahat, Sumatra Selatan.
Ia sudah merambah ke dunia wirausaha sejak duduk di bangku kuliah.
Hartono merintis karier dari membuat warung internet (warnet), rental game online, Play Station, coffee shop, sampai warung tegal (warteg).
Ia juga merupakan Founder dan Owner dari Guruku.com.
Tak hanya itu, Dwi Hartono juga dikenal sebagai seorang motivator.
Terlihat di akun YouTube dirinya Klan Hartono, tampak di beberapa kontennya berisi soal tips dan trik termasuk untuk bisnis hingga lainnya.
Sosok Dwi Hartono Versi Kepala Desa di Rimbo Bujang Jambi
Berikut ini penuturan Joko, Kepala Desa Tirta Kencana (Mekar Kencana), Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, wilayah tempat Dwi Hartono tinggal.
Dwi Hartono alias DH, pria Asal Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo diduga otak pembunuhan Kepala Cabang BRI Cempaka Putih, ditangkap di Solo.
DH banyak beraktivitas di Pulau Jawa. Namun, dia sesekali pulang ke kampung halaman mengunjungi orang tuanya di Desa Mekar Kencana, yang dulunya bernama Desa Tirta Kencana, Unit 6, Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Kades Tirta Kencana, Joko menuturkan Dwi Hartono adalah sosok yang dermawan dan suka melakukan kegiatan sosial.
"Mas Dwi, ini dikenal orang yang dermawan, suka bergaul dan suka melakukan kegiatan sosial," ungkapnya Senin (25/8/2025) malam.
Menurutnya, Dwi tinggal di Jakarta, namun sesekali pulang ker umah orang tuanya di Unit Tindak 6, Jalan Sapat, Desa Tirta Kencana, Rimbo Bujang.
Bahkan, selama Joko menjabat kades, Dwi sudah dua kali mendatangkan artis dari ibu kota untuk menghibur warga Rimbo Bujang.
"Setiap kali ngundang artis, Mas Dwi selalu koordinasi dengan saya. Kemarin, beliau ngundang Via Vallen, " ujarnya.
Pak Kades Kaget Dwi Hartono Jadi Otak Pembunuhan
Selama ini dia mengenal Dwi. Joko tak menyangka dapat berita bahwa Dwi menjadi otak pembunuhan Kepala Cabang BRI Cempaka Putih.
"Selaku orang yang pernah kenal, saya kaget, dak menyangka. Setahu kami, dia baik. Cuma soal kehidupan dia di jakarta, saya dak tahu," ujarnya.
Perlu diketahui, Desa Tirta Kecana sudah dimekarkan. Saat ini namanya Desa Mekar Kecana, tempat orang tua Dwi Hartono tinggal.
"Dulu satu desa, sekarang sudah dimekarkan, sekarang di jabat Pj kades," imbuhnya. (Tribunnewsmaker/Tribunnews)
D'moneyTalk, MUARA TEBO - Sosok Dwi Hartono, pengusaha asal Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, ditangkap Polda Metro Jaya.
Penangkapan itu terkait kasus pembunuhan Kepala Cabang BRI Cempaka Putih, Jakarta Pusat, bernama Muhammad Ilham Pradipta (MIP, 37).
Sosok Dwi Hartono sangat terkenal di Kabupaten Tebo.
Dia merupakan satu di antara orang sukses yang berasal dari Rimbo Bujang.
Ada delapan orang yang ditangkap terkait penculikan dan pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih.
Empat inisiator pelaku penculikan dan pembunuhan kepala bank BUMN itu antara lain, berinisial DH (Dwi Hartono), YJ, dan AA yang ditangkap di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (23/8) malam.
Kemudian C ditangkap pada Minggu (24/8) sore di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Empat orang lainnya, telah ditangkap lebih dahulu.
Populer di Tebo Jambi
Di Tebo, terutama Rimbo Bujang, nama Dwi Hartono sangat terkenal dan orang-orang mengetahuinya.
Rimbo Bujang merupakan kecamatan yang paling maju di Kabupaten Tebo.
Ibu kota Rimbo Bujang berada di Unit 2 Wirotho Agung.
Dengan jumah penduduk paling tinggi, dan tingkat pendidikan yang tinggi pula.
Rimbo Bujang menjadi tempat percontohan eks lokasi transmigrasi yang berhasil.
Transmigrasi dari Jawa datang pertama di Rimbo Bujang pada 9 Desember 1975 pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
2 Miliar Pertama
Tribun Jambi pernah melakukan wawancara dengan sosok Dwi Hartono empat tahun lalu, pada 2021.
Kala itu, dia bercerita sempat mengalami kebangkrutan.Pada 2012, Dwi Hartono sempat mengalami kebangkrutan dan meninggalkan utang miliaran rupiah.
"Sembilan tahun yang lalu saya tak punya apa-apa. Tidak punya rumah, mobil bahkan usaha," kata Dwi Hartono beberapa waktu lalu.
Dia harus putar otak untuk membayar hutang miliaran.
"Dari situ kita dipaksakan harus berpikir segara bangkit," kata Dwi via telepon seluler.
Dia menuturkan sempat mendapat dukungan modal sama orang tua walaupun tidak banyak.
Tapi, itu tidak membuatnya maju dan berkembang, karena malah cenderung manja.
Dwi Hartono pertama kali buka usaha ramai-ramai.
Dia juga pernah membuka PS 2 di Semarang.
Kemudian pernah membuka warteg, lesehan penyet lele penyet, ayam penyet.
"Pokoknya yang penyet-penyet" kata Dwi Hartono.
Ketika usahanya bangkrut sekitar 2012, orang tua lepas tangan.
Dari situlah dia berpikir harus maju walaupun tanpa modal.
"Kebanyakan orang menganggap tanpa modal tidak bisa jalan, salah itu mas, modal itu nomor sekian niat nya yang paling penting" ujarnya.
Kemudian Dwi Hartono pernah menggarap proyek reklamasi.
Keuntungannya hanya Rp2.000, tapi ketika dikalikan sekian kubik, jumlahnya lumayan juga.
"1 juta kubik kali 2, dua miliar" kata Dwi Hartono.
Dua juga menjelaskan dari situlah bisa melunasi utang-utangnya saat itu.
Dwi Hartono mengatakan apabila kalau ingin sukses yang diperhatikan dua hal.
"Hari ini kita belajar apa dan bergaul dengan siapa, sukses atau tidaknya, tergantung kita.
Apa yang kita pelajari dan bergaul dengan siapa, karena apa pun yang kita pelajari menentukan jalan kita, menentukan apa yang kita raih," ujar Dwi Hartono.
Dia juga bilang, dengan siapa bergaul, menentukan komunitas. Kalau komunitas positif penuh dengan semangat, otomatis energi positif menular.
"Kalau salah lingkungan tempat bergaul, gitu-gitu saja," lanjutnya.
"Kalau bisa mengondisikan lingkungan seperti apa akan jadi seperti itu. Itu yang kadang teman-teman belum sampai ke sana" ujarnya.
Sekira 2021, Dwi Hartono mengatakan sedang membuat helipad yang dibangun di depan rumah orang tuanya di Rimbo Bujang, dibantu dengan masyarakat sekitar.
Jika selesai, dia akan akan terbang ke Rimbo Bujang dan mengajak warga sekitar untuk terbang bareng secara bergiliran.
Bisnis Dwi Hartono
Pengusaha Dwi Hartono memiliki banyak bisnis di Jambi dan Pulau Jawa.
Pengusaha ini pernah menggelar acara besar di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, termasuk saat khitanan anaknya.
Artis yang datang pun bukan kaleng-kaleng. Ada Via Vallen, Wika Salim dan artis ibukota lainnya.
Koleksi mobil mewah Dwi Hartono cukup banyak.
Bahkan, dia kerap bepergian naik helikopter.
Tapi kini, Dwi Hartono malah terjerat kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang BRI Cempaka Putih Jakarta Pusat.
Dia kini dalam tahanan Polda Metro Jaya. (tribun jambi/sopianto)
Radar Info– Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta, akhirnya mengungkap sosok Dwi Hartono (DH) sebagai salah satu otak utama.
Laki-laki dari Rimbo Bujang, Jambi, dikenal oleh masyarakat sebagai seorang pengusaha sekaligus pembicara inspiratif.
Ia sering muncul di media sosial dengan gaya hidup mewah seperti orang kaya gila dan pernah menjadi viral karena tindakan sosialnya memberikan beasiswa kepada anak yang kurang mampu.
Namun, di balik image dermawan dan mewah, DH diduga menjadi otak dari pembunuhan Ilham Pradipta.
Ia ditangkap bersama dua temannya, YJ dan AA, saat penggerebekan dilakukan di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025).
Sebelumnya, Ilham ditemukan meninggal di lahan persawahan Bekasi, Jawa Barat, pada hari Kamis (21/8/2025).
Ketika ditemukan, kondisi korban sangat memprihatinkan dengan tangan dan kaki terikat serta mata tertutup menggunakan pita.
Kejadian ini terjadi hanya satu hari setelah dia diculik di area parkir sebuah supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).
Petugas mengungkap bahwa aksi penculikan dilakukan oleh empat pelaku dengan inisial AT, RS, RAH, dan RW.
Baru-baru ini, penyelidikan menunjuk DH sebagai otak bersama dengan beberapa tersangka lain.
Secara keseluruhan, hingga hari Minggu (24/8/2025), pihak berwajib telah menangkap delapan orang yang diduga terlibat dalam kasus ini, termasuk satu pelaku intelektual lain dengan inisial C yang ditangkap di wilayah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Kini, Dwi Hartono yang pernah dipuji sebagai sosok dermawan, kini harus menghadapi fakta bahwa ia menjadi tersangka otak pembunuhan kejam yang menyebabkan kematian seorang pejabat bank negara.
Kepala cabang bank BUMN, Ilham Pradipta, diculik oleh empat pelaku, yaitu AT, RS, RAH, dan RW yang dikenal dengan nama Eras, pada hari Rabu, 20 Agustus 2025.
Aksi penculikan terekam oleh kamera pengawas dan terjadi di area parkir sebuah supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Keesokan harinya, jenazah Ilham ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan tangan dan kaki terikat serta mata tertutup menggunakan pita lakban, di kawasan persawahan Desa Nagasari, Bekasi, Jawa Barat.
Mohamad Ilham Pradipta menjabat sebagai Kepala Cabang Bank BUMN di wilayah Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Ia tinggal di Jalan Rimba, Kelurahan Bogor Barat, Kota Bogor.
Kondisi Ilham ketika ditemukan adalah tangannya dan kakinya terikat. Ilham masih memakai pakaian yang sama seperti saat ia dibawa pergi.
Petugas kepolisian telah menahan empat individu terkait dengan kematian Ilham Pradipta.
"Hanya empat orang yang ditangkap," ujar Kepala Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dicky Fertoffan Bachriel.
Mereka berempat memiliki inisial AT, RAH, RS, dan RW.
Mereka hanya bertindak sebagai penculik Ilham Pradipta, bukan pelaku pembunuhan.
"Eksekutornya sedang dikejar, sedang lari," kata perwira Polri lulusan Akademi Kepolisian tahun 2006 ini.
Petugas kemudian berhasil menangkap DH, YJ, dan AA, yang ditangkap di jalan raya wilayah Solo, Jawa Tengah, pada hari Sabtu (23/8/2025) sekitar pukul 20.15 WIB.
Di sisi lain, seorang intelektual lain yang terlibat dalam kasus ini, seorang pria dengan inisial C, ditangkap pada hari Minggu (24/8/2025) sore sekitar pukul 15.30 WIB di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim mengonfirmasi penangkapan tersebut.
"Benar (empat orang telah ditangkap)," kata Abdul Rahim saat dihubungi, Minggu (24/8/2025).
Saat ini, empat tersangka masih menjalani pemeriksaan mendalam guna mengungkap lebih lanjut tentang kasus tersebut.
Abdul memastikan bahwa keempat tersangka tersebut merupakan pelaku utama dalam kasus penculikan dan pembunuhan MIP.
Dengan penangkapan ini, terdapat delapan tersangka yang ditangkap oleh polisi dalam kasus pembunuhan MIP. (Tribunnewsmaker/Bangka Pos)
Artikel ini sudah diterbitkan diTribunNewsmaker.com
-
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manadountuk pembaruan lebih lanjut mengenai berita terkini lainnya.
Baca berita lainnya di: Google News
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini
D'moneyTalk, JAMBI- Pengusaha asal Jambi tepatnya Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, DW alias Dwi Hartini ditengarai jadi aktor intelektual tewasnya Kepala Cabang bank BUMN, Ilham Pradipta (37).
Korban ditemukan tewas setelah diculik beberapa waktu lalu usai rapat.
Dwi Hartono ditangkap bersama YJ, dan AA di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025) malam.
Tersangka C ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Minggu (24/8/2025) sore.
C, DH, YJ, dan AA adalah aktor intelektual kasus penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta.
“Benar (C, DH, YJ, dan AA aktor intelektual),” kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim saat dikonfirmasi, Minggu (24/8/2025).
Sebelum menangkap keempat dalang pembunuhan Ilham Pradipta, polisi sudah menangkap 4 orang penculik Ilham Pradipta.
Empat pelaku penculikan Ilham Pradipta, yakni AT, RS, RAH, dan RW, ditangkap pada Kamis (21/8/2025).
Tersangka AT, RS, dan RAH ditangkap di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Sementara RW dibekuk di salah satu bandara di Nusa Tenggara Timur (NTT) saat baru tiba untuk melarikan diri.
Motif Pembunuhan
Beredar kabar motif pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Ilham Pradita itu terkait masalah kredit fiktif sebesar rp13 miliar.
Diketahui tersangka RW, berprofesi sebagai debt collector atau penagih utang.
Namun, sejauh ini motif ini pun masih menjadi misteri.
Percakapan Para Pelaku Terkuak
Kuasa hukum AT, RS, RAH, dan EW alias Eras, Adrianus Agal, mengungkapkan percapakan kliennya dengan aktor intelektual pembunuhan Ilam Pradipta.
Mereka dijanjikan bayaran Rp 50 juta untuk menculik korban.
Hal tersebut disampaikan Adrianus di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).
"Angkanya tidak lebih dari Rp 50 jutaan, secara keseluruhan," kata Adrianus kepada wartawan.
Namun, Adrianus mengungkapkan bahwa Eras dkk belum menerima bayaran secara penuh sesuai yang dijanjikan.
"Kalau dari informasi yang kami dapat setelah berkomunikasi dengan penyidik itu mereka dijanjikan itu untuk mendapat berapa puluh juta sekian-sekian lah. Baru dikasih DP berapa," ungkap dia.
Menurut dia, sebagian dari uang DP yang diterima para tersangka penculikan sudah disita oleh penyidik Polda Metro Jaya.
"Beluk, mereka belum membayar full. Tapi sebagian dari uang DP itu ada yang sudah disita dari penyidik," ujar Adrianus.
Dia juga mengakui kliennya menculik Ilham Pradipta untuk diantarkan ke kawasan Jakarta Timur atas perintah oknum berinisial F.
“Adik kami Eras ini diminta untuk menjemput paksa. Di mana pada saat adik kami Eras dan kawan-kawan menjemput di waktu sore dengan cara paksa,” ungkap Adrianus.
Selang beberapa jam, Eras kembali dipanggil untuk mengantarkan korban pulang ke rumahnya.
Saat itu diketahui bahwa korban sudah meninggal dunia.
“Mereka dipanggil lagi untuk mengantar pulang si korban. Pada saat waktu ketemu lagi, di situlah bahwa mereka melihat korban ini sudah tidak bernyawa lagi,” jelas Adrianus.
Sosok F Misterius
AT, RS, RAH, dan EW meminta perlindungan hukum kepada Panglima TNI dan Kapolri.
Permintaan perlindungan hukum itu diajukan karena diduga ada keterlibatan F.
"Kami dari pihak keluarga sudah minta perlindungan hukum ke Panglima TNI. Kami juga sudah minta perlindungan hukum ke Kapolri karena ada dugaan oknum," kata Adrianus Agal.
Hanya saja, Adrianus tidak menjelaskan secara detail apakah oknum tersebut merupakan aparat penegak hukum atau bukan.
Ia hanya menyebutkan bahwa sosok F terlibat dalam aksi pengintaian dan eksekusi korban.
"Eksekusi dalam hal ini, dari data penemuan kami di lapangan, ada dugaan oknum. Ada perintah dari oknum yang namanya F untuk diserahkan di daerah Jakarta Timur," ungkap Adrianus.
Sebelumnya, Ilham diculik di area parkir supermarket di wilayah Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).
Aksi penculikan itu terekam CCTV.
Korban mulanya terlihat berjalan dan hendak membuka pintu mobil, korban langsung disergap oleh para pelaku.
Korban ditarik dan dimasukkan secara paksa ke mobil yang ditumpangi oleh Eras dkk.
Setelah diculik, korban dibunuh dan jasadnya ditemukan dengan kondisi tangan, kaki, dan wajah terikat lakban di sebuah persawahan di Cikarang, Bekasi, Kamis (21/8/2025) pagi. (*)
Simak berita terbaru D'moneyTalkdiGoogle News
Simak informasi lainnya di media sosial Facebook, Instagram, Thread dan X Tribun Jambi
RUBLIK DEPOK– Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Ilham Pradipta (37), akhirnya mengungkap identitas salah satu pelaku utamanya, yaitu Dwi Hartono atau DW. Penangkapan pria berusia 40 tahun ini menimbulkan kejutan tentang sosok yang dikenal sebagai pengusaha, motivator, serta tokoh publik dengan latar belakang pendidikan yang membanggakan.
Polisi sebelumnya telah menangkap empat tersangka penculikan Ilham Pradipta pada hari Kamis (21/8/2025). Mereka adalah AT, RS, RAH, dan RW. Tiga orang pertama ditangkap di wilayah Johar Baru, Jakarta Pusat, sedangkan RW ditangkap di sebuah bandara di Nusa Tenggara Timur saat berusaha melarikan diri.
Setelah itu, aparat berhasil menangkap para pelaku intelektual di balik tindakan keji ini. Dwi Hartono ditangkap bersama dua rekan lainnya, YJ dan AA, di Solo pada Sabtu (23/8/2025) malam. Keesokan harinya, tersangka lain dengan inisial C ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Polisi memastikan bahwa C, DH, YJ, dan AA adalah otak dari kasus ini.
Dwi Hartono adalah seorang laki-laki yang lahir di Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi. Meskipun berasal dari daerah kecil, ia berhasil membangun usaha dan dikenal sebagai tokoh masyarakat. Dwi memiliki tiga orang anak dan pernah tinggal di berbagai kota besar sebelum akhirnya menetap di Bogor.
Ia membangun dua perusahaan besar, yakni PT Hartono Mandiri Makmur yang bergerak dalam pengembangan software, serta PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia dengan platform edukasi Guruku.com. Kedudukan kantornya bahkan terletak di rumah pribadinya di Kompleks Perumahan Kota Wisata, Gunung Putri, Bogor.
Melalui Guruku.com, Dwi Hartono berupaya memasuki sektor pendidikan non formal. Situs ini menawarkan layanan pendidikan untuk siswa, guru, hingga pengusaha UMKM yang ingin meningkatkan keterampilan bisnis mereka. Inisiatifnya mencerminkan minat yang besar terhadap bidang pendidikan digital yang sedang berkembang pesat di Indonesia.
Selain menjalani bisnis, Dwi juga terkenal sebagai seorang motivator. Rekan-rekannya menyebut bahwa ia sering memberikan semangat kepada para pengusaha pemula. Ia memiliki saluran YouTube yang berisi materi motivasi dengan lebih dari 169 ribu pelanggan. Tidak jarang, dirinya hadir dalam acara-acara bisnis untuk berbagi pengalamannya.
Pada tahun 2024, Dwi sempat menjadi perbincangan setelah berkolaborasi dengan pengacara terkenal Hotman Paris dalam memberikan beasiswa kepada seorang korban kekerasan di Lampung. Tindakannya mendapat banyak pujian karena dianggap memiliki kepedulian terhadap pendidikan anak muda.
Nama Dwi kembali menjadi sorotan masyarakat setelah ia mengakui telah membeli sebuah helikopter dengan harga Rp20 miliar. Selain itu, ia juga mendirikan tempat pendaratan helikopter di Rimbo Bujang, Jambi, tepat di depan rumah orang tuanya yang memiliki lahan seluas dua hektare. Menurutnya, fasilitas ini dibuat agar perjalanan ke kampung halamannya lebih cepat dan mudah.
Dwi Hartono juga terkenal dalam dunia akademis. Ia pernah membagikan prestasinya melalui media sosial bahwa dirinya diterima dalam program Magister Administrasi Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM). Bahkan, ia mengungkapkan bahwa ia mengambil tiga jurusan S-2 sekaligus dengan tujuan melanjutkan hingga tingkat doktoral, bahkan menjadi seorang profesor. Hal ini menunjukkan ambisi besar yang dimilikinya tidak hanya di bidang bisnis, tetapi juga pendidikan.
Meskipun memiliki latar belakang bisnis dan pendidikan yang cukup mengesankan, nama Dwi Hartono kini tercoreng karena dugaan kuat sebagai otak pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN. Pihak kepolisian masih menyelidiki motif utama kasus ini, apakah berkaitan dengan urusan bisnis, keuangan, atau faktor lainnya.
Peristiwa ini memperpanjang daftar tindakan kriminal yang melibatkan tokoh terkenal dengan latar belakang yang mencolok. Masyarakat kini menantikan hasil penyelidikan lebih lanjut dari pihak berwajib untuk mengungkap alasan di balik tindakan kejam yang menyebabkan kematian seorang bankir muda.
D'moneyTalkPengakuan dari para penculik Kepala Cabang atau Kacab Bank BUMN mendapat perintah dari sosok berinsial F.
Sosok F itulah yang mengintai Mohamad Pradita Ilham sebelum disergap di area parkir supermarket di wilayah Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Empat penculik berinisial AT, RS, RAH, dan EW alias Eras membawa korban ke suatu tempat di Jakarta Timur sesuai perintah F.
"Di mana pada saat adik kami Eras dan kawan-kawan menjemput di waktu sore. Setelah penjemputan itu, penjemputan dengan cara paksa itu dilakukan. Ada perintah dari oknum yang namanya F untuk diserahkan di daerah Jakarta Timur," ujar kuasa hukum para tersangka, Adrianus Agal, di Polda Metro Jaya, Senin (25/8/2025).
Keempat penculik itu kemudian pulang setelah menyerahkan korban.
Hanya berselang beberapa jam, mereka kembali untuk mengantar pulang korban.
Namun, ketika tiba di lokasi, mereka kaget saat melihat korban sudah tidak bernyawa.
Eras dkk pun diminta untuk membuang jenazah korban.
Menurut Adrianus, saat itu keempat tersangka yang menjadi kliennya berada di bawah tekanan.
"Yang menjadi catatan kami di sini pada saat mereka mengantar itu, mereka juga dalam tekanan. Salah satu terduga penjemputan paksa ini, menyampaikan ke keluarganya bahwa mereka memang baru diperintahkan untuk membuang jenazah. Jadi peran mereka itu sampai di situ," ungkap Adrianus.
Eras dkk mengaku tergiur iming-iming uang Rp 50 juta sebagai upah menculik korban.
"Angkanya tidak lebih dari Rp 50 jutaan, secara keseluruhan," kata Adrianus.
Namun, Adrianus mengungkapkan bahwa Eras dkk belum menerima bayaran secara penuh sesuai yang dijanjikan.
"Kalau dari informasi yang kami dapat setelah berkomunikasi dengan penyidik itu mereka dijanjikan itu untuk mendapat berapa puluh juta sekian-sekian lah. Baru dikasih DP berapa," ungkap dia.
Menurut dia, sebagian dari uang DP yang diterima para tersangka penculikan sudah disita oleh penyidik Polda Metro Jaya.
"Belum, mereka belum membayar full. Tapi sebagian dari uang DP itu ada yang sudah disita dari penyidik," ujar Adrianus.
Sebelumnya, Ilham diculik di area parkir supermarket di wilayah Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).
Aksi penculikan itu terekam CCTV.
Korban mulanya terlihat berjalan dan hendak membuka pintu mobil, korban langsung disergap oleh para pelaku.
Korban ditarik dan dimasukkan secara paksa ke mobil yang ditumpangi oleh Eras dkk.
Setelah diculik, korban dibunuh dan jasadnya ditemukan dengan kondisi tangan, kaki, dan wajah terikat lakban di sebuah persawahan di Cikarang, Bekasi, Kamis (21/8/2025) pagi.
Saat ini, Polda Metro Jaya juga telah meringkus empat aktor intelektual yang terlibat kasus penculikan dan pembunuhan Ilham.
Keempatnya yaitu berinisial C, DH, YJ dan AA. Tiga pelaku di antaranya yakni C, DH, YJ ditangkap di Solo, Jawa Tengah, Jumat (23/8/2023) malam.
Sehari berselang, giliran AA yang ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com
Baca D'moneyTalk berita lainnya di Google News
Dapatkan informasi lain dari D'moneyTalklewat WhatsApp : di sini