Sabtu, 27 September 2025

Pertamina Menyalurkan Sustainable Aviation Berbahan Baku Minyak Jelantah, Untuk Penerbangan Perdana

Pertamina Menyalurkan Sustainable Aviation Berbahan Baku Minyak Jelantah, Untuk Penerbangan Perdana

D'moneyTalk -Pertamina menyalurkan Sustainable Aviation (SAF) berbahan baku minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) untuk penerbangan perdana di Bandara International Soekarno-Hatta.

Penerbangan komersial yang dioperasikan Pelita Air dengan rute Jakarta–Bali menjadi momen bersejarah sekaligus menandai posisi Indonesia dalam inovasi bahan bakar berkelanjutan.

Pertamina Patra Niaga sebagai pengemban amanah distribusi memastikan penyaluran Pertamina SAF berjalan lancar. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra menjelaskan bahwa pihaknya juga berperan dalam penyediaan bahan baku utama, yakni minyak jelantah yang dikumpulkan dari masyarakat. Upaya ini tidak hanya memperkuat ekosistem energi berkelanjutan, tetapi juga mendorong partisipasi aktif masyarakat sehingga menghadirkan ekonomi sirkular yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi.

“Kami memastikan distribusi Pertamina SAF berjalan dengan baik sehingga penerbangan perdana ini dapat terlaksana dengan lancar. Lebih dari itu, bahan baku SAF berasal dari minyak jelantah yang dikumpulkan masyarakat, mulai dari restoran, rumah tangga, hingga usaha kecil. Dengan cara ini, pengembangan ekosistem Pertamina SAF tidak hanya mendukung transisi energi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat,” ujar Mars Ega dikutip pada Selasa 26 Agustus 2025.

Dalam acara tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri, Arif Havas Oegroseno dalam sambutannya, menekankan bahwa Pertamina SAF bukan hanya soal aspek teknis, tetapi juga menjadi instrumen strategis dalam geopolitik dan diplomasi energi Indonesia di tingkat global.

“Pertamina Group harus menjadi pelopor. Seharusnya kita sebagai negara yang mampu, yang pertama dan satu-satunya di ASEAN yang membuat SAF sendiri bisa memiliki hak dalam konteks riset, pemasaran, dan kebijakan. Indonesia itu punya aset untuk menjadi pemimpin di kawasan global,” ungkap Havas.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menambahkan bahwa SAF merupakan bagian dari arahan Presiden RI dalam mewujudkan Asta Cita di bidang ketahanan dan kemandirian energi.

“Ini adalah program Asta Cita yang harus terus kita laksanakan, yaitu ketahanan energi, dan untuk yang ini tidak hanya ketahanan energinya tapi juga swasembadanya, jadi kemandiriannya juga semakin kuat. Pertamina SAF telah naik kelas karena memiliki sertifikasi keberlanjutan yang diakui global,” tambah Dadan.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Kemenko Bidang Infrastruktur & Pembangunan Wilayah, Odo R.M. Manuhutu, menekankan pentingnya menjadikan Indonesia sebagai pusat ekosistem SAF.

“Momentum ini menunjukkan komitmen nyata Indonesia dalam dekarbonisasi sektor aviasi. Kita memenuhi komitmen Net Zero Emission di sektor aviasi pada 2050, dan peta jalan SAF ini adalah salah satu upaya kita mencapainya. Harapannya nanti Indonesia bukan hanya pengguna, tapi juga pusat inovasi. Tujuannya menjadikan Indonesia benar-benar pusat, Indonesia harus menjadi nomor satu paling tidak di Asia Tenggara,” ucap Odo.

Acara peluncuran penerbangan perdana Pertamina SAF ini dihadiri oleh Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Letjen TNI (Purn) A.M. Putranto, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Arif Havas Oegroseno, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana, Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur & Pembangunan Wilayah Odo R.M. Manuhutu, Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Kementerian Sekretariat Negara RI Yuli Harsono, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI Lukman F. Laisa serta Wiko Migantoro, Senior Director of Oil, Gas & Petrochemical Danantara Asset Management.

Selain itu, turut hadir Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Mochamad Iriawan dan jajaran komisaris lainnya serta Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Oki Muraza beserta Jajaran Direksi Pertamina Group lainnya.

Penerbangan komersial perdana Pertamina SAF menjadi tonggak penting Indonesia menuju target Net Zero Emission 2060. Pemerintah bersama Pertamina dan seluruh pemangku kepentingan berkomitmen memperluas implementasi SAF, baik pada penerbangan domestik maupun internasional.(*)

Jumat, 26 September 2025

Dosen Biologi Unsil Dorong Optimalisasi Tanaman Pekarangan Jadi Sumber Pangan Bergizi

Dosen Biologi Unsil Dorong Optimalisasi Tanaman Pekarangan Jadi Sumber Pangan Bergizi

KABAR TASIKMALAYA - Optimalisasi lahan pekarangan untuk menunjang ketahanan pangan perlu dilakukan. Pilihan menanam beragam tanaman pangan seperti sayuran, buah, umbi-umbian, dan tanaman obat bisa jadi solusi dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga, mengurangi ketergantungan pada pasar, bahkan bisa berperan meningkatkan pendapatan keluarga.

Hanya faktanya, belum banyak masyarakat yang memahami manfaat dan cara melakukannya. Menyadari hal itu, tim dosen Biologi FKIP Universitas Siliwangi (Unsil) berinisiatif melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Optimalisasi Ketahanan Pangan melalui Pemanfaatan Tanaman Pekarangan sebagai Sumber Pangan Bergizi dan Kesehatan Keluarga” pada Sabtu 20 September 2025.

"Kegiatan ini sengaja dilakukan untuk meningkatkan literasi dan keterampilan masyarakat, khususnya ibu rumah tangga dan kader lingkungan, dalam mengenali, membudidayakan, serta mengoptimalkan tanaman pekarangan sebagai solusi ketahanan pangan di tingkat keluarga," Kata Ketua Tim Pengabdian, Rinaldi Rizal Putra, M.Sc Senin 22 September 2025.

Kegiatan yang diikuti puluhan kader PKK, Posyandu dan lainnya itu berlangsung di

Aula Kantor Kelurahan Mugarsari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.

Kehadiran peserta ini mencerminkan antusiasme warga terhadap pentingnya menjaga kemandirian pangan keluarga di tengah isu krisis pangan global.

Pelaksanaan kegiatan yang didukung dana Hibah Pengabdian kepada Masyarakat internal Universitas Siliwangi Tahun 2025 ini dilakukan melalui beberapa termin diantaranya penyampaian materi yang mengulas konsep ketahanan pangan, pemanfaatan tanaman pekarangan, serta fakta-fakta ilmiah tentang tumbuhan lokal yang kaya manfaat.

Kedua, sesi diskusi interaktif yang memberikan ruang bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan bertanya seputar pengelolaan pekarangan. Selain itu, kegiatan ini juga dikemas lebih menarik dengan kuis interaktif untuk menguji pemahaman peserta.

Antusiasme tampak dari semangat kader PKK dan karang taruna dalam menjawab pertanyaan seputar ketahanan pangan dan pengolahan tanaman pekarangan.

Ketua Tim Pengabdian, Rinaldi Rizal Putra, M.Sc., menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Kelurahan Mugarsari yang telah mendukung penuh terselenggaranya program ini.

“Kami sangat berterima kasih kepada Lurah beserta perangkatnya yang telah memberikan ruang dan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan ini. Antusiasme para peserta menjadi bukti nyata bahwa masyarakat memiliki semangat untuk menjaga ketahanan pangan,” ujar Rinaldi.

Sementara Lurah Mugarsari, Ujang Rukmana, S.IP. menyebut bahwa program tersebut sangat penting diikuti oleh masyarakat. Sebab ketahanan pangan adalah isu global yang berdampak langsung pada keluarga. Namun dengan pemanfaatan pekarangan, semua orang dapat memanfaatkan tanaman lokal dan bahkan tumbuhan liar sebagai sumber gizi.

"Saya berharap kerja sama dengan Unsil dapat berlanjut untuk memperkuat ketahanan pangan di Mugarsari,” jelasnya.

Acara ditutup dengan penyerahan simbolis berbagai sampel tumbuhan serta infografis mengenai tumbuhan liar yang bermanfaat sebagai sumber pangan dan obat.

Tim pengabdian berharap, literasi terkait optimalisasi pekarangan ini bisa diajarkan pula untuk masyarakat luas. Sebab melalui pemanfaatan pekarangan, warga dapat memperkuat kemandirian pangan sekaligus meningkatkan kesehatan keluarga dengan konsumsi pangan bergizi yang tersedia di sekitar rumah.

Program pengabdian ini sekaligus menjadi wujud nyata sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam menjawab tantangan ketahanan pangan. Dengan langkah sederhana dari pekarangan rumah, diharapkan masyarakat Mugarsari dapat menjadi contoh praktik baik dalam menjaga keberlanjutan pangan di tingkat lokal maupun nasional. ***