Kehilangan pekerjaan tentunya menjadi saat yang rumit, menggabungkan perasaan marah, kekecewaan, keterbatakan, hingga ketakutan akan masa depan. Kekhawatiran tentang kemampuan diri pun mulai timbul, terutama jika sebelumnya sudah memiliki kedudukan stabil dan karir berada di puncak tertinggi. Banyak orang langsung merasakan panic, lantas mencari pekerjaan dengan cepat, atau bahkan justru bersantai dalam waktu luang yang tiba-tiba bertambah banyak. Sebenarnya, periode tersebut dapat menjadi kesempatan untuk melakukan introspeksi dan membangun semangat yang lebih besar dari sebelumnya.
Namun, sayangnya, banyak orang malah tersandung oleh pola pikir yang salah usai menghadapi pemutusan hubungan kerja. Kegagalan-kegagalan tersebut sering kali tidak disadari karena berasal dari respon instingtif atau kebiasaan lama yang susah untuk dirubah. Sebaiknya hindari larut semakin dalam dalam masalah dengan mengetahui apa sajakah kesalahan umum yang biasanya terjadi pasca PHK. Melakukan hal itu akan membantu Anda merespons situasi secara efektif serta membuat strategi selanjutnya menjadi lebih matang.
1. Memulai pencarian kerja yang terburu-buru tanpa melakukan refleksi pribadi bisa menjadi kesalahan besar.
Banyak orang dengan cepat mengajukan lamaran ke berbagai tempat ketika mereka di-PHK, seperti jika tidak bekerja maka waktu menjadi lawan terbesar. Namun, tanpa ada kesempatan untuk introspeksi diri, tahap mencari pekerjaan bisa dilakukan sembarangan dan justru menimbulkan rasa frustasi lebih besar. Tidak sedikit dari mereka yang pada akhirnya memutuskan masuk ke dalam lapangan kerja yang kurang sesuai hanya karena ingin mendapatkan penghasilan setiap bulannya. Pada dasarnya ini dapat menyebabkan situasi merugikan bagi dirinya sendiri.
stuck
di lingkungan baru yang membuat stress dan kelelahan ekstrem lagi.
Momen bebas setelah pemutusan hubungan kerja adalah kesempatan terbaik untuk mengevaluasi diri, memahami hal-hal yang sungguh-sungguh diinginkan, mengidentifikasi kemampuan unggul, serta mencari tahu area pekerjaan yang sangat cocok.
passion.
Terburu-buru dalam bekerja tanpa ada tujuan hanya akan menyebabkan siklus ketidakpuasan yang konsisten. Proses evaluasi sangatlah vital agar perjalanan di masa mendatang menjadi lebih fokus dan memiliki arti. Hindari sekedar berganti pekerjaan sementara persoalan internal masih tetap utuh.
2. Meniadakan perhatian pada aspek psikis dan emosiorang
Pemutusan hubungan kerja tidak hanya berkaitan dengan masalah keuangan, tetapi juga kesehatan mental dan emosional. Banyak orang terlampau sibuk mencari penyelesaian secara finansial sehingga melupakan bahwa situasi psikologis pun perlu ditangani. Perasaan sedih, marah, atau frustasi adalah hal biasa, namun jika dibiarkan akumulatif tanpa pengolahan dapat berubah menjadi depresi.
anxiety.
Sayangnya, hal tersebut kerap disepelekan karena "Tidak terlihat."
Berbicara dengan seseorang yang Anda percayai, bergabung dalam sebuah komunitas, atau berkonsultasi dengan ahli dapat sangat membantu untuk mengurangi tekanan di kepala. Tidak ada salahnya jika ingin mencari dukungan saat dibutuhkan. Mengaku bahwa situasi psikologis sedang tidak baik adalah tahap pertama menuju pemulihan dan kemajuan. Jangan sungkan, sebab menjaga keseimbangan diri merupakan aspek penting dalam menempuh proses pencarian pekerjaan secara sehat.
3. Secara langsung menyedot dana simpanan tanpa perencanaan
Saat pendapatan berkurang, tabungan kerapkali menjadi sumber akhir pertolongan. Ironinya, tidak sedikit orang yang langsung menggunakan uang simpanan untuk mempertahankan gaya hidup lama seakan-akan tak ada hal penting yang telah terjadi. Sebenarnya, situasi pasca pemutusan hubungan kerja membutuhkan adaptasi finansial yang lumayan besar. Tanpa persiapan yang baik, danad arurat dapat lenyap hanya dalam beberapa bulan saja.
Merumuskan anggaran baru yang lebih sesuai dan mengatur kembali biaya merupakan tindakan cerdas yang perlu dilakukan secara cepat. Prioritaskan keperluan dasar serta kurangi pengeluaran-pengeluaran yang dapat ditangguhkan sementara. Penggunaan tabungan harus berbasis strategi daripada mendadak. Sebab mencari pekerjaan memerlukan waktu, sangatlah vital untuk memastikan kondisi finansial cukup untuk tetap stabil dalam periode sedang-panjang.
4. Mengisolasi diri dari masyarakat sekitar
Perasaan malu atau kurang percaya diri saat kehilangan pekerjaan membuat sebagian besar orang cenderung menghindari pergaulan sosial. Banyak yang enggan menerima undangan berkumpul bersama teman-teman, males untuk berbicara tentang masalah mereka, serta lebih suka bermalasan sendirian di dalam rumah sambil merenungi permasalahan hidup. Ironisnya, perilaku seperti itu dapat meningkatkan kesendirian dan bahkan memperburuk situasi psikologis mereka.
Sebenarnya, memelihara hubungan sosial dapat memberikan peluang baru, bahkan di bidang karier. Banyak kesempatan muncul melalui percakapan santai ataupun pertemuan acak. Sekitar kita bisa menjadi sumber dukungan emosional yang penting. Malahan, bersikap tertutup hanya akan membuat tahap penyembuhan lebih lama dan menambah stres.
5. Terlalu berat membebankan kesalahan pada diri sendiri
Merasa gagal usai pemutusan hubungan kerja adalah hal biasa, tetapi jika Anda terus-menerus bersalah pada diri sendiri, hal tersebut dapat menjadi racun yang merusak keyakinan diri. Sebagian orang mungkin mulai menyelidiki keseluruhan jejak karier mereka, berpikir bahwa mereka tidak memiliki nilai apa pun, atau bahkan khawatir untuk menjajaki peluang baru. Pandangan semacam ini bisa menghalangi kemajuannya sebab segala sesuatu dipandang dengan sisi negatif.
Sangat penting untuk mengerti kalau pemutusan hubungan kerja tidak selalu disebabkan oleh kekurangan diri sendiri. Ini mungkin terjadi akibat penataan ulang organisasi, pengurangan biaya operasional, atau sebab-sebab di luar kontrol kita. Mengenalinya sebagai elemen normal dalam alur hidup bisa membantu meredakan stres. Untuk bangkit dari situasi sulit itu tak perlu instan; langkah demi langkah dengan ketekunan adalah hal utama.
Pemutusan hubungan kerja memang tidak menandai akhir dari semuanya, tetapi dapat menjadi titik awal yang lebih positif jika ditangani secara cerdas. Hindarilah kelima kesalahan umum tersebut agar proses penyembuhan dan pencarian pekerjaan berjalan lebih fokus serta sehat. Terkadang, kehilangan pekerjaan bisa membuka peluang untuk mencapai tempat yang lebih cocok dan bahagia.