Minggu, 12 Oktober 2025

5 Trik Jitu Bagi Seorang Pemalu dan Introvert Agar Cepat Mendapatkan Teman Baru di Kampus

5 Trik Jitu Bagi Seorang Pemalu dan Introvert Agar Cepat Mendapatkan Teman Baru di Kampus

D'moneyTalk Memasuki kehidupan kampus adalah momen yang menyenangkan sekaligus menantang, terutama bagi mereka yang pemalu atau introvert.

Menemukan teman baru di kampus bukan hanya soal kebetulan, tapi juga membutuhkan strategi dan keberanian untuk memulai interaksi.

Bagi banyak mahasiswa yang lebih pendiam, rasa canggung atau takut ditolak sering kali menjadi penghalang utama.

Anda mungkin akan bertemu banyak teman sekelas dan rekan sesama mahasiswa saat memasuki perguruan tinggi, tetapi ikatan persahabatan yang sejati hanya bisa terbentuk ketika Anda terhubung secara personal.

Setiap orang berasal dari latar belakang yang berbeda, dan mereka memiliki definisi persahabatan yang berbeda pula.

Dilansir dari laman stylecraze.com, berdasarkan survei terhadap 1.000 peserta, dalam konteks bertemu seseorang secara satu lawan satu, 50% percaya bahwa ekstrovert memiliki lebih banyak keuntungan, sementara 14% berpikir introvert yang lebih diuntungkan.

Demikian pula, ketika bertemu dengan kelompok baru, 69% berpendapat bahwa ekstrovert memiliki lebih banyak keuntungan, dengan hanya 8% yang mengaitkan keuntungan tersebut pada introvert.

Namun, jangan khawatir, dengan beberapa trik jitu, siapa pun bisa belajar cara membangun pertemanan baru dengan mudah dan nyaman.

Cara Mendapatkan Teman di Kampus Bagi Seorang Pemalu dan Introvert

Menurut laman spunout.ie, berikut adalah lima tips terbaik bagi seorang pemalu dan introvert agar cepat mendapatkan teman baru di lingkungan kampus.

  1. Terhubung dengan Teman Sekelas Secara Daring

Di awal semester, banyak kelas membentuk grup di media sosial sebagai sarana berkomunikasi antar mahasiswa.

Grup ini memudahkan mahasiswa untuk saling mengenal sebelum perkuliahan dimulai dan membangun jaringan sosial yang lebih luas di kampus.

  1. Mengikuti Kegiatan Malam Hari

Kegiatan kampus di malam hari, seperti seminar atau workshop, memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sekelas di luar ruang kuliah atau laboratorium.

Aktivitas semacam ini membantu mahasiswa mengenal satu sama lain dalam suasana santai dan mendukung pengembangan hubungan sosial yang positif.

  1. Bergabung dengan Klub dan Organisasi

Klub dan organisasi kampus merupakan sarana efektif untuk memperluas jaringan pertemanan. Mahasiswa dapat bergabung sesuai minat, seperti jurnalistik, seni, atau komunitas gaya hidup.

Keterlibatan dalam organisasi ini tidak hanya meningkatkan rasa keterhubungan di kampus, tetapi juga mempertemukan mahasiswa dengan individu yang memiliki minat serupa.

  1. Memanfaatkan waktu luang di kampus

Waktu senggang antara perkuliahan dapat dimanfaatkan untuk bersosialisasi, misalnya dengan mengobrol di kafe kampus atau berjalan-jalan di area kampus.

Aktivitas sederhana ini membantu mahasiswa membangun hubungan dengan teman sekelas dan meningkatkan kenyamanan dalam berinteraksi.

  1. Bersikap ramah dan terbuka

Sikap ramah dan keterbukaan dalam berinteraksi menjadi langkah awal yang efektif untuk memulai pertemanan.

Senyum, salam, atau percakapan ringan dapat membantu membuka komunikasi dan membangun hubungan yang lebih mendalam secara bertahap.

Membangun pertemanan di kampus memang membutuhkan waktu dan usaha, terutama bagi mahasiswa yang pemalu atau introvert.

Dengan memanfaatkan sarana daring, mengikuti kegiatan kampus, bergabung dengan klub atau organisasi, serta bersikap ramah dan terbuka, proses ini dapat menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

Kunci utamanya adalah konsistensi dan keberanian untuk memulai interaksi, sehingga hubungan sosial yang positif dapat terjalin secara alami dan bertahan lama selama masa studi.

Sabtu, 11 Oktober 2025

8 Frasa Halus yang Mengisyaratkan Pria Tak Lagi Jatuh Cinta, Apa Karena Tidak Suka?

8 Frasa Halus yang Mengisyaratkan Pria Tak Lagi Jatuh Cinta, Apa Karena Tidak Suka?

Radar Info- Mengenali perasaan manusia merupakan pekerjaan yang sulit. Jika Anda merasa mengangguk-angguk mengikuti kalimat-kalimat halus ini.

Mungkin Anda sedang menghadapi kenyataan yang menyakitkan bahwa rasa cintanya terhadap Anda mungkin sudah berkurang.

Ini memang menimbulkan rasa sakit, namun juga menjadi peluang untuk berkembang dan menemukan identitas diri di masa depan.

Dikutip dari Geediting, intinya adalah belajar mendengarkan dan memahami bukan hanya perkataan pasangan Anda, tetapi juga perasaan tersembunyinya.

Menggambarkan perasaan manusia bukanlah pekerjaan yang sederhana. Cinta, khususnya, merupakan hal yang membingungkan. Cinta ibarat langit yang luas, membawa kita menuju kebahagiaan, kehangatan, dan rasa puas.

Namun, jelasnya, laki-laki memiliki cara khusus dalam menyampaikan perasaan mereka, atau dalam kasus ini, ketidakhadirannya.

Mereka mungkin tidak sebegitu antusias atau menunjukkan perasaan secara terbuka seperti perempuan, tetapi mereka memiliki cara sendiri untuk menyampaikannya.

Dan terkadang, tanda-tanda ini tersembunyi dalam percakapan sehari-hari kita, terselip di antara kalimat-kalimat lembut dan ucapan-ucapan spontan.

Di dalam artikel ini, kita akan menganalisis dan menjelaskan frasa-frasa yang halus, berikut delapan tanda yang menunjukkan bahwa seorang pria tidak lagi merasakan cinta.

Ini bukan tentang menghina atau menyalahkan siapa pun. Ini berkaitan dengan memperdalam pemahaman terhadap perasaan dan berkomunikasi secara lebih efektif.

1. Kita Perlu Bicara

Mari kita mulai dari awal, dengan kalimat yang sering dianggap sebagai tanda awal percakapan penting yaitu kita perlu berbicara.

Pada dasarnya, tidak ada yang salah dengan keinginan untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan hal penting dalam segala bentuk hubungan.

Namun, jika menjadi topik yang sering muncul, bisa jadi ini menunjukkan adanya masalah yang lebih dalam bagi mereka.

Perbincangan itu jarang mengupas bagaimana kami berkembang bersama atau menyelesaikan tantangan-tantangan.

Bahkan percakapan-percakapan tersebut membahas bagaimana mereka menyampaikan rasa frustrasi dan ketidaknyamanan.

Jika seorang laki-laki sering mengucapkan frasa tersebut, mungkin ia sedang berusaha menyampaikan ketidakpuasan dalam hubungannya.

Mungkin bukan berarti dia menyatakan bahwa aku tidak lagi mencintaimu, namun hal itu menunjukkan jelas bahwa dia sedang berjuang melawan perasaannya.

2. Saya Butuh Ruang

Ketika perasaan seorang pria mulai menghilang, sebagian dari mereka merasa ingin lebih banyak ruang pribadi.

Bukan berarti pria tidak lagi menikmati kebersamaan dengan pasangan, tapi mungkin mereka hanya membutuhkan lebih banyak waktu sendiri untuk mengelola perasaan atau terkadang, ketiadaan perasaan tersebut.

Jadi, biasanya laki-laki mulai mengatakan frasa "aku butuh ruang". Bukan berarti ingin kabur darinya atau hubungan ini.

Namun, menghindari perasaan diri sendiri. Atau setidaknya, berusaha memahaminya dengan lebih baik.

Banyak kali, ketika seorang pria mulai sering mengucapkan frasa ini, itu merupakan bentuk permintaan akan ruang pribadi dan waktu untuk merenung.

Mungkin karena dia sedang berjuang dengan perasaannya sendiri, berusaha memahami di mana letak cintanya kepadamu.

Itu merupakan tanda halus bahwa terjadi perubahan di dalam hatinya dan ia sedang berusaha memahami perubahan tersebut.

3. Bukan Kau, Tapi Saya

Albert Einstein pernah menyatakan, siapa pun yang tidak pernah melakukan kesalahan, belum pernah mencoba sesuatu yang baru.

Namun, dalam hal cinta, terkadang rasa takut salah bertindak justru menyebabkan kita menolak perasaan yang kita miliki.

Saat seorang pria mulai mengucapkan kalimat ini, mungkin dia sedang berusaha mengatasi perasaannya dan tidak ingin melukaimu.

Proa mungkin berusaha melindungimu dari perasaannya yang mulai menghilang dengan menyalahkan dirinya sendiri.

4. Lakukan hal yang kamu inginkan

Apakah Anda tahu bahwa ketidaktertarikan, bukan permusuhan, adalah musuh terbesar dari kasih sayang?

Jika seseorang tidak memperhatikan tindakan pasangannya, hal ini bisa menjadi indikasi ketidakpedulian secara emosional.

Ketidaktertarikan ini sering muncul dalam kalimat seperti lakukan apa saja yang kamu inginkan selanjutnya.

Tampaknya, mungkin dia memberimu kesempatan untuk merasa bebas atau menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi.

Namun, jika ia sering bersikap tidak peduli terhadap hal-hal yang dulu menjadi penting baginya, hal ini bisa menjadi tanda bahwa ia secara emosional menjauh dari hubungan tersebut.

5. Saya Tidak Tahu

Saat seorang laki-laki mulai sering mengucapkan "saya tidak tahu", hal ini bisa menjadi cara dia menyampaikan kebingungan dan ketidakpastian yang dirasakannya terkait perasaannya terhadap Anda.

Ini adalah tanda halus bahwa dia mungkin meragukan perasaannya dan posisinya dalam hubungan tersebut.

Pada beberapa aspek, ketidakpastian ini berasal dari berkurangnya rasa cinta seorang pria terhadap kekasihnya.

Itu merupakan cara pikiran bawah sadar mereka untuk menunjukkan ketidakpastian terhadap masa depan kita bersama.

6. Kamu Layak Mendapatkan yang Lebih

Kalimat ini mencerminkan sikap merendah diri, di mana seorang pria menurunkan harga dirinya sendiri dalam hubungan guna secara halus menyampaikan perubahan perasaannya.

Ini bukan mengenai rendahnya harga diri atau ketidakpercayaan diri, melainkan lebih pada mengekspresikan perasaan cinta yang semakin memudar tanpa perlu menyampaikannya secara langsung.

Saat seorang laki-laki mulai mengucapkan frasa tersebut, hal ini bisa menjadi tanda bahwa ia sedang berjuang dengan perasaannya yang semakin memudar dan berusaha menyakiti Anda secara halus.

Ia mungkin sedang berusaha mempersiapkan Anda menghadapi akhir yang tak bisa dihindari, dengan lembut mengisyaratkan bahwa Anda akan lebih bahagia bersama seseorang yang lain.

7. Kita Hanya Melalui Masa Kesulitan

Saat perasaan cintaku mulai memudar, lelaki menemukan kelegaan dengan memberikan penyangkalan.

Banyak orang sering mengucapkan, kita hanya sedang melewati masa sulit. Itu merupakan cara mereka untuk menolak kenyataan bahwa perasaan terhadapnya mulai memudar.

Kalimat ini sering diucapkan oleh laki-laki yang berusaha meyakinkan dirinya sendiri serta pasangannya bahwa masalah dalam hubungan bersifat sementara.

Ini merupakan bentuk penyangkalan di mana laki-laki berusaha mengaitkan berkurangnya perasaannya dengan faktor luar, bukan mengakui bahwa cintanya telah memudar.

Saat seseorang pria mulai mengucapkan frasa tersebut, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa dia sedang menghadapi perubahan emosinya dan belum siap menerima kenyataan.

Ia mungkin sedang mencoba menunda waktu, berharap perasaannya akan kembali secara ajaib.

8. Ayo Kita Menjadi Teman Saja

Saat kisah cinta mendekati akhir, laki-laki akan mengatakan, kita hanya menjadi teman. Itu cara mereka untuk mengurangi rasa sakit, menjaga hubungan emosional, meskipun perasaan romantis mulai berkurang.

Tanda jelas ini menunjukkan bahwa laki-laki tersebut tidak lagi melihatmu sebagai pasangan romantis, namun ingin tetap berada di sisimu sebagai teman.

Ini cara menyampaikan perasaan cintanya yang mulai memudar tanpa harus menyebutkannya secara langsung.

Saat seorang laki-laki mulai mengucapkan frasa ini, hal tersebut bisa menjadi tanda bahwa ia sudah menerima perasaannya yang semakin memudar dan berusaha untuk melupakannya.

Ia mungkin berusaha beralih dari hubungan romantis menjadi hubungan persahabatan, dengan harapan bisa mempertahankan persahabatan dari kehancuran cinta.

Selasa, 07 Oktober 2025

Trauma Masa Kecil Bikin Gaya Pacaran Berantakan? Ini Fakta Psikologis yang Wajib Kamu Tahu!

Trauma Masa Kecil Bikin Gaya Pacaran Berantakan? Ini Fakta Psikologis yang Wajib Kamu Tahu!

D'moneyTalk – Banyak orang sering bertanya-tanya mengapa hubungan percintaan mereka berjalan penuh drama, sulit langgeng, atau terasa toxic. Ternyata, jawabannya bisa ditelusuri jauh ke masa lalu, tepatnya pada pengalaman masa kecil yang meninggalkan trauma.

Psikiater dan konten kreator kesehatan mental, dr. Elvine Gunawan, Sp.Kj, dalam salah satu video edukasinya di TikTok menjelaskan bahwa trauma masa kecil ibarat “cetak biru” yang ikut memengaruhi pola hubungan seseorang. “Apa yang tidak diselesaikan di masa lalu akan terbawa sampai dewasa, termasuk dalam hubungan romantis,” ujarnya.

Menurut Elvine, trauma emosional bisa muncul dalam bentuk abandonment issue (takut ditinggalkan), trust issue (sulit percaya), hingga pola people pleasing (selalu berusaha menyenangkan pasangan agar tidak ditolak). Tanpa disadari, luka batin itu kemudian membentuk gaya pacaran tertentu.

Hal senada juga diungkapkan Jiemi Ardian, seorang psikolog klinis yang aktif berbagi edukasi kesehatan mental di media sosial. Dalam unggahan videonya, Jiemi menyebut bahwa anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kritik atau kurang kasih sayang sering kali kesulitan mengekspresikan emosi ketika berhubungan dengan pasangan. Hasilnya, hubungan bisa jadi penuh salah paham.

Lalu, bagaimana sebenarnya trauma masa kecil memengaruhi gaya pacaran?

Pola Hubungan yang Terbentuk

Berdasarkan rangkuman diskusi di kanal Greatmind bersama sejumlah pakar, ada beberapa pola yang sering terlihat:

  1. Avoidant (menghindar). Orang dengan trauma penolakan di masa kecil cenderung menjaga jarak dengan pasangan, sulit terbuka, dan menghindari konflik.

  2. Anxious (cemas berlebihan). Mereka yang tumbuh dengan pola asuh tidak konsisten kerap takut ditinggalkan. Akibatnya, mereka jadi mudah cemburu, menuntut kepastian, atau sering merasa tidak cukup dicintai.

  3. Disorganized (campuran). Gaya ini muncul dari pengalaman masa kecil yang penuh kekerasan atau ketidakstabilan. Hubungan yang dijalani terasa naik-turun, penuh tarik-ulur, bahkan bisa berubah toxic.

  4. Secure (aman). Meski jarang, ada juga individu yang mampu membangun gaya pacaran sehat. Biasanya karena mereka berhasil melakukan proses penyembuhan atau mendapat dukungan positif di kemudian hari.

Menurut dr. Elvine, kunci pentingnya adalah kesadaran diri. “Seseorang perlu mengenali pola hubungan yang dijalani. Dari situ, mereka bisa mulai memperbaiki dengan cara yang sehat,” jelasnya.

Dampak Jangka Panjang

Jika tidak diatasi, trauma masa kecil bisa memicu hubungan yang tidak stabil, penuh konflik, bahkan kekerasan emosional. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menurunkan kepercayaan diri dan memengaruhi kesehatan mental.

Konten edukasi yang diunggah akun Bloom Media di TikTok menekankan pentingnya proses inner healing. Menghadapi trauma bukan berarti melupakan masa lalu, melainkan berdamai dengan pengalaman tersebut agar tidak terus terbawa dalam hubungan.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Para pakar menekankan beberapa langkah sederhana yang bisa mulai dilakukan:

  • Kenali Pola Diri Sendiri

Sadari apakah kamu sering merasa takut ditinggalkan, sulit percaya, atau justru menghindari kedekatan.

  • Komunikasi dengan Pasangan

Buka pembicaraan jujur tentang perasaan dan kebutuhanmu. Dengan komunikasi sehat, pasangan bisa lebih memahami latar belakangmu.

  • Cari Dukungan Profesional

Jika trauma terasa berat, jangan ragu menemui psikolog atau psikiater. Menurut dr. Elvine, terapi kognitif-perilaku (CBT) bisa membantu mengubah pola pikir negatif yang terbentuk sejak kecil.

  • Bangun Pola Hubungan Baru

Latih diri untuk menciptakan hubungan yang aman, saling percaya, dan penuh respek.

Dengan langkah-langkah tersebut, seseorang bisa keluar dari siklus trauma dan mulai membangun hubungan yang lebih sehat.

Kesadaran Adalah Kunci

Trauma masa kecil memang bukan sesuatu yang bisa dihapus begitu saja. Namun, kesadaran akan pengaruhnya dalam gaya pacaran dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki diri. Seperti dikatakan dr. Elvine, “Masa lalu tidak bisa diubah, tapi kita bisa memilih cara baru untuk menjalaninya di masa depan”.

Setiap orang membawa cerita masa kecilnya masing-masing ke dalam hubungan yang dijalani saat dewasa. Ada yang penuh kasih sayang, ada pula yang menyisakan luka. Namun, penting untuk memahami bahwa masa lalu tidak menentukan segalanya. Dengan kesadaran diri, dukungan pasangan, serta bantuan profesional, pola hubungan yang semula tidak sehat bisa diperbaiki. Pada akhirnya, hubungan yang sehat dan bahagia bukan ditentukan oleh trauma masa lalu, melainkan oleh usaha bersama untuk tumbuh dan saling memahami.

Psikologi Ungkap Alasan Kita Sulit Berhenti Scrolling Media Sosial Meski Tahu Dampaknya untuk Otak dan Emosi

Psikologi Ungkap Alasan Kita Sulit Berhenti Scrolling Media Sosial Meski Tahu Dampaknya untuk Otak dan Emosi

D'moneyTalk – Scrolling media sosial tanpa henti kini menjadi kebiasaan sehari-hari yang hampir dialami semua orang. Mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur malam, jari-jemari seakan tidak bisa lepas dari layar ponsel. Pertanyaannya, mengapa kebiasaan ini begitu sulit dihentikan? Apa yang sebenarnya terjadi dalam pikiran dan emosi manusia saat melakukan scrolling?

Menurut laporan Washington Post, kebiasaan ini erat kaitannya dengan cara kerja otak. Saat seseorang menemukan konten yang menarik di media sosial, otak melepaskan dopamin, hormon yang memberi rasa senang. Dopamin inilah yang membuat seseorang terdorong untuk terus menggulir layar mencari kesenangan baru, sama seperti ketika orang makan makanan favorit atau mendapatkan hadiah.

Psikolog Jiemi Ardian lewat akun TikTok-nya menjelaskan bahwa kebiasaan scrolling bisa menjadi semacam “pelarian instan” dari rasa bosan, cemas, atau stres. Alih-alih menghadapi emosi tidak nyaman, orang cenderung mencari hiburan cepat melalui video singkat atau postingan yang menghibur. Semakin sering dilakukan, semakin kuat pula kebiasaan ini terbentuk karena otak belajar bahwa scrolling bisa memberi sensasi lega meskipun hanya sesaat.

Fenomena ini tidak hanya dialami orang Indonesia. Sebuah konten dari akun @unmasking.human menyebutkan bahwa pola scrolling media sosial bisa disejajarkan dengan kebiasaan kompulsif. Sama seperti seseorang yang tidak sadar menggigit kuku, scrolling juga sering terjadi tanpa kendali. Inilah alasan banyak orang kerap kehilangan waktu produktif hanya untuk melihat layar ponsel berjam-jam.

Ahli pendidikan dari akun @newronedu menambahkan, algoritma media sosial juga berperan besar dalam memperkuat perilaku ini. Sistem rekomendasi yang pintar akan terus menampilkan konten sesuai minat pengguna. Setiap kali konten baru muncul, otak mendapat “kejutan kecil” yang menambah rasa penasaran. Kombinasi antara dopamin dan algoritma inilah yang membuat kebiasaan scrolling sulit dihentikan.

Konten serupa juga dibagikan oleh Raymond Chins di TikTok. Ia menyebut bahwa kebiasaan scrolling bisa menciptakan ilusi produktivitas. Seseorang merasa sudah mendapatkan banyak informasi atau pengetahuan hanya dengan menonton video singkat, padahal tidak semua informasi tersebut benar-benar bermanfaat. Akibatnya, orang sering terjebak dalam information overload yang justru membuat otak lelah.

Motivator Merry Riana dalam salah satu videonya menyoroti sisi lain dari scrolling media sosial. Menurutnya, kebiasaan ini sering menjadi distraksi terbesar dalam keseharian, terutama bagi generasi muda yang sedang merintis karier atau pendidikan. Alih-alih fokus menyelesaikan pekerjaan, mereka lebih memilih menunda dengan alasan “scroll sebentar lagi.” Dari kebiasaan menunda inilah, produktivitas bisa menurun drastis.

Psikolog Dra. Yuli Suliswidiawati menyebut kebiasaan scrolling tidak selalu buruk jika dikelola dengan baik. Media sosial bisa menjadi sarana hiburan, edukasi, bahkan motivasi. Namun masalah muncul ketika penggunaan sudah berlebihan dan tidak terkendali. Ketika seseorang mulai kehilangan fokus, sering menunda pekerjaan, hingga merasa cemas jika tidak memegang ponsel, maka tanda-tanda social media addiction patut diwaspadai.

Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Beberapa ahli sepakat bahwa kesadaran diri menjadi kunci utama. Membatasi waktu penggunaan, mematikan notifikasi, hingga mengganti aktivitas dengan hal yang lebih bermanfaat bisa membantu. Jiemi Ardian bahkan menyarankan teknik sederhana seperti “pomodoro” untuk mengatur durasi penggunaan media sosial agar tetap seimbang.

Fenomena scrolling media sosial bukan sekadar kebiasaan modern, tetapi juga cermin bagaimana otak manusia bekerja merespons kesenangan instan. Selama pengguna bisa mengelola waktu dan kebutuhan emosionalnya dengan baik, media sosial tetap bisa menjadi bagian positif dalam kehidupan sehari-hari. Namun jika tidak terkendali, kebiasaan ini justru bisa menggerus kesehatan mental dan produktivitas.

Kunci Jawaban Sulingjar Guru Paket B,Contoh Soal Survei Lingkungan Belajar SD

Kunci Jawaban Sulingjar Guru Paket B,Contoh Soal Survei Lingkungan Belajar SD
Kunci Jawaban Sulingjar Guru Paket B,Contoh Soal Survei Lingkungan Belajar SD

D'moneyTalkPemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyelenggarakan program Survei Lingkungan Belajar (Sulingjar) 2025 yang wajib diikuti seluruh guru dan kepala sekolah dari jenjang PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK di Indonesia.

Survei ini bertujuan untuk memetakan kondisi nyata lingkungan belajar di satuan pendidikan, termasuk faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pembelajaran, iklim sekolah, dan kesejahteraan guru.

Sulingjar bukan sekadar formalitas administratif. Ia menjadi cerminan mutu pendidikan di setiap sekolah dan akan diolah menjadi bagian dari Profil Pendidikan dan Rapor Pendidikan yang digunakan oleh pemerintah daerah dan pusat untuk menyusun kebijakan berbasis data.

Oleh karena itu, pengisian Sulingjar 2025 harus dilakukan secara jujur, teliti, dan sesuai dengan pengalaman nyata selama satu tahun ajaran terakhir.

Ada tiga paket soal yaitu paket A, B, dan C yang terdiri dari ratusan soal yang dapat diakses melalui https://surveilingkunganbelajar.kemdikbud.go.id.

Selengkapnya, berikut kunci jawaban Sulingjar 2025 Paket B untuk Kepsek dan guru SD/MI sebagai bahan referensi.

Soal dan Kunci Jawaban Sulingjar Paket B Guru SD

1. Apakah Anda memiliki kontrak kerja di luar lingkup sekolah? (misal: mengajar di tempat bimbel: guru les privat; dsb)?

  • Tidak
  • Ya bekerja 1 jam dalam sepekan
  • Ya bekerja 1-3 jam dalam sepekan
  • Ya. bekerja 3-5 jam dalam sepekan
  • Ya bekerja +5 jam dalam sepekan
  • Tidak berkenan menjawab

Kunci Jawaban: Tidak

2. Akses internet mana saja yang Anda miliki di rumah Anda?

  • Internet dari HP
  • WiFi
  • TV Kabel
  • Kabel LAN
  • Tidak berkenan menjawab

Kunci Jawaban: Internet dari HP / Wifi

3. Organisasi profesi apa saja yang Anda ikuti?

  • KKE/MGMP/Forum Tutor Pendidikan Kesetaraan
  • Organisasi profesi lainnya
  • Tidak berkenan menjawab

Kunci Jawaban: KKE/MGMP/Forum Tutor Pendidikan Kesetaraan

4. Apa peran Anda di organisasi tersebut? (Jika Anda mengikuti lebih dari satu organisasi, pilih peran yang paling tinggi)

  • Ketua
  • Pengurus inti (Wakil ketuit, sekretaris, bendahara, kepala bidang)
  • Anggota
  • Tidak berkenan menjawab

Kunci Jawaban: Anggota

5. Pada akhir tahun ajaran ini, sudah berapa tahun Anda menjadi guru di sekolah ini?

  • 0-3 tahun
  • 6-10 tahun
  • 11-15 tahun
  • 16-20 tahun
  • Lebih dari 20 tahun
  • Tidak berkenan menjawab

Kunci Jawaban: 6-10 tahun

Apakah Anda merupakan guru untuk siswa berkebutuhan khusus? Recen

  • Tidak
  • Ya
  • Tidak berkenan menjawab

Kunci Jawaban: Tidak

6. Selama saya bertugas menjadi guru, hal-hal berikut terjadi di dalam kelas..

Kunci Jawaban:

Banyak siswa yang terlambat datang ke kelas: Sangat Tidak Sesuai

Siswa fokus belajar, karena saya selalu bersemangat mengajar di dalam kelas: Sangat Sesuai

7. Di kelas Anda, ada siswa yang tidak tertarik terhadap pembelajaran yang sedang Anda laksanakan, Apa yang Anda lakukan?

Kunci Jawaban:

  • Anda meminta siswa tersebut keluar kelas: Tidak Pernah
  • Anda mengubah cara Anda mengajar agar siswa tersebut tertarik pada pelajaran: Selalu
  • Anda mengacuhkannya dan fokus pada siswa yang tertarik: Tidak Pernah
  • Anda diam saja,: Tidak Pernah

8. Selama Anda mengajar di kelas yang Anda ampu sekarang, apakah Anda melalukan hal-hal berikut?

Kunci Jawaban:

  • Mendiskusikan dengan siswa terkait jenis sanksi bagi pelanggar aturan belajar di kelas anda: Selalu
  • Menyampaikan bentuk-bentuk reawrd dan hukuman kepada siswa di kelas Anda: Selalu

9. Anda memberi pertanyaan/soal/masalah di kelas Anda:

Kunci Jawaban:

  • Ketika ada siswa yang berhasil menjawat pertanyaan/soal/masalah yang Anda berikan, Anda memberi reward kepada siswa tersebut berupa ucapan "Bagus" di depan kelas atau memberi tanda bintang/point: Selalu
  • Ketika tidak ada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan/soal/masalah yang Anda berikan, Anda membanding- bandingkannya dengan siswa kelas lain: Tidak pernah
  • Ketika tidak ada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan/soal/masalah yang Anda berikan, Anda menambahkan soal baru yang lebih sulit: Tidak pernah
  • Ketika ada siswa yang belum tepat menjawab pertanyaan/soal/masalah yang Anda berikan dengan benar, Anda tetap memberikan pujian atas keberaniannya mencoba menjawab: Selalu

10. Seberapa sering Anda melakukan hal-hal berikut? 

Kunci Jawaban:

  • Saya mengkomunikasikan kepada siswa bahwa mereka dapat meraih prestasi yang gemilang dengan cara helajar dan bekerja secara giat dalam hal apapun: di semua jam pelajaran
  • Saya perlu memberikan feedback kepada tugas siswa dengan tujuan ager siswa memperbaikinya sehingga target kemampuan siswa tercapai: di semua jam pelajaran

11. Pernyataan mana saja yang sesuai dengan pendapat Anda? 

Kunci Jawaban:

  • Setiap siswa punya peluang yang sama besarnya untuk meraih cita-cita yang ia inginkan: Sangat sesuai
  • Setiap siswa memiliki potensi kecerdasan yang berbeda-beda: Sangat sesuai
  • Siswa yang kurang pintar biasanya malas dan sulit diatur: Sangat tidak sesuai
  • Siswa yang latar belakang keluarganya bermasalah biasanya prestasi belajarnya rendah: Sangat tidak sesuai

12. Perhatian dan bantuan yang saya berikan kepada siswa dalam proses pembelajaran berupa

Kunci Jawaban:

  • Memberikan apresiasi terhadap upaya siswa sekecil apapun: Sangat Sesuai
  • Mengajak siswa terlibat secara adil dalam pembelajaran: Sangat Sesuai

13. Dalam pandangan saya sebagai guru

Kunci Jawaban:

  • Kondisi kecerdasan siswa yang beragam menyulitkan saya dalam menentukan kecepatan pemberian materi: Sangat Tidak Sesuai
  • Siswa yang mendengarkan penjelasan guru akan mudah memahami materi pelajaran tanpa harus bertanya: Sangat Tidak Sesuai
  • Jika siswa bertanya setelah saya menjelaskan suatu maten, biasanya disebabkan karena ia tidak memperhatikan: Sangat Tidak Sesuai
  • Guru perlu mencari informasi mengenal latar belakang siswa agar dapat membantunya dalam belajar: Sangat Sesuai

14. Setelah melakukan evaluasi berupa tes kepada siswa, yang saya lakukan adalah

Kunci Jawaban:

  • Memberikan umpan balik dengan memberikan catatan-catatan pada lembar jawaban siswa: Sangat Sesuai
  • Membiarkan siswa untuk mencari sendiri materi yang tidak dikuasai siswa dengan mencari dari berbagai sumber: Sangat Sesuai

15. Sebagai seorang guru, saya memiliki pandangan bahwa...

Kunci Jawaban:

  • Masukan terhadap hasil belajar siswa cukup disampaikan saat penerimaan raрог: Sangat Tidak Setuju
  • Guru perlu memberikan catatan naratif mengenai hasil pekerjaan siswa tidak hanya memberi skor saja: Sangat Setuju
  • Lebih penting memuji proses yang telah dilakukan siswa dibandingkan nilai yang diraihnya: Sangat  Setuju
  • Mengidentifikasi hal-hal yang masih perlu dikembangkan oleh masing masing siswa merupakan pekerjaan yang memberatkan: Sangat Tidak Setuju

16. Dalam berinteraksi dengan siswa di kelas, seberapa sering Anda melakukan hal-hal berikut ini?

Kunci Jawaban:

  • Memilih perwakilan kelas untuk kegiatan antar kelas yang terdiri dari siswa perempuan dan siswa laki-laki dengan jumlah yang seimbang: Selalu
  • Membentuk kelompok diskusi di kelas yang terdin dan siswa perempuan dan siswa laki-laki dengan jumlah yang seimbang: Selalu
  • Membentuk dinamika interaksi antar siswa di kelas yang saling menghargai dan menghormati satu sama lain: Selalu

17. Pada saat kegiatan mengajar di kelas, seberapa sering Anda melakukan hal berikut?

Kunci jawaban:

  • Saya meminta siswa untuk bertanya ketika ada materi yang belum dipahami: Selalu
  • Saya menganggap semua siswa dapat langsung memahami materi pelajaran yang saya sajikan: Selalu
  • Saya menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan video pembelajaran yang sesuai dengan topik yang dibahas: Selalu
  • Saya memberikan tugas untuk mendorong siswa agar mencari informasi terkait dengan tugas tersebut melalui internet: Selalu

18. Seberapa sering Anda menerapkan hal-hal berikut ini pada saat pembelajaran berlangsung?

Kunci Jawaban:

  • Saya meminta siswa menjelaskan caranya menemukan jawaban soal: Di semua jam pelajaran
  • Saya meminta siswa memberi komentar atau tanggapan terhadap pendapat siswa lain: Di semua jam pelajaran
  • Saya meminta siswa menceritakan pemahamanaya fentang materi pelajaran kepada siswa lain: Di semua jam pelajaran

19. Seberapa sering Anda menerapkan hal-hal berikut ini pada saat pembelajaran berlangsung?

Kunci jawaban:

  • Saya mengaitkan materi pelajaran dengan materi pelajaran yang telah dipelajari oleh peserta didik sebelumnya: Selalu
  • Saya menggunakan media ajar berbasis multimedia saat menjelaskan konsep konkret: Selalu

20. Berdasarkan pengalaman mengajar Anda, seberapa seringkah Anda melakukan hal-hal berikut?

Kunci Jawaban:

  • Saya melakukan refleksi terhadap materi pelajaran yang telah dibahas pada akhir pelajaran: Tidak Pernah
  • Saya membatasi peserta didik membuat penilaian kualitas pembelajaran yang dilakukan guru pada akhir semester: Tidak Pernah

Adapun lebih lengkap kunci jawaban Sulingjar Paket B Guru SD 2024, soal nomor 21-116 sebagai berikut:

21. 

Setuju

Setuju

22.

Selalu

Setuju

23.

Setuju

Selalu

24. 

Selalu

Sering

25.

Di sebagian besar jam pelajaran Di beberapa jam pelajaran

Jarang

26.

Tidak pernah

27.

Sering

Selalu

Selalu

28.

Selalu

Setuju

29.

Setuju

Setuju

30.

A

Sesuai

31.

Sangat Sesuai

Sesuai

32.

Sesuai

Sesuai

33.

Tidak setuju

Tidak setuju

34.

C

Benar

35.

Salah

Salah

Ada

36.

Ada

Salah

Salah

37.

Salah

Benar

Benar

38.

0

Sesuai

39.

Tidak Sesuai

Sesuai

40

C

41.

Sesuai

42. Sangat tidak setuju

Sangat tidak setuju

43. Sangat sesuai

Sangat sesuai

44. Sangat sering

Sangat sering

45. Sangat setuju

Sangat setuju

46. Sangat setuju

Sangat setuju

47. Sangat setuju

Sangat setuju

Sangat tidak setuju

Sangat tidak setuju

48. Selalu

Selalu

49. Sangat sesuai

Sangat sesuai

Sangat sesuai

50. Sangat sesuai

Sangat sesuai

51. Sangat sesuai

Sangat sesuai

Sangat sesuai

52. Selalu

Selalu

53. Sangat setuju

Sangat setuju

54. Selalu

Selalu

55. Sangat sesuai

Sangat sesuai

56. Selalu

Selalu

Tidak pernah

57. Selalu

Selalu

58. Sangat sering

Sangat sering

59. Sangat sering

Sangat sering

60. Ya, hingga sekarang masih saya lakukan

Ya, hingga sekarang masih saya lakukan

61. Sangat tidak sesuai

Sangat tidak sesuai

Sangat tidak sesuai

62. Sangat sesuai

Sangat sesuai

63. Sangat setuju

Sangat tidak setuju

64. Benar

Salah

65. Sangat tidak setuju

Sangat tidak setuju

66. Sangat setuju

Sangat setuju

67. Benar

Salah

68. Sangat tidak setuju

Sangat setuju

69. Sangat tidak setuju

Sangat setuju

70. Sangat setuju

Sangat tidak setuju

Sangat tidak setuju

71. C. Saya akan mengusulkan sekolah untuk membuat program pencegahan kekerasan seksual bagi seluruh warga sekolah

72. Sangat setuju

Sangat setuju

Sangat setuju

73. Tidak ada

Tidak ada

74. Sangat tidak setuju

Sangat setuju

75. B. Saya menjelaskan kepada wali kelas bahwa baik siswa laki-laki maupun perempuan mempunyai hak yang sama untuk ikut lomba matematika

76. Sangat tidak setuju

Sangat tidak setuju

77. Tidak pernah

Tidak pernah

Selalu

78. Sangat sesuai

Sangat tidak sesuai

Sangat sesuai

79. Sangat setuju

Sangat setuju

80. Tidak pernah

Tidak pernah

81. Selalu

Selalu

82. Selalu

Selalu

83. Sangat tidak sesuai

Sangat sesuai

Sangat tidak sesuai

Sangat tidak sesuai

84. Sangat setuju

Sangat setuju

85. Sangat sesuai

Sangat sesuai

86. Tidak pernah

Tidak pernah

87. Sering

Tidak pernah

88. Selalu

Selalu

Selalu

89. Tidak pernah

Tidak pernah

90. Selalu

Selalu

91. Sering

Sering

92. Secara berkala

Secara berkala

93. Ada

Ada

94. Ya, sampai sekarang ada/ dilakukan

Ya, sampai sekarang ada/ dilakukan

Ya, sampai sekarang ada/ dilakukan

Ya, sampai sekarang ada/ dilakukan

95. Ya, sampai sekarang ada/ dilakukan

Ya, sampai sekarang ada/ dilakukan

96. Sangat sesuai

Sangat sesuai

97. Pernah

Tidak pernah

98. C. Saya segera menolong korban sambil merekam sehingga punya bukti untuk melaporkan kejadian dengan tetap menjaga kerahasiaan

99. Ya, sampai sekarang dilakukan

Ya, sampai sekarang dilakukan

100. Sangat sesuai

Sangat tidak sesuai

Sangat sesuai

101. Tidak pernah

Tidak pernah

102. A. Saya mengingatkan siswa bahwa ketua kelompok sebaiknya ditentukan berdasarkan kemampuan bukan jenis eklamin

103. Sangat tidak sesuai

Sangat sesuai

104. Sangat setuju

Sangat tidak setuju

105. Sangat setuju

Sangat setuju

Sangat setuju

106. Ya

107. Sudah dilakukan

Sudah dilakukan

Sudah dilakukan

Sudah dilakukan

Sudah dilakukan

108. Sangat Akurat

Sangat Akurat

109. Saya tidak bisa menjawab karena pertanyaan tidak relevan

110. Sangat relevan

Sangat relevan

111. Tidak mungkin

112. Menerima teguran dari kepala satuan pendidikan

Meminta siswa untuk menyampaikan kembali isi bacaan

Evaluasi kinerja menurun

113. Sangat tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

114. Sangat setuju

Sangat setuju

Sangat setuju

115. Meminta anak untuk membaca secara mandiri

Mendiskusikan cerita bukunya di sekolah

Dari Observasi Anda, waktu aktivitas apa yang ditukar untuk mengakomodasi kegiatan literasi yang meningkat?

Waktu untuk kegiatan literasi tidak berubah

116. Sering (Selalu ada murid ketika ada waktu kosong)

Tidak berubah

*)Disclaimer: Kunci Jawaban Sulingjar Paket B Guru SD dalam artikel ini hanya sebagai refrensi bagi guru untuk mengisi di dashboardslb.kemdikbud.go.id

Bapak/ibu guru dapat mengisi sesuai dengan kondisi sebenarnya di sekolah berdasarkan pengalaman mengajar selama satu tahun ajaran.

(Tribunnews.com/M Alvian Fakka)

Kamis, 02 Oktober 2025

9 Ungkapan Guru di Masa Lalu yang Bisa Menimbulkan Trauma Anak Sekolah Sekarang

9 Ungkapan Guru di Masa Lalu yang Bisa Menimbulkan Trauma Anak Sekolah Sekarang

D'moneyTalkMetode pengajaran dan pemahaman psikologi anak telah berkembang pesat sejak tahun 70-an dan 80-an.

Hal ini memunculkan perbedaan besar dalam cara guru berkomunikasi dengan murid-murid mereka. Frasa yang dulu dianggap biasa, kini bisa dianggap sebagai bentuk trauma psikologis.

Melansir dari Geediting.com Selasa (26/8), beberapa ungkapan yang digunakan guru-guru di era tersebut kini menjadi penyebab kekhawatiran.

Mempelajari ungkapan ini adalah cara untuk memahami perubahan cara pandang terhadap kesehatan mental anak. Berikut ini sembilan ungkapan yang dimaksud.

1. "Saya Tidak Peduli Siapa yang Memulainya"

Frasa ini adalah respons universal untuk setiap perselisihan atau pertengkaran di antara siswa. Guru saat itu tidak berusaha memahami akar masalahnya, hanya ingin menghentikan konflik. Ini mengabaikan perasaan anak-anak dan tidak mengajarkan mereka untuk menyelesaikan masalah.

2. "Berhenti Menangis atau Saya Beri Kamu Sesuatu untuk Ditangisi"

Ungkapan ini adalah bentuk ancaman untuk membuat seseorang berhenti menangis. Alih-alih memberikan kenyamanan, itu justru menekan emosi dan membuat anak merasa takut. Hal ini mengajarkan anak-anak bahwa emosi mereka tidak valid dan harus disembunyikan.

3. "Kamu Tidak Hidup Sesuai Potensimu"

Di masa lalu, guru percaya hanya ada satu standar untuk semua siswa. Frasa ini bisa membuat anak merasa tidak berharga dan gagal, meskipun mereka sudah berusaha. Hal ini tidak menghargai setiap anak yang memiliki kecepatan dan cara belajar yang berbeda.

4. "Tongkat dan Batu Boleh Mematahkan Tulangmu, tapi Kata-kata Tidak Akan Menyakitimu"

Pepatah lama ini digunakan untuk meremehkan dampak dari perundungan verbal. Sains modern membuktikan bahwa kata-kata dapat melukai otak dan meninggalkan trauma. Frasa ini mengajarkan anak untuk menekan perasaan mereka dan menerima perlakuan buruk.

5. "Namanya Juga Anak Laki-laki"

Ungkapan ini memberi izin bagi anak laki-laki untuk berperilaku buruk. Mulai dari merusak barang hingga melecehkan anak perempuan, semua dimaafkan dengan kalimat ini. Hal ini membentuk pandangan gender yang toksik dan tidak menghormati anak perempuan.

6. "Sudah Dicoba Berpikir Lebih Keras?"

Guru di era itu mengharapkan siswa untuk mengikuti satu pola pikir saja. Kalimat ini menyiratkan bahwa siswa bodoh jika tidak langsung memahami sesuatu. Ini adalah frasa yang meremehkan proses belajar dan berpikir.

7. "Ini Akan Masuk ke Catatan Permanenmu"

Guru menggunakan frasa ini sebagai bentuk ancaman tanpa mempertimbangkan dampak psikologisnya. Mereka berharap anak-anak patuh karena takut masa depan mereka rusak. Frasa ini mengintimidasi dan memanipulasi anak secara emosional.

8. "Dengarkan Saya, Saya Orang Dewasa"

Ungkapan ini menunjukkan otoritas absolut dan menolak segala bentuk pertanyaan atau keraguan dari anak. Hal ini membungkam keingintahuan anak-anak dan membuat mereka takut untuk berpikir kritis. Mereka diajarkan untuk tidak mempertanyakan otoritas orang dewasa.

9. "Jalani Saja"

Frasa ini digunakan sebagai respons atas cedera atau rasa sakit yang tidak terlihat. Guru menganggap cedera yang dialami anak sebagai sesuatu yang sepele dan dapat diabaikan. Ini meremehkan pengalaman fisik dan emosional anak.

Pergeseran cara pandang ini mencerminkan kesadaran yang semakin tinggi terhadap kesehatan mental anak. Kita belajar bahwa cara berkomunikasi dengan anak-anak memiliki dampak jangka panjang pada diri mereka. Penting untuk memahami mengapa kalimat yang seolah-olah tidak berbahaya ini bisa jadi sangat menyakitkan.

Hal ini menekankan pentingnya komunikasi yang penuh empati dan rasa hormat dalam mendidik anak. Perlu diingat bahwa kata-kata memiliki kekuatan untuk membentuk atau bahkan merusak jiwa anak. Kita harus berhati-hati dalam setiap ucapan.

Selasa, 30 September 2025

Ketakutan Gagal: Psikologi dan Cara Mengatasinya

Ketakutan Gagal: Psikologi dan Cara Mengatasinya

Radar Info– Ketakutan akan kegagalan merupakan salah satu penghalang terbesar yang membuat banyak orang ragu untuk melangkah maju. Psikologi modern menjelaskan bahwa rasa takut ini berasal dari cara berpikir, pengalaman masa lalu, hingga norma masyarakat. Namun, terdapat beberapa pendekatan yang dapat membantu mengubah rasa takut menjadi semangat positif untuk mencapai kesuksesan.

Hampir semua orang pernah merasakan ketakutan akan kegagalan. Baik di bidang pekerjaan, pendidikan, atau kehidupan pribadi, bayangan kegagalan sering kali membuat seseorang menunda langkah atau bahkan mundur sebelum berusaha.

Pertanyaannya adalah, mengapa rasa takut akan kegagalan begitu besar memengaruhi kehidupan, dan bagaimana cara menghadapinya?

Apa yang Dimaksud dengan Rasa Takut Gagal?

Berdasarkan informasi dari Verywell Mind (2022), rasa takut akan kegagalan merupakan kondisi psikologis di mana seseorang menghindari tantangan karena khawatir dengan hasil yang tidak baik. Seringkali, ketakutan ini diiringi oleh gejala emosional seperti kecemasan, keraguan, hingga penurunan rasa percaya diri.

Seorang psikolog dari Grove Psychology (2023) menyampaikan bahwa rasa takut akan kegagalan dapat muncul dari pengalaman masa kecil, seperti sering mendapat kritik ketika melakukan kesalahan. Akibatnya, seseorang berkembang dengan keyakinan bahwa kegagalan adalah hal yang memalukan dan perlu dihindari.

Mengapa Orang Takut Gagal?

Psikologi melihat kegagalan bukan hanya terkait dengan hasil, tetapi juga dengan identitas seseorang. Artikel di Psychology Today (2023) menyatakan bahwa individu dengan pola pikir perfeksionis lebih rentan takut gagal karena mereka menghubungkan harga diri dengan prestasi yang dicapai.

Selain itu, tekanan sosial memperkuat rasa takut akan kegagalan. Di tengah masyarakat yang mengukur kesuksesan berdasarkan prestasi, banyak orang merasa bahwa reputasi dan harga diri mereka diuji setiap kali mencoba hal baru.

Ketakutan akan kegagalan tidak hanya menghalangi pencapaian, tetapi juga berdampak negatif pada kesejahteraan mental. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di ResearchGate (2013), orang dengan tingkat ketakutan yang tinggi cenderung mengalami stres jangka panjang, kecemasan berlebihan, hingga depresi. Mereka lebih sering menunda tugas (procrastination), menghindari tantangan, dan bahkan melewatkan peluang penting yang sebenarnya bisa membawa keberhasilan. Ketakutan terhadap kegagalan tidak hanya menghambat pencapaian, tetapi juga dapat merusak kesejahteraan mental. Menurut studi yang dipublikasikan di ResearchGate (2013), individu yang memiliki rasa takut yang kuat cenderung mengalami tekanan psikologis kronis, kecemasan berlebih, hingga gangguan depresi. Mereka lebih sering menunda pekerjaan, menghindari situasi berisiko, dan bahkan kehilangan kesempatan berharga yang mungkin mengarah pada kesuksesan. Rasa takut gagal tidak hanya menghambat pencapaian seseorang, tetapi juga berpotensi merusak kesehatan mental. Dalam penelitian yang dirujuk dari ResearchGate (2013), orang dengan tingkat ketakutan yang tinggi cenderung mengalami stres terus-menerus, kecemasan berlebih, hingga gejala depresi. Mereka lebih sering menunda tugas, menghindari risiko, dan bahkan melewatkan peluang emas yang bisa membawa kesuksesan.

Selain mengurangi efisiensi kerja, rasa takut akan kegagalan juga berdampak pada kualitas hubungan sosial. Berdasarkan laporan SACAP (2023), orang yang terlalu takut gagal cenderung menghindari kolaborasi tim karena khawatir pendapat mereka ditolak. Hal ini dapat membuat mereka terlihat tidak aktif, kurang percaya diri, bahkan kehilangan peluang untuk memperluas jaringan profesional.

Di sisi lain, ketakutan berlebihan juga berkaitan dengan masalah kesehatan fisik. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Behavioral Science (2021) menemukan bahwa individu yang mengalami kecemasan jangka panjang akibat rasa takut akan kegagalan lebih rentan mengalami gangguan tidur, sakit kepala, hingga penurunan daya tahan tubuh. Artinya, perasaan takut ini tidak hanya memengaruhi pikiran, tetapi juga kesehatan secara keseluruhan.

Bagaimana Mengatasi Perasaan Takut Gagal?

Psikologi positif menyediakan berbagai metode untuk mengubah rasa takut menjadi kekuatan. Berikut beberapa langkah yang direkomendasikan oleh para ahli:

  1. Ubah cara pandang terhadap kegagalan.

    Berdasarkan Positive Psychology (2020), kegagalan sebaiknya dianggap sebagai proses pembelajaran, bukan akhir dari segalanya. Dengan cara berpikir demikian, setiap kegagalan justru menjadi langkah awal menuju kesuksesan.

  2. Latih self-compassion.

    Psikologi Grove menekankan kepentingan kasih sayang terhadap diri sendiri. Daripada menghakimi secara keras ketika gagal, coba berbicara pada diri sendiri dengan penuh empati sebagaimana Anda berbicara kepada seorang teman dekat.

  3. Kelola ekspektasi.

    Psikologi Hari Ini mencatat bahwa standar yang terlalu tinggi sering kali memperparah rasa takut akan kegagalan. Memecah tujuan besar menjadi langkah-langkah kecil dapat membantu mengurangi beban psikologis.

  4. Gunakan visualisasi positif.

    SACAP (South African College of Applied Psychology, 2023) merekomendasikan metode visualisasi keberhasilan sebagai cara untuk mengurangi rasa cemas sebelum menghadapi situasi baru. Pendekatan ini membantu otak berfokus pada peluang yang ada, bukan pada potensi masalah.

  5. Hadapi secara bertahap.

    Penelitian di ResearchGate menunjukkan bahwa menghadapi rasa takut secara perlahan dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam menerima kegagalan. Contohnya, mulai berani berbicara di depan kelompok kecil sebelum akhirnya tampil di panggung yang lebih besar.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mencari Bantuan Ahli?

Jika rasa takut akan kegagalan membuat seseorang menghindari hampir semua tantangan, memengaruhi hubungan, atau menyebabkan gejala depresi, konseling psikolog dapat menjadi pilihan yang tepat. Terapi kognitif-perilaku (CBT) telah terbukti efektif dalam membantu seseorang mengubah pola pikir negatif yang terkait dengan kegagalan.

Rasa takut akan kegagalan memang wajar, namun tidak boleh menjadi hambatan utama dalam kehidupan. Dengan mengenali akar psikologisnya dan menggunakan pendekatan yang tepat, rasa takut tersebut justru dapat menjadi dorongan untuk terus berkembang. Karena pada akhirnya, kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian penting dari perjalanan menuju keberhasilan.

Senin, 29 September 2025

Psikologi Ungkap Mengapa Orang Sulit Keluar dari Zona Nyaman dan Cara Efektif untuk Berani Melangkah Maju

Psikologi Ungkap Mengapa Orang Sulit Keluar dari Zona Nyaman dan Cara Efektif untuk Berani Melangkah Maju

D'moneyTalk – Banyak orang menyadari bahwa kesuksesan membutuhkan keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman.

Namun, dalam praktiknya, meninggalkan rutinitas yang terasa aman bukanlah hal mudah.

Psikologi menjelaskan bahwa zona nyaman bukan sekadar kondisi pasif, melainkan respon otak terhadap rasa aman dan ancaman perubahan.

Apa itu zona nyaman?

Menurut Positive Psychology (2022), zona nyaman adalah kondisi di mana seseorang merasa tenang karena aktivitas dan lingkungannya dapat diprediksi. Meski tampak menyenangkan, terlalu lama berada dalam zona ini dapat membuat perkembangan diri terhambat, karena individu cenderung menghindari tantangan baru.

Mengapa orang sulit keluar dari zona nyaman?

Psikologi menjelaskan ada beberapa faktor utama. Pertama, fear of failure atau ketakutan gagal. Artikel di Psychology Today (2022) menyebutkan bahwa otak manusia cenderung lebih kuat merespons potensi kehilangan dibanding peluang meraih keuntungan. Inilah yang membuat seseorang memilih bertahan di tempat yang aman ketimbang mencoba hal baru.

Kedua, faktor biologis. Studi yang diterbitkan di National Library of Medicine (2023) menjelaskan bahwa perubahan lingkungan dapat memicu respons stres. Kortisol yang meningkat saat mencoba hal baru membuat individu merasa cemas, sehingga bertahan di rutinitas lama terasa lebih nyaman.

Ketiga, faktor sosial. Menurut Harvard Summer School (2021), banyak orang enggan keluar dari zona nyaman karena takut penilaian negatif dari lingkungan. Ekspektasi sosial yang tinggi membuat mereka memilih mengikuti arus, meski sebenarnya ingin berkembang.

Selain faktor biologis dan sosial, ada juga aspek budaya yang membuat seseorang betah dalam zona nyaman. Misalnya, masyarakat yang menekankan stabilitas dan kepatuhan cenderung mendorong warganya untuk tidak mengambil risiko. Studi yang diterbitkan di Journal of Applied Psychology (2023) menemukan bahwa norma budaya yang konservatif bisa menghambat individu untuk keluar dari rutinitas, meski sebenarnya mereka memiliki keinginan untuk berkembang.

Contoh nyata datang dari dunia kerja. Banyak karyawan yang enggan mengajukan ide baru karena takut gagal atau khawatir mendapat kritik dari atasan. Padahal, inovasi hanya bisa muncul ketika seseorang berani keluar dari pola lama. Dalam wawancara yang dikutip Harvard Summer School, sejumlah pemimpin perusahaan besar mengakui bahwa lonjakan karier mereka justru terjadi ketika berani mengambil langkah berbeda, meski penuh risiko.

Dalam kehidupan pribadi, fenomena ini juga terlihat. Banyak orang bertahan dalam hubungan yang tidak sehat hanya karena merasa aman dan terbiasa. Psikologi menjelaskan, otak lebih memilih “kepastian yang buruk” daripada menghadapi ketidakpastian, sehingga membuat individu sulit melepaskan diri.

Maka, keluar dari zona nyaman bukan hanya soal karier, melainkan menyangkut kualitas hidup secara menyeluruh. Dengan berani melangkah, seseorang bisa membuka peluang baru, menemukan potensi diri yang terpendam, bahkan membangun relasi sosial yang lebih sehat dan bermakna.

Apa dampaknya bila terlalu lama di zona nyaman?

Walden University menegaskan bahwa hidup dalam zona nyaman terlalu lama membuat motivasi menurun, kreativitas melemah, dan potensi diri tidak berkembang. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental karena individu merasa stagnan dan kehilangan tujuan hidup.

Bagaimana cara keluar dari zona nyaman?

Psikologi menawarkan sejumlah strategi praktis:

  1. Mulai dari langkah kecil. Cobalah melakukan hal baru secara bertahap, misalnya berbicara dengan orang asing atau mencoba hobi berbeda.

  2. Kelola rasa takut. Gunakan teknik mindfulness untuk menenangkan diri saat muncul kecemasan.

  3. Tetapkan tujuan jelas. Menurut Psychology Today (2024), memiliki target terukur membantu otak melihat perubahan sebagai tantangan, bukan ancaman.

  4. Cari dukungan. Diskusikan rencana keluar dari zona nyaman dengan mentor atau orang terdekat agar ada dorongan positif.

  5. Rayakan keberhasilan kecil. Apresiasi diri setiap kali berhasil melangkah keluar, sekecil apa pun pencapaiannya.

Mengapa penting keluar dari zona nyaman sekarang?

Karena dunia terus berubah, kemampuan beradaptasi adalah kunci kesuksesan. Harvard menekankan bahwa meninggalkan zona nyaman bukan berarti meninggalkan rasa aman sepenuhnya, melainkan memperluas kapasitas diri untuk menghadapi ketidakpastian.

Zona nyaman memang menawarkan rasa aman, tetapi bila terus dipelihara justru bisa menjadi jebakan psikologis. Dengan memahami mekanisme otak, mengelola rasa takut, dan melatih keberanian, siapa pun bisa keluar dari zona nyaman. Pada akhirnya, keberhasilan tidak datang dari bertahan di tempat yang sama, melainkan dari keberanian menapaki langkah baru.

Minggu, 28 September 2025

Remaja dan Ancaman Anemia: Tantangan Gaya Hidup dan Kesehatan Masa Depan

Remaja dan Ancaman Anemia: Tantangan Gaya Hidup dan Kesehatan Masa Depan
Remaja dan Ancaman Anemia: Tantangan Gaya Hidup dan Kesehatan Masa Depan

D'moneyTalkRemaja saat ini semakin aktif dalam berbagai kegiatan, baik akademik, olahraga, maupun aktivitas sosial. Namun, di balik semangat itu, ada tantangan besar yang dihadapi, salah satunya adalah masalah kesehatan seperti anemia. Berdasarkan data, 1 dari 6 remaja mengalami anemia, kondisi yang sering kali tidak disadari oleh orang tua maupun remaja itu sendiri. Padahal, anemia bisa berdampak serius terhadap prestasi dan tumbuh kembang anak.

Anemia membuat remaja cepat lelah, sulit fokus, dan rentan sakit. Kondisi ini jelas mengganggu aktivitas belajar maupun kegiatan sehari-hari. Banyak remaja yang sebenarnya mengalami gejala anemia, namun mereka menganggapnya hanya kelelahan biasa. Hal ini berbahaya karena anemia yang tidak ditangani dengan baik bisa memengaruhi konsentrasi belajar, performa olahraga, hingga produktivitas.

Faktor gaya hidup juga memperparah risiko anemia pada remaja. Misalnya, 62% anak sekolah ternyata kurang tidur karena kesibukan tugas, penggunaan gadget berlebihan, atau jadwal padat. Kurang tidur bukan hanya menurunkan daya tahan tubuh, tapi juga membuat tubuh kesulitan memulihkan energi, sehingga semakin memperburuk kondisi anemia.

Selain itu, pola makan remaja saat ini juga kurang sehat. Sebanyak 44% anak gemar mengonsumsi minuman manis setiap hari, yang meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan menurunkan kualitas nutrisi. Padahal, remaja membutuhkan asupan zat besi, protein, dan vitamin yang cukup untuk mencegah anemia. Kebiasaan konsumsi makanan instan dan jarang makan sayur semakin membuat kondisi ini memprihatinkan.

Tak hanya itu, ada juga faktor lingkungan yang memengaruhi gaya hidup remaja. Sebanyak 16% remaja sudah pernah merokok, yang jelas berdampak buruk pada kesehatan darah dan peredaran oksigen. Merokok juga memperbesar risiko gangguan jantung dan paru-paru, yang bisa memperparah kondisi tubuh lemah akibat anemia.

Kesehatan mental juga perlu diperhatikan. Data menunjukkan 1 dari 10 anak pernah mencoba bunuh diri karena merasa tidak punya ruang aman untuk berbicara. Kelelahan, tekanan akademik, serta masalah kesehatan fisik seperti anemia dapat menjadi pemicu stres yang berujung pada masalah mental. Kondisi ini menunjukkan bahwa kesehatan remaja harus dilihat secara menyeluruh, baik fisik maupun mental.

Untuk mengatasi masalah anemia pada remaja, langkah pertama adalah meningkatkan kesadaran orang tua, guru, dan masyarakat tentang pentingnya deteksi dini. Remaja perlu didorong untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama tes darah sederhana untuk mengetahui kadar hemoglobin. Selain itu, edukasi mengenai pola makan sehat yang kaya zat besi, seperti daging merah, sayuran hijau, dan kacang-kacangan, sangat penting.

Pemerintah dan sekolah juga bisa berperan dengan menyediakan program gizi seimbang, pemberian tablet tambah darah, serta kampanye hidup sehat. Dengan begitu, remaja tidak hanya aktif secara akademik dan sosial, tetapi juga memiliki tubuh sehat untuk mendukung produktivitas mereka.

Di era modern ini, menjadi remaja bukan hanya soal semangat mengejar prestasi, tapi juga menjaga kesehatan agar tetap kuat menghadapi tantangan. Anemia mungkin terlihat sepele, namun dampaknya sangat besar bagi masa depan generasi muda. Dengan kesadaran bersama, remaja Indonesia bisa tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.

Jumat, 26 September 2025

30 Ucapan Hari Statistik Nasional 2025, Cocok untuk WA IG FB dan Twitter

30 Ucapan Hari Statistik Nasional 2025, Cocok untuk WA IG FB dan Twitter
30 Ucapan Hari Statistik Nasional 2025, Cocok untuk WA IG FB dan Twitter

D'moneyTalk - Hari Statistik Nasional 2025 atau HSN 2025 akan diperingati setiap 26 September 2025. Peringatan ini menjadi momentum untuk menekankan pentingnya peran statistik dalam pembangunan bangsa dan pengambilan kebijakan yang tepat. Statistik menjadi fondasi bagi pengolahan data yang valid, berkualitas, dan bisa dipertanggungjawabkan.

Berikut ini 30 ucapan Hari Statistik Nasional 2025 yang bisa dibagikan di media sosial atau digunakan sebagai status WhatsApp, Instagram, dan Facebook:

Kumpulan Ucapan Hari Statistik Nasional 2025

  1. Selamat Hari Statistik Nasional 2025! Semoga statistika selalu diterapkan dalam proses pengolahan data dengan kaidah yang benar.
  2. Selamat HSN 2025! Semoga para insan statistik nasional mampu menyediakan data berkualitas demi kemajuan bangsa.
  3. Kesadaran pentingnya statistik harus ditanamkan. Selamat Hari Statistik Nasional 2025!
  4. Semoga semakin banyak orang menyadari pentingnya statistik. Selamat Hari Statistik Nasional 2025.
  5. Mari semangat belajar statistik demi kemajuan ilmu pengetahuan. HSN 2025 dirayakan untuk itu!
  6. Pengelolaan data statistik yang benar adalah kunci kemajuan ilmu pengetahuan. Selamat HSN 2025!
  7. Data adalah bukti realita, diuji dengan statistik agar tidak salah tafsir. Selamat Hari Statistik Nasional 2025.
  8. Statistik membuat data lebih teratur, terarah, dan bisa dipertanggungjawabkan. HSN 2025 selamat!
  9. Kebenaran data bisa diuji dengan statistik. Jangan malas belajar! Selamat Hari Statistik Nasional 2025.
  10. Proyek data selalu melibatkan statistik agar proses pengolahan lebih cepat. HSN 2025.
  11. Jadikan statistik ilmu yang mendukung validasi data dan kemajuan ilmu pengetahuan. Selamat HSN 2025.
  12. Semoga Hari Statistik Nasional 2025 menginspirasi generasi muda memahami pentingnya data berkualitas.
  13. Statistik membantu pengambilan keputusan yang tepat. HSN 2025 mari diapresiasi!
  14. Selamat Hari Statistik Nasional 2025, semoga data Indonesia semakin akurat dan terpercaya.
  15. HSN 2025 adalah momen menghargai kerja keras para ahli statistik di seluruh negeri.
  16. Data berkualitas adalah dasar kemajuan bangsa. Selamat Hari Statistik Nasional 2025.
  17. Semoga HSN 2025 membuat kita semakin sadar pentingnya literasi data dan statistik.
  18. Mari gunakan statistik untuk pembangunan bangsa yang lebih maju. Selamat Hari Statistik Nasional 2025.
  19. Selamat HSN 2025, data yang akurat adalah pondasi kebijakan yang efektif.
  20. Semoga Hari Statistik Nasional 2025 mendorong generasi muda lebih tertarik pada ilmu statistik.
  21. Statistik bukan sekadar angka, tapi kunci pengambilan keputusan tepat. HSN 2025.
  22. Selamat Hari Statistik Nasional 2025, semoga pengolahan data semakin profesional dan valid.
  23. Data yang tepat membuat kebijakan lebih efektif. HSN 2025 mari rayakan bersama!
  24. Semoga HSN 2025 memotivasi semua pihak menghargai pentingnya statistik di setiap sektor.
  25. Selamat Hari Statistik Nasional 2025, mari terus kembangkan budaya literasi data di Indonesia.
  26. Statistik memberikan pandangan jelas terhadap realita. HSN 2025 mari diapresiasi.
  27. Selamat Hari Statistik Nasional 2025, semoga semua data yang dipublikasikan berkualitas dan bermanfaat.
  28. HSN 2025 mengingatkan kita pentingnya peran statistik untuk pembangunan bangsa.
  29. Mari jadikan Hari Statistik Nasional 2025 sebagai momentum meningkatkan kesadaran literasi data.
  30. Selamat Hari Statistik Nasional 2025, semoga para ahli statistik terus berkontribusi untuk Indonesia.

Hari Statistik Nasional 2025 menjadi momen penting untuk menyadarkan masyarakat tentang nilai statistik.

Berbagi ucapan HSN 2025 di media sosial juga bisa menjadi cara sederhana untuk menghargai kerja para profesional statistik dan meningkatkan kesadaran literasi data di Indonesia.***

Kamis, 25 September 2025

8 Ungkapan Umum yang Tanpa Sadar Dianggap Negatif dalam Percakapan

8 Ungkapan Umum yang Tanpa Sadar Dianggap Negatif dalam Percakapan

D'moneyTalkTerkadang, kata-kata yang kita ucapkan dalam percakapan sehari-hari tidak selamanya memiliki dampak positif.

Beberapa frasa, meskipun biasa digunakan, dapat menyiratkan kesan yang tidak disengaja. Penggunaan kalimat-kalimat ini bisa jadi menandakan ketidakpahaman mendalam terhadap suatu makna.

Melansir dari Geediting.com Selasa (26/8), ada delapan ungkapan yang sering dipakai tanpa sadar akan efeknya. Kalimat-kalimat ini kerap menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap standar penggunaan bahasa. Berikut adalah delapan ungkapan yang perlu diwaspadai dalam percakapan.

1. "Saya bisa lebih tidak peduli"

Ungkapan ini sering kali salah digunakan ketika seseorang ingin menyampaikan ketidakpeduliannya. Yang benar, seharusnya adalah "saya tidak bisa lebih tidak peduli". Frasa ini menyiratkan bahwa Anda tidak terlalu peduli, padahal maksudnya Anda tidak peduli sama sekali.

2. "Untuk semua tujuan intensif"

Frasa ini adalah miskonsepsi umum dari "untuk semua maksud dan tujuan". Kata "intensif" di sini tidak tepat dan tidak memiliki hubungan dengan makna aslinya. Ungkapan ini terdengar seperti Anda salah mengartikan idiom yang sudah baku.

3. "Tanpa peduli"

Ungkapan ini, yang merupakan gabungan dari "terlepas dari" dan "tanpa peduli", tidak termasuk dalam kosakata bahasa baku. Orang yang menggunakannya mungkin ingin menekankan suatu poin. Namun, kata "tanpa peduli" sudah cukup untuk menyampaikan makna yang sama.

4. "Saya sudah melakukannya"

Pola kalimat ini sering terdengar dalam percakapan kasual dan tidak mengikuti aturan tata bahasa yang benar. Seharusnya, Anda menggunakan "saya sudah melakukannya" atau "saya telah melakukannya." Kesalahan tata bahasa ini dapat membuat seseorang terlihat kurang terpelajar.

5. "Menjepitnya di pantat"

Ini adalah salah satu kesalahan paling klasik dalam penggunaan idiom dan terdengar agak konyol. Frasa yang benar adalah "nip it in the bud," yang berasal dari dunia hortikultura dan berarti menghentikan masalah sejak awal. Salah penggunaan ini menunjukkan ketidakpahaman makna yang sebenarnya.

6. "Anda akan mendapatkan hal lain"

Ungkapan ini sering digunakan sebagai peringatan atas konsekuensi yang akan terjadi. Frasa yang benar dan lebih umum adalah "Anda akan mendapatkan kejutan lain". Penggunaan yang salah dapat membingungkan lawan bicara dan terkesan aneh.

7. "Satu dalam sama"

Frasa ini adalah versi yang salah dari idiom "satu dan sama", yang berarti dua hal yang identik. Menggunakan "dalam" di sini adalah kesalahan yang umum sekali. Ini menandakan kurangnya pengetahuan tentang idiom yang benar.

8. "Ekspreso"

Pengucapan kata ini dengan "x" sering kali menjadi tanda orang yang tidak terbiasa dengan nama minumannya. Seharusnya, kata yang benar adalah "es-pres-so". Kesalahan ini sering kali dilakukan oleh orang yang kurang teredukasi tentang istilah-istilah di luar bahasa ibu mereka.

Penggunaan frasa-frasa di atas bisa mencerminkan kebiasaan komunikasi yang perlu diperbaiki. Meskipun niatnya baik, kesalahan-kesalahan ini sering kali disalahartikan. Kesadaran akan penggunaan bahasa sangat penting sekali.

Mempelajari ekspresi yang benar dapat membantu kita berkomunikasi lebih efektif dan menghindari kesalahpahaman. Perbaikan kecil dalam pemilihan kata dapat membuat perbedaan yang sangat besar. Pada akhirnya, komunikasi adalah tentang bagaimana kita menyampaikan ide kita dengan jelas.

Karir Guru yang Hancur Akibat Ancaman Cekik Siswa, Meski Status Kepegawaian Tak Sembarangan

Karir Guru yang Hancur Akibat Ancaman Cekik Siswa, Meski Status Kepegawaian Tak Sembarangan

Radar InfoSeorang guru perempuan yang sedang menjadi topik pembicaraan ternyata memiliki status yang tidak biasa.

Fakta terkini juga mengungkap bahwa Ibu Guru Hamini mengalami gangguan psikologis sejak tahun 2014.

Polres Pesawaran menyatakan telah menangani laporan mengenai video yang beredar tentang seorang guru yang diduga melakukan intimidasi dan bersikap kasar terhadap siswanya saat upacara bendera di sebuah SD di Kecamatan Kedondong.

Kepala Kepolisian Resor Pesawaran AKBP Heri Sulistyo Nugroho menyampaikan, sejak pertama kali menerima laporan, anggotanya langsung datang ke lokasi guna memverifikasi kebenaran kejadian tersebut.

Polisi juga bekerja sama dengan pihak sekolah, Dinas Pendidikan, serta keluarga guru yang bersangkutan.

H terus menjadi perbincangan di media sosial setelah terekam kamera saat memasuki barisan upacara di SDN 9 Kedondong.

Pada saat itu memberikan ancaman kepada siswa.

Perbuatan tersebut menimbulkan rasa takut di kalangan beberapa siswa hingga ada yang menangis.

Akhirnya perkara ini disampaikan kepada Inspektorat dan Polsek setempat.

Jejak karir bagus

Guru tersebut ternyata memiliki karier yang mengesankan sejak beberapa tahun lalu.

Sebelum diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) melalui jalur K2, ia dikenal sebagai guru honorer di Pesawaran.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pesawaran Pradana Utama menyampaikan bahwa H adalah guru mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK).

Seorang perempuan berusia 54 tahun telah lama bekerja sebagai guru, dan masa kerjanya tinggal beberapa tahun lagi.

"Sejak laporan diterima, anggota kami segera turun ke lapangan. Kami memverifikasi keakuratan informasi, berkoordinasi dengan pihak sekolah dan dinas terkait, serta keluarga guru yang bersangkutan," kata Heri kepadaTribun Lampung, Senin (25/8/2025), dikutip Radar Info, Selasa (26/8/2025).

Heri menambahkan, penyelesaian terhadap guru tersebut kini dilakukan oleh Dinas Pendidikan bersama lembaga yang berkaitan.

Sementara Polres melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) secara berkala mengadakan sosialisasi di sekolah-sekolah mengenai hak anak serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.

"Unit PPA kami terus melakukan edukasi secara intensif di sekolah-sekolah. Setiap upacara bendera juga dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk mengingatkan tentang pentingnya perlindungan anak," katanya.

Kepala Kepolisian Resor juga menghimbau warga untuk bersikap bijak dalam menghadapi informasi yang beredar di media sosial, tidak langsung menilai atau menyebarkan hal-hal negatif yang dapat memperburuk situasi.

"Kami mengajak seluruh pihak untuk menjaga situasi tetap aman. Kepolisian akan melakukan segala upaya untuk mengurangi risiko dan mencegah terulangnya kejadian serupa," tegas Heri.

4 tahun terakhir masalah psikologis

Perempuan dengan inisial H telah menunjukkan tingkah laku yang tidak normal selama empat tahun terakhir dan diperkirakan mengalami gangguan mental.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Budaya Pesawaran Pradana Utama menyampaikan bahwa tingkah laku guru tersebut sering kali menimbulkan ketidaknyamanan di sekolah.

Ia pernah merokok di area sekolah sambil mengenakan seragam dinas.

Sikapnya dianggap tidak etis oleh rekan guru lain.

"Perilaku guru tersebut memang mengalami gangguan psikologis. Guru-guru lain sudah mengetahuinya, bahkan ada foto-foto yang menunjukkan dia merokok di sekolah. Perilakunya sering tidak sopan," kata Pradana kepada Tribun Lampung, Senin (25/8/2025).

Selanjutnya, Pradana mengatakan H sering melakukan perjalanan ke sekolah lain.

Dikira, tindakan tersebut dipengaruhi oleh keinginan guru tersebut untuk mendapatkan perhatian.

"Ia tidak hanya datang ke SDN 9, tetapi juga ke sekolah-sekolah lain. Tampaknya ia ingin mendapatkan perhatian," katanya.

Meskipun demikian, Pradana menegaskan bahwa kasus ini tetap ditangani sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Saat ini, tim pemeriksa dari Inspektorat, BKPSDM, dan Disdikbud masih melakukan evaluasi terhadap kondisi serta sikap guru yang bersangkutan.

H diketahui sebagai pegawai negeri sipil dengan status CPNS K2 sejak tahun 2014.

Ia telah lama bekerja sebagai tenaga pendidik di Pesawaran.

"Meskipun ia telah lama bekerja dan akan pensiun, prosesnya tetap berlangsung sesuai ketentuan," tegas Pradana.

Hilang Kendali 

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pesawaran telah menghentikan sementara seorang guru yang diduga melakukan intimidasi selama upacara di SDN 9 Kedondong.

Sekretaris Disdikbud Pesawaran Pradana Utama mengungkapkan, perempuan dengan inisial H tersebut bukan merupakan guru di sekolah tersebut, tetapi bekerja di SDN 5 Kedondong.

Pradana menceritakan, H datang ke SDN 9 Kedondong untuk mencari seorang guru kontrak bernama Amin.

Namun, kedatangannya justru memicu keributan yang mengganggu jalannya upacara dan akhirnya menjadi viral di media sosial.

Kejadian tersebut memang benar terjadi. Guru yang bersangkutan datang ke SD 9, meskipun dia adalah guru dari SD 5 Kedondong, guna mencari salah satu guru honorer.

Kondisi tersebut menimbulkan ketidaknyamanan selama proses upacara," kata Pradana kepada Tribun Lampung, Senin (25/8/2025).

Berdasarkan penuturan Pradana, guru tersebut sebelumnya telah dilaporkan pada bulan Februari oleh dewan guru, kepala sekolah, dan korwilcam mengenai tindakannya.

Namun, karena ia dianggap telah menyadari kesalahan yang telah dilakukannya dan berjanji untuk melakukan perubahan, pihak sekolah mengizinkannya kembali untuk mengajar.

Sayangnya, H ternyata belum sepenuhnya berubah.

Dalam kejadian yang viral tersebut, H kembali kehilangan kendali.

"Ada tanda-tanda gangguan jiwa yang menyebabkan dirinya kehilangan kendali hingga emosinya terlalu berlebihan. Hal ini yang memicu kejadian di SD 9," katanya.

Dinas Pendidikan dan Budaya, menurut Pradana, segera melaporkan kejadian ini kepada Inspektorat Pesawaran.

Sementara pihak sekolah juga menginformasikan kejadian tersebut kepada polisi setempat.

"Menurut hasil kajian tim, sejak 1 Agustus guru tersebut telah kami nonaktifkan dari tugas mengajar," tegasnya.

Ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesawaran

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pesawaran Pradana Utama menyampaikan bahwa H adalah guru mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK).

Seorang perempuan berusia 54 tahun telah lama bekerja sebagai guru, dan masa kerjanya tinggal beberapa tahun lagi.

"Guru ini merupakan lulusan K2 tahun 2014. Oleh karena itu, sejak saat itu dia secara resmi menjadi CPNS. Sebelumnya, dia adalah guru honorer yang telah lama bekerja di Pesawaran," kata Pradana kepada Tribun Lampung, (25/8/2025).

Meskipun telah lama bekerja, menurut Pradana, H tetap akan diproses sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Saat ini tim pemeriksa bersama dari Inspektorat, BKPSDM, dan Disdikbud sedang meninjau sikap serta keadaan guru yang bersangkutan.

"Meskipun ia telah lama bekerja dan akan pensiun, prosesnya tetap berlangsung sesuai aturan dan peraturan yang berlaku," tegasnya.

Berita viral lainnya

Informasi yang lebih lengkap dan menarik lainnya diGooglenews Radar Info