Minggu, 12 Oktober 2025

BI Rate Turun, OJK Yakin Suku Bunga Kredit Bank Bisa Lebih Rendah

BI Rate Turun, OJK Yakin Suku Bunga Kredit Bank Bisa Lebih Rendah

D'moneyTalk.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sektor perbankan Indonesia menunjukkan daya tahan kuat di tengah dinamika perekonomian dan politik global. Sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga global pada semester II 2025 serta beberapa kali penurunan suku bunga acuan atau BI Rate hingga saat ini berada di level 5 persen, OJK menilai masih ada ruang penurunan suku bunga kredit bank lebih lanjut.

“Seiring penurunan BI Rate, suku bunga kredit perbankan juga menunjukkan tren menurun. Pada Juli 2025, rata-rata tertimbang suku bunga kredit rupiah turun 7 bps dibanding tahun sebelumnya, terutama pada kredit produktif,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam keterangannya, Senin (25/8/2025).

Dian menyampaikan, umumnya penurunan BI Rate akan diikuti penurunan bunga kredit dengan jeda waktu tertentu, sehingga tren penurunan diperkirakan masih berlanjut sepanjang 2025. BI diketahui telah menurunkan suku bunga sebanyak empat kali pada 2025, yakni Januari, Mei, Juli, dan Agustus. Masing-masing sebesar 25 basis poin (bps). Dari level 6 persen pada awal tahun, suku bunga acuan turun 100 bps menjadi 5 persen pada saat ini.

“OJK menilai masih terdapat ruang penurunan suku bunga kredit lebih lanjut, sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga global di paruh kedua 2025 dan penurunan BI Rate menjadi 5 persen per 20 Agustus 2025,” ungkapnya.

Namun, ia melanjutkan, penurunan suku bunga bergantung pada struktur biaya dana (cost of fund/CoF) tiap bank. Sebagian masih mengandalkan dana mahal (time deposit) dalam komposisi DPK. Oleh karena itu, bank perlu mengelola strategi pendanaan, khususnya dengan meningkatkan porsi dana murah, untuk menciptakan ruang penurunan bunga kredit yang lebih signifikan.

“OJK terus mengimbau agar bank dapat secara bertahap menyesuaikan tingkat suku bunganya, agar tetap sejalan dengan kondisi pasar, rasio keuangan yang sehat, dan tidak menciptakan persaingan bunga yang kurang sehat,” tuturnya.

Industri perbankan nasional juga diminta tetap menjaga transparansi dan perlindungan konsumen dalam menyampaikan informasi terkait produk perbankan.

“Hasil revisi Rencana Bisnis Bank Umum (RBB) pada paruh pertama 2025 menunjukkan adanya penyesuaian target menjadi lebih konservatif akibat perubahan kondisi makroekonomi dan dinamika global. Meski demikian, OJK memproyeksikan kinerja perbankan 2025 tetap stabil dengan pertumbuhan kredit yang sedikit termoderasi dari target,” katanya.

Hal itu, menurut Dian, sejalan dengan langkah bank untuk tetap berhati-hati dalam menyalurkan kredit, khususnya pada segmen berisiko tinggi. Namun tetap ekspansif pada sektor-sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian dan memiliki prospek baik.

“Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) pada kuartal III 2025 menunjukkan bank umum memiliki persepsi yang optimistis. Hal ini didorong oleh ekspektasi bahwa kondisi makroekonomi domestik akan membaik, sehingga berdampak positif terhadap kinerja perbankan. Bank juga cukup mampu mengelola risiko,” terangnya.

 

Adapun ekspektasi kinerja perbankan pada kuartal III 2025 juga tetap optimistis, melanjutkan tren positif dari kuartal sebelumnya. Optimisme tersebut ditopang oleh proyeksi pertumbuhan DPK dan penyaluran kredit yang mendorong peningkatan laba serta permodalan bank. Keyakinan itu juga sejalan dengan membaiknya kondisi makroekonomi domestik dan langkah bank memperluas ekspansi kredit sesuai target RBB.

“Selain itu, penurunan BI Rate pada Mei dan Juli 2025 menjadi 5,25 persen turut menurunkan biaya kredit sehingga berpotensi meningkatkan permintaan debitur,” ujarnya.

Dian melanjutkan, dari sisi penghimpunan dana, DPK diperkirakan tumbuh sejalan dengan upaya bank memperkuat sumber pendanaan untuk mendukung ekspansi kredit dan menjaga likuiditas. Pertumbuhan itu didorong oleh peningkatan dana dari nasabah korporasi, strategi peningkatan dana murah, serta masuknya dana pemerintah pusat ke bank daerah pada kuartal III 2025.

Ia menekankan, OJK meminta perbankan senantiasa menerapkan strategi adaptif dan inovatif dalam menghadapi perubahan kondisi makroekonomi. Hal itu bertujuan tidak hanya menjaga stabilitas sistem keuangan, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian dan menjadi pilar penting untuk mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

OJK menilai, selama semester I 2025, perekonomian global menghadapi ketidakpastian akibat perang dagang dan ketegangan geopolitik, termasuk penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) serta konflik di Timur Tengah. Kondisi itu menekan perdagangan global dan memperlambat pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, pada paruh kedua 2025, tensi mulai mereda setelah AS dan sejumlah mitra menyepakati penurunan tarif impor, termasuk menjadi 19 persen untuk Indonesia, serta membaiknya situasi geopolitik.

Perkembangan positif tersebut mendorong International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global naik menjadi 3 persen pada 2025 dan 3,1 persen pada 2026, dari sebelumnya 2,8 persen dan 3 persen. Sejalan dengan itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik juga direvisi naik menjadi 4,8 persen pada 2025–2026 dari sebelumnya 4,7 persen.

Di tengah dinamika global, perekonomian Indonesia tetap solid. Pada kuartal II 2025, PDB tumbuh 5,12 persen (yoy), lebih tinggi dari perkiraan 4,8 persen. Sektor manufaktur masih berada di zona kontraksi dengan PMI 49,20, tetapi membaik dari 46,90 pada bulan sebelumnya. Sementara itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tetap optimistis di level 118,1, surplus neraca perdagangan berlanjut, dan cadangan devisa tetap terjaga tinggi.

“Industri perbankan Indonesia masih menunjukkan resiliensi yang kuat dengan kinerja positif terhadap dinamika yang terjadi,” tegasnya.

Sabtu, 11 Oktober 2025

Ethereum Anjlok Usai Tembus ATH, Investor Tetap Yakin Harga Bisa Tembus Rp 160 Juta

Ethereum Anjlok Usai Tembus ATH, Investor Tetap Yakin Harga Bisa Tembus Rp 160 Juta

D'moneyTalk – Harga Ethereum (ETH) sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) di angka USD 4.955 atau setara Rp 80,7 juta pada Sabtu malam waktu Indonesia. Namun hanya beberapa jam kemudian, harga ETH justru terjun bebas hingga 9 persen dan menyentuh level USD 4.352 atau sekitar Rp 70,8 juta pada Minggu dini hari, Selasa (26/8).

Anjloknya harga ini membuat kapitalisasi pasar Ethereum menyusut drastis dari hampir USD 600 miliar (Rp 9.780 triliun) menjadi hanya USD 529 miliar (Rp 8.622 triliun) dalam hitungan jam. Penurunan tajam ini tak hanya terjadi pada ETH, tetapi juga menyapu pasar kripto secara keseluruhan.

Bitcoin (BTC) misalnya, yang sebelumnya sempat menikmati sentimen positif usai pidato dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole, juga ikut terkoreksi. BTC sempat turun hingga USD 110.584 (Rp 1,79 miliar), level terendah sejak 10 Juli lalu, sebelum akhirnya memantul kembali ke kisaran USD 112.000 (Rp 1,82 miliar).

Altcoin lain juga bernasib serupa. XRP turun 4,3 persen, Solana (SOL) ambles 6,8 persen, Dogecoin (DOGE) jatuh 8,9 persen, dan SUI merosot 9,1 persen. Chainlink (LINK) yang sebelumnya tampil impresif selama sepekan terakhir juga tak mampu bertahan, anjlok 8 persen.

Menurut data dari Coinglass yang dikutip News.Bitcoin, penurunan ETH ini mengakibatkan likuidasi posisi long senilai USD 221 juta (Rp 3,6 triliun) hanya dalam 24 jam. Ditambah dengan likuidasi posisi short sekitar USD 45 juta (Rp 733 miliar), total nilai posisi yang dilikuidasi mencapai USD 266,36 juta (Rp 4,3 triliun).

Namun di balik kepanikan jangka pendek tersebut, sentimen institusi terhadap ETH justru semakin positif. Salah satu buktinya datang dari Bitmine Immersion Technologies (BMNR) yang mengumumkan pembelian tambahan 190.500 ETH untuk memperkuat portofolio mereka menjadi total 1,71 juta ETH atau senilai Rp 117,7 triliun.

“Ini adalah minggu kedua kami berhasil menarik dana institusi dalam skala besar. Kami ingin menjadi pelopor dalam strategi treasury berbasis ETH,” ujar Chairman Bitmine, Thomas Lee, dikutip dari News.Bitcoin, Selasa (26/8).

Cerita yang tak kalah menarik datang dari salah satu "whale" BTC. Sosok yang disebut sebagai OG Bitcoin itu dilaporkan telah menjual 22.769 BTC (senilai sekitar Rp 414 triliun) dan menggunakan dananya untuk membeli 472.920 ETH secara spot, serta membuka posisi long sebesar 135.265 ETH.

Tak hanya Bitmine, Ethereum juga diburu oleh perusahaan publik lain seperti ETHZilla. Dalam laporan terbarunya, ETHZilla mengumumkan bahwa mereka kini memiliki lebih dari 102.000 ETH senilai lebih dari USD 489 juta atau sekitar Rp 7,9 triliun. Perusahaan ini juga mengumumkan program pembelian kembali saham senilai USD 250 juta sebagai bentuk komitmen kepada para pemegang saham.

“Strategi treasury ETH kami terus berkembang dengan disiplin dan kecepatan tinggi. Pembelian saham ini menegaskan komitmen kami untuk menciptakan nilai jangka panjang,” kata Chairman ETHZilla, McAndrew Rudisill.

ETHZilla kini menjadi perusahaan publik keempat dengan treasury ETH terbesar, di bawah Bitmine, SharpLink, dan Nasdaq-listed BTCS Inc. Perusahaan-perusahaan ini secara kolektif telah mengakumulasi lebih dari jutaan ETH sepanjang tahun 2025.

Adopsi institusional terhadap ETH memang menunjukkan tren yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika dulu hanya Bitcoin yang dijadikan aset simpanan oleh perusahaan, kini Ethereum mulai mencuri perhatian. Salah satunya adalah GameSquare, perusahaan perangkat lunak yang telah menginvestasikan USD 5 juta (Rp 81,5 miliar) dalam bentuk ETH dan berencana menambah hingga USD 100 juta (Rp 1,63 triliun).

Pada Juli 2025 saja, produk investasi berbasis ETH mencatat arus masuk dana sebesar USD 907 juta (Rp 14,7 triliun), yang menjadi sinyal kuat bahwa ETH bukan sekadar alternatif, tapi sudah jadi aset utama dalam portofolio institusi.

Meski harga ETH saat ini turun ke USD 4.635 atau Rp 75,4 juta, banyak analis percaya bahwa koreksi ini hanya sementara. Target jangka menengah ETH kini berada di USD 10.000 atau lebih dari Rp 160 juta, yang jika tercapai akan mendorong kapitalisasi pasar Ethereum melewati USD 1 triliun atau Rp 16.300 triliun.

Selasa, 30 September 2025

Taspen Pindahkan Pencairan Gaji Pensiunan ke Kantor Pos: Lihat Daftar Gaji Terbaru per Golongan!

Taspen Pindahkan Pencairan Gaji Pensiunan ke Kantor Pos: Lihat Daftar Gaji Terbaru per Golongan!
Taspen Pindahkan Pencairan Gaji Pensiunan ke Kantor Pos: Lihat Daftar Gaji Terbaru per Golongan!

Derana NTT - Mulai tanggal 1 September 2025, pembayaran gaji pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sebelumnya dilakukan oleh tiga bank swasta resmi akan dialihkan oleh PT Taspen ke Kantor Pos Indonesia.

Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Taspen melalui akun Instagram resmi mereka dan telah diverifikasi oleh masyarakat melalui kolom komentar unggahan mereka.

Tiga Bank Swasta Dihentikan, Kantor Pos Menjadi Mitra Pembayaran Baru

PT Taspen menyatakan bahwa perpindahan mitra pembayaran ini ditujukan kepada para pensiunan yang sebelumnya menerima dana melalui:

- Bank Bukopin

- Bank BTPN

- Bank Woori Saudara (BWS)

Tindakan ini diambil karena ketiga bank tersebut telah berubah status menjadi bank swasta/asing, sehingga Taspen memutuskan untuk melakukan perpindahan kantor pembayaran agar meningkatkan kualitas layanan dan memperluas cakupan Layanan Antar Pembayaran Pensiun.

Di salah satu komentar Instagram, Taspen menyatakan: "Hai Teman Taspen, mengenai hal tersebut kami sampaikan bahwa benar Teman."

Kenapa Kantor Pos?

Pemilihan Kantor Pos Indonesia sebagai mitra pembayaran tidak dilakukan secara sembarangan. Selain memiliki jaringan yang luas di berbagai wilayah Indonesia, Kantor Pos dinilai lebih mampu menjangkau para pensiunan di daerah terpencil yang kesulitan mengakses layanan perbankan.

Kebijakan ini diharapkan mampu memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan langsung kepada para pensiunan.

Berapa Penghasilan yang Diterima oleh Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Melalui Kantor Pos?

Gaji pensiun yang akan diterima tetap berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 2024, yang masih menjadi pedoman utama hingga saat ini.

Peningkatan sebesar 12% yang berlaku sejak tahun 2024 tetap berlaku, termasuk untuk para pensiunan yang gajinya kini diberikan melalui Kantor Pos.

Berikut adalah detail gaji pensiunan Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan golongan yang akan diberikan pada 1 September 2025:

Golongan I

  • Ia: Rp1.748.100 – Rp1.962.200
  • Ib: Rp1.748.100 – Rp2.077.300
  • Ic: Rp1.748.100 – Rp2.165.200
  • Id: Rp1.748.100 – Rp2.256.700

Golongan II

  • IIa: Rp1.748.100 – Rp2.833.900
  • IIb: Rp1.748.100 – Rp2.953.800
  • IIc: Rp1.748.100 – Rp3.078.700
  • IId: Rp1.748.100 – Rp3.208.800

Golongan III

  • IIIa: Rp1.748.100 – Rp3.558.600
  • IIIb: Rp1.748.100 – Rp3.709.200
  • IIIc: Rp1.748.100 – Rp3.866.100
  • IIId: Rp1.748.100 – Rp4.029.600

Golongan IV

  • IVa: Rp1.748.100 – Rp4.200.000
  • IVb: Rp1.748.100 – Rp4.377.800
  • IVc: Rp1.748.100 – Rp4.562.900
  • IVd: Rp1.748.100 – Rp4.755.900
  • IVe: Rp1.748.100 – Rp4.957.100

Diketahui, kebijakan Taspen dalam mengalihkan pembayaran gaji pensiun ke Kantor Pos merupakan tindakan strategis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan, bukan hanya sekadar urusan administrasi.

Dengan tetap mematuhi peraturan yang berlaku, pemerintah dan Taspen menjamin bahwa hak pensiun tetap aman, tersedia tepat waktu, dan lebih mudah dijangkau.

Pegawai pensiunan dari Bank BTPN, Bukopin, dan BWS diminta segera memeriksa pemberitahuan atau informasi resmi dari Taspen dan Kantor Pos setempat agar pencairan dana dapat berjalan dengan lancar.