Jumat, 10 Oktober 2025

Injil Katolik Hari Rabu 27 Agustus 2025 Lengkap Mazmur Tanggapan

Injil Katolik Hari Rabu 27 Agustus 2025 Lengkap Mazmur Tanggapan
Injil Katolik Hari Rabu 27 Agustus 2025 Lengkap Mazmur Tanggapan

D'moneyTalk, MAUMERE -Mari simak Injil Katolik hari Rabu 27 Agustus 2025.

Injil katolik hari Rabu rengkap mazmur tanggapan dan renungan harian Katolik.

Rabu 27 Agustus 2025 merupakan Hari Rabu Biasa XXI, Peringatan Wajib Santa Monika, Janda, dengan warna liturgi putih.

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Rabu 27 Agustus 2025 adalah sebagai berikut:

 

Bacaan Pertama : 1Tes 2:9-13

Sambil bekerja siang malam, kami memberitakan Injil Allah kepada kalian.

Saudara-saudara, kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antaramu. Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian. 

Kalianlah saksinya, demikian pula Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kalian yang telah menjadi percaya. Kalian tahu, betapa kami telah menasihati kalian dan menguatkan hatimu masing-masing, seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya; dan betapa kami telah meminta dengan sangat, agar kalian hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kalian ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. 

Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kalian telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami itu telah kalian terima bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikian. Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang percaya.

Demikianlah Sabda tuhan

U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan: Mzm 139:7-8.9-10.11-12ab

Ref: Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.

Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau ada di situ.

Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.

Jika aku berkata, “Biarlah kegelapan melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,” maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil: 1Yoh 2:5

Sempurnakanlah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Bacaan Injil: Mat 23:27-32

Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi.

Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian itu seperti kuburan yang dilabur putih. Sebelah luarnya memang tampak bersih, tetapi sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. 

Demikian pula kalian, dari sebelah luar nampaknya benar, tetapi sebelah dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, kalian membangun makam bagi nabi-nabi dan memperindah tugu peringatan bagi orang-orang saleh, dan sementara itu kalian berkata, 

Seandainya kami hidup pada zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut membunuh para nabi.’Tetapi dengan demikian kalian bersaksi melawan dirimu sendiri, bahwa kalian keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah takaran para leluhurmu!”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 

“Ketulusan Iman, Bukan Sekadar Penampilan”

"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran." (Matius 23:27)

Hari ini Yesus menggunakan gambaran yang sangat keras: orang Farisi disamakan dengan kuburan yang dilabur putih. Dari luar, tampak indah, bersih, dan layak dipandang. Namun di dalam, penuh tulang belulang yang busuk. Yesus menegur kemunafikan, yakni ketika hidup rohani hanya dipoles dari luar, tetapi batin dan hati tetap jauh dari Allah.

Renungan ini menantang kita untuk bertanya: apakah iman Katolik kita hanya sekadar tampilan luar? Ataukah benar-benar tumbuh dari hati yang tulus?

1. Bahaya Penampilan Luar

Kehidupan iman kadang bisa tergoda menjadi formalitas belaka. Kita hadir di Misa, berdoa Rosario, bahkan melayani di Gereja, tetapi hati masih menyimpan kebencian, iri hati, atau tidak mau mengampuni. Yesus menegur bukan agar kita malu, tetapi supaya kita jujur menata kembali batin kita.

2. Hati yang Tulus Lebih Berharga

Dalam Kitab Suci, Allah selalu melihat hati. Daud dipilih bukan karena tampan atau gagah, tetapi karena hatinya tulus kepada Tuhan (1 Sam 16:7). Demikian pula, hidup kita akan berarti di hadapan Allah bila kita membangun relasi yang otentik, bukan sekadar rutinitas rohani.

3. Menghidupi Iman Sehari-hari

Ketulusan iman tampak dalam hal-hal sederhana:

Mengampuni dengan hati, bukan hanya di bibir.

Menolong sesama dengan tulus, bukan demi dipuji.

Menyembah Allah dalam doa pribadi, bukan sekadar supaya terlihat saleh.

4. Panggilan untuk Membuka Hati

Yesus mengundang kita untuk berhenti berfokus pada kesan luar. Mari kita berani menghadirkan iman yang murni, yang menyentuh hati orang lain lewat ketulusan. Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman tanpa kasih adalah kosong. Kasih hanya lahir dari hati yang bersih dan terbuka pada Tuhan.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk hidup dengan tulus, tidak hanya menjaga tampilan luar, tetapi sungguh membuka hati bagi-Mu dan sesama. Jadikanlah aku saksi kasih-Mu dengan kesederhanaan dan kejujuran. Amin. (sumber iman katolik.com/kgg).

Berita D'moneyTalkLainnya diGoogle News

Kamis, 09 Oktober 2025

Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025,Ketulusan Iman Bukan Sekadar Penampilan

Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025,Ketulusan Iman Bukan Sekadar Penampilan
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025,Ketulusan Iman Bukan Sekadar Penampilan

D'moneyTalk, MAUMERE -Mari simak renungan harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025.

Tema renungan harian Katolik ketulusan iman, bukan sekadar penampilan.

Renungan harian Katolik disiapkan untuk hari Rabu Biasa XXI, Peringatan Wajib Santa Monika, Janda, dengan warna liturgi putih.

Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

 

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Rabu 27 Agustus 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama : 1Tes 2:9-13

Sambil bekerja siang malam, kami memberitakan Injil Allah kepada kalian.

Saudara-saudara, kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antaramu. Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian. 

Kalianlah saksinya, demikian pula Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kalian yang telah menjadi percaya. Kalian tahu, betapa kami telah menasihati kalian dan menguatkan hatimu masing-masing, seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya; dan betapa kami telah meminta dengan sangat, agar kalian hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kalian ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. 

Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kalian telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami itu telah kalian terima bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikian. Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang percaya.

Demikianlah Sabda tuhan

U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan: Mzm 139:7-8.9-10.11-12ab

Ref: Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.

Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau ada di situ.

Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.

Jika aku berkata, “Biarlah kegelapan melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,” maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil: 1Yoh 2:5

Sempurnakanlah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Bacaan Injil: Mat 23:27-32

Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi.

Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian itu seperti kuburan yang dilabur putih. Sebelah luarnya memang tampak bersih, tetapi sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. 

Demikian pula kalian, dari sebelah luar nampaknya benar, tetapi sebelah dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, kalian membangun makam bagi nabi-nabi dan memperindah tugu peringatan bagi orang-orang saleh, dan sementara itu kalian berkata, 

Seandainya kami hidup pada zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut membunuh para nabi.’Tetapi dengan demikian kalian bersaksi melawan dirimu sendiri, bahwa kalian keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah takaran para leluhurmu!”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 

"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran." (Matius 23:27)

Hari ini Yesus menggunakan gambaran yang sangat keras: orang Farisi disamakan dengan kuburan yang dilabur putih. Dari luar, tampak indah, bersih, dan layak dipandang. Namun di dalam, penuh tulang belulang yang busuk. Yesus menegur kemunafikan, yakni ketika hidup rohani hanya dipoles dari luar, tetapi batin dan hati tetap jauh dari Allah.

Renungan ini menantang kita untuk bertanya: apakah iman Katolik kita hanya sekadar tampilan luar? Ataukah benar-benar tumbuh dari hati yang tulus?

1. Bahaya Penampilan Luar

Kehidupan iman kadang bisa tergoda menjadi formalitas belaka. Kita hadir di Misa, berdoa Rosario, bahkan melayani di Gereja, tetapi hati masih menyimpan kebencian, iri hati, atau tidak mau mengampuni. Yesus menegur bukan agar kita malu, tetapi supaya kita jujur menata kembali batin kita.

2. Hati yang Tulus Lebih Berharga

Dalam Kitab Suci, Allah selalu melihat hati. Daud dipilih bukan karena tampan atau gagah, tetapi karena hatinya tulus kepada Tuhan (1 Sam 16:7). Demikian pula, hidup kita akan berarti di hadapan Allah bila kita membangun relasi yang otentik, bukan sekadar rutinitas rohani.

3. Menghidupi Iman Sehari-hari

Ketulusan iman tampak dalam hal-hal sederhana:

Mengampuni dengan hati, bukan hanya di bibir.

Menolong sesama dengan tulus, bukan demi dipuji.

Menyembah Allah dalam doa pribadi, bukan sekadar supaya terlihat saleh.

4. Panggilan untuk Membuka Hati

Yesus mengundang kita untuk berhenti berfokus pada kesan luar. Mari kita berani menghadirkan iman yang murni, yang menyentuh hati orang lain lewat ketulusan. Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman tanpa kasih adalah kosong. Kasih hanya lahir dari hati yang bersih dan terbuka pada Tuhan.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk hidup dengan tulus, tidak hanya menjaga tampilan luar, tetapi sungguh membuka hati bagi-Mu dan sesama. Jadikanlah aku saksi kasih-Mu dengan kesederhanaan dan kejujuran. Amin. (sumber iman katolik.com/kgg).

Berita D'moneyTalkLainnya diGoogle News

Minggu, 28 September 2025

Renungan Harian Katolik Selasa 26 Agustus 2025,Bersih di Luar,Murni di Dalam

Renungan Harian Katolik Selasa 26 Agustus 2025,Bersih di Luar,Murni di Dalam
Renungan Harian Katolik Selasa 26 Agustus 2025,Bersih di Luar,Murni di Dalam

D'moneyTalk, MAUMERE -Mari simak renungan harian Katolik Selasa 26 Agustus 2025.

Tema renungan harian Katolik bersih di luar, murni di dalam.

Renungan harian Katolik disiapkan untuk hari Selasa Biasa XXI, Santa Teresia Yornet, Perawan, Santo Zepherinus, Paus dan Martir, dengan warna liturgi hijau.

Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

 

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Selasa 26 Agustus 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama : 1Tes. 2:1-8

Kamu sendiripun memang tahu, saudara-saudara, bahwa kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia.

Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.

Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya.

Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.

Karena kami tidak pernah bermulut manis—hal itu kamu ketahui—dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi—Allah adalah saksi—juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.

Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.

Demikianlah Sabda tuhan

U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan : Mzm. 139:1-3,4-6

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.

Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.

Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.

Bacaan Injil : Mat. 23:23-26.

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.

Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

1. Bersih di Luar, Murni di Dalam

Dalam Injil hari ini, Yesus menegur ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang hanya mementingkan penampilan luar, tetapi mengabaikan keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Mereka teliti dalam hal-hal kecil, tetapi mengabaikan inti dari hukum Allah.

Yesus berkata:

"Hai kamu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, adas manis, dan jintan, tetapi kamu mengabaikan perkara-perkara yang lebih penting dari hukum Taurat: yaitu keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan." (Mat 23:23)

2. Pesan Utama Yesus

Yesus mengajarkan bahwa hidup beriman bukan sekadar ritual luar, tetapi perubahan hati yang nyata. Orang Farisi terlihat saleh di mata manusia, tetapi hati mereka tidak selaras dengan kehendak Allah.

Keadilan: Mengutamakan kebenaran dan memperlakukan orang lain dengan adil.

Belas Kasihan: Peka dan peduli pada sesama yang menderita.

Kesetiaan: Setia pada Tuhan, bukan hanya saat orang lain melihat, tetapi juga di ruang tersembunyi.

3. Bahaya Kehidupan yang Hanya “Bersih di Luar”

Yesus mengumpamakan mereka seperti cawan yang bersih di luar tetapi kotor di dalam. Artinya:

Kita bisa saja tampak baik di hadapan orang lain, tetapi hati kita penuh iri, benci, atau egoisme.

Iman yang dangkal membuat kita sibuk dengan citra, tetapi lupa pada pertobatan sejati.

Orang yang fokus pada penampilan akan lelah, karena harus terus mempertahankan topeng rohani.

4. Relevansi bagi Kita di Era Digital

Di zaman media sosial, kita mudah terjebak dalam “kesalehan digital” — posting ayat, foto doa, atau pelayanan, tetapi di balik layar hati kita jauh dari Tuhan.

Apakah kita berdoa hanya supaya terlihat rohani?

Apakah pelayanan kita lahir dari kasih, atau demi pujian?

Apakah kita lebih sibuk mengedit “konten iman” daripada mengedit hati?

5. Jalan Menuju Kemurnian Hati

Yesus mengajak kita membersihkan “bagian dalam cawan” terlebih dahulu. Caranya:

Periksa hati setiap hari – evaluasi motivasi kita dalam berdoa, melayani, bekerja.

Bertobat dari motivasi egois – kembalikan fokus kepada Tuhan, bukan pencitraan.

Latih keadilan, belas kasihan, kesetiaan – wujudkan iman lewat perbuatan nyata.

Berdoa mohon Roh Kudus – agar hati dimurnikan dan bukan sekadar terlihat suci.

6. Penutup

Tuhan tidak mencari “tampilan” iman yang sempurna, tetapi hati yang tulus dan murni. Mari kita belajar untuk tidak hanya terlihat rohani di mata manusia, tetapi benar-benar kudus di hadapan Allah.

“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” (Mat 5:8)

Doa

Tuhan Yesus, sucikanlah hatiku dari segala motivasi yang salah. Ajarku untuk mengutamakan keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan, bukan hanya penampilan luar. Jadikan aku murid-Mu yang murni di hadapan-Mu. Amin. (sumber the katolik.com/kgg).

Berita D'moneyTalkLainnya diGoogle News