Kamis, 23 Oktober 2025

Efek Haji Isam, Tren Bullish CPO, dan Kenaikan Saham PGUN 2.918%

Radar Info,JAKARTA — Saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan CPO milik Andi Syamsuddin Arsyad dikenal sebagai Haji Isam, PT Pradiksi Gunatama Tbk. (PGUN), menjadi salah satu saham yang paling menguntungkan di BEI sepanjang tahun 2025 ini.

Ternyata, saham PGUN melonjak 2.918,86%year-to-date(YtD) dari tingkat Rp424 pada 30 Desember 2024 ke tingkat Rp12.800 per saham pada akhir sesi I perdagangan Kamis (25/9/2025).

Hari ini saja, PGUN melonjak 2.125 poin atau 19,91% ke posisi Rp12.800 per saham. Kenaikan tersebut merupakan rekor tertinggi atauauto rejectatas (ARA) dalam sistem perdagangan Bursa Efek Indonesia.

Saham PGUN mencatatkan ARA pada hari Rabu (24/9/2025) dengan kenaikan sebesar 19,94% ke posisi Rp10.675, serta melonjak 19,86% ke tingkat Rp8.900 per saham pada hari Selasa (23/9/2025). Secara total, saham PGUN naik sebesar 89,63% hanya dalam lima hari terakhir.

Pada harga saat ini sebesar Rp12.800 per saham, PGUN telah mengalami kenaikan sebesar 11.030% sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada 7 Juli 2020 atau dari hargainitial public offering (IPO) Rp115 per saham. 

Kinerja saham PGUN tidak bisa dipisahkan dari sosok Haji Isam sebagai pemilik perusahaan. Pengusaha asal Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan ini memiliki hubungan dekat dengan lingkaran Presiden Prabowo Subianto.

Baru-baru ini, Haji Isam memperoleh penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Prabowo dalam upacara penganugerahan yang diadakan di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8/2025).

Pemimpin acara pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwa Haji Isam memiliki kontribusi besar dalam mendorong perkembangan ekonomi lokal maupun nasional.

Selain pengaruh 'midas' Haji Isam, PGUN yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit terintegrasi mencatatkan kinerja keuangan dan operasional yang mengesankan.

PGUN tercatat mengalami kenaikan laba bersih sebesar 690,14% dari Rp10,5 miliar pada semester I/2024 menjadi Rp83,5 miliar pada semester I/2025. Meskipun demikian, besarnya pendapatan dan laba bersih PGUN masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan sawit besar lainnya.

Laba bersih yang signifikan dari perusahaan di sektor ini antara lain diperoleh oleh PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) dengan nominal Rp1,69 triliun, PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) sebesar Rp915,77 miliar, serta PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk. (SMAR) yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp825,3 miliar pada semester I/2025.

Untuk PGUN, kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan sebesar 48,92% menjadi Rp385,17 miliar, naik dari sebelumnya sebesar Rp258,6 miliar. Secara rinci, pendapatan PGUN berasal dari penjualan minyak kelapa sawit senilai Rp332,19 miliar, meningkat 39,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp237,92 miliar.

Di sisi lain, penjualan inti kelapa sawit mengalami kenaikan sebesar 181,47% menjadi Rp52,40 miliar, naik dari sebelumnya sebesar Rp18,61 miliar. Sementara itu, penjualan cangkang turun menjadi Rp571,13 juta, turun dari sebelumnya sebesar Rp2,09 miliar.

Berdasarkan pelanggan, penjualan terbesar PGUN adalah kepada PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR), sebuah perusahaan afiliasi perseroan, yang naik sebesar 39,62% secara tahunan menjadi Rp332,19 miliar pada semester I/2025.

Hingga akhir bulan Juni 2025, PGUN mencatatkan total aset sebesar Rp2,64 triliun.

Di sisi operasional, Direktur PGUN Tamlikho menyampaikan bahwa kegiatan replanting hingga 3 September 2025 telah mencapai 66%, sedangkan kegiatan tanam baru mencapai 48%. Pada tahun 2025, PGUN menyiapkan anggaran modal sebesar Rp191 miliar, yang sebagian besar akan digunakan untuk investasi tanaman sekitar Rp150 miliar.

"Berdasarkan rencana kerja yang telah dibuat, proses replanting diperkirakan akan selesai pada bulan Desember 2025. Hasil ini menunjukkan pandangan positif terhadap pelaksanaan program replanting yang berjalan sesuai dengan rencana operasional perusahaan," katanya dalam pengungkapan informasi, baru-baru ini.

Sementara itu, pengembangan tanaman baru bertujuan untuk meningkatkan kemampuan produksi CPO secara bertahap, memperkuat dasar pasokan internal, serta memaksimalkan pemanfaatan lahan yang dimiliki.

Pada saat ini, perusahaan belum memiliki rencana pembangunan pabrik baru, namun terus melakukan peningkatan kapasitas fasilitas yang sudah ada.

Tamlikho menjelaskan bahwa PGUN menerapkan strategi diversifikasi pendapatan guna memastikan kelancaran kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Selain itu, PGUN telah melakukan pengolahan lanjutan produk kelapa sawit melalui perusahaan afiliasinya, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), sebagai bagian dari strategi peningkatan nilai tambah dan diversifikasi bisnis. Selanjutnya, kegiatan pengolahan lanjutan CPO mencakup produksi serta pengembangan produk turunan seperti biodiesel dan produk pangan yang berbasis kelapa sawit.

Sebelumnya, Andrey Wijaya, Kepala Penelitian RHB Sekuritas, mengungkapkan kinerja emiten CPO pada semester I/2025 berada di atas perkiraan RHB Sekuritas.

Andrey juga menyampaikan, sebelumnya pihaknya memperkirakan harga minyak sawit mentah akan mengalami penurunan tahun ini. Namun, harga CPO tercatat meningkat sepanjang tahun. Di Bursa Malaysia, kontrak CPO untuk pengiriman Desember 2025 berada pada posisi 4.419 ringgit per ton.

Mungkin ada banyak faktor mengapa harga CPO naik, salah satunya adalah kami pernah berargumen bahwa penerapan tarif perdagangan AS akan berdampak positif terhadap harga CPO. Karena imporsoy oildari Amerika Serikat menjadi mahal karena tarif yang tinggi," kata Andrey, Senin (4/8/2025).

DisclaimerBerita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Radar Info tidak bertanggung jawab atas segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

0 Please Share a Your Opinion.: