Kamis, 23 Oktober 2025

Galeri PTJJ UT 2025 Hadirkan UI GreenMetric National Meeting untuk Wujudkan SDGs di Kampus

Galeri PTJJ UT 2025 Hadirkan UI GreenMetric National Meeting untuk Wujudkan SDGs di Kampus

D'moneyTalk Universitas Terbuka (UT) kembali meneguhkan komitmennya untuk menghadirkan pendidikan tinggi yang inklusif sekaligus berkelanjutan melalui kegiatan Galeri PTJJ UT 2025 & UI GreenMetric National Meeting yang digelar pada Rabu (24/9/2025). 

Ketua LPPM UT sekaligus Ketua Penyelenggara, Prof. Dra. Dewi Artati Padmo Putri, M.A., Ph.D, mengatakan bahwa acara ini bukan sekadar pertemuan tahunan, melainkan wujud keseriusan UT terhadap agenda global.

“Hari ini kita menyelenggarakan dua event besar: UI Green Metric dan Galeri PTJJ UT. Ini adalah upaya Universitas Terbuka untuk mendukung SDGs dan mendorong inovasi. Kami menampilkan hasil riset dan inovasi, tidak hanya dari UT, tetapi juga dari perguruan tinggi serta institusi lain,” jelasnya.

Lebih jauh, Prof. Dewi mencontohkan sejumlah langkah konkret yang telah dilakukan UT dalam membangun kampus hijau. 

“Kami menggunakan material daur ulang untuk kebutuhan acara, mengelola sampah menjadi kompos yang bermanfaat bagi lingkungan kampus dan rencana bisnis, serta memperkenalkan sepeda listrik di lingkungan UT untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil,” tambahnya.

Komitmen ini mendapat apresiasi langsung dari Dr. Vishnu Juwono, S.E., MIA, Ketua UI GreenMetric. 

Menurutnya, UT telah memberi teladan nyata dalam implementasi prinsip keberlanjutan. 

“Kami bahagia melihat komitmen Universitas Terbuka dalam mendukung Sustainability Campus. UT sudah menunjukkan langkah nyata dan kami berharap ini bisa menginspirasi universitas lain untuk segera bergabung dengan UI GreenMetric,” ujarnya.

Pemerintah pun menegaskan dukungan terhadap langkah UT. Perwakilan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Dr. Fauzan Adziman, S.T., M.Eng. menilai bahwa inovasi yang dihadirkan UT sangat relevan dengan kebutuhan bangsa. 

“Kami bangga dengan apa yang sudah dikembangkan UT, terutama dalam riset dan inovasi pendidikan terbuka serta jarak jauh. Teknologi seperti metaverse, IoT, hingga AI dalam pembelajaran adalah terobosan penting. Yang lebih membanggakan, semuanya berbasis dalam negeri, sehingga bisa meningkatkan aksesibilitas dan sustainability pendidikan di Indonesia,” ungkapnya.

Pendidikan Tinggi, Inovasi Inklusif, dan Transformasi Digital

Pada kesempatan ini, UT turut menggelar forum kolaborasi berskala nasional yang mempertemukan akademisi, pemerintah, industri, komunitas, hingga media dalam satu ruang dialog dan inovasi.

Dari forum ini, disimpulkan bahwa pendidikan tinggi dapat diposisikan sebagai penggerak, inovasi sebagai penjamin keadilan sosial, sementara teknologi, khususnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi akselerator pencapaian. Hal itu ditegaskan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria S.Fil., M.Sc., M.B.A, yang menyoroti peran krusial AI dalam dunia akademik.

Artificial Intelligence begitu cepat dan kemampuannya makin beragam. Kita menyaksikan bagaimana dunia dihebohkan oleh inovasi yang muncul dengan hampir tiap bulan ada produk baru yang berbaur dengan AI,” ujarnya.

Meski begitu, Nezar menekankan bahwa AI bukanlah barang baru di dunia akademik. Evolusi terbaru justru hadir dari generative AI yang membuka peluang pemanfaatan lebih luas.

“Dari sudut mahasiswa, AI bisa membantu banyak hal, terutama yang positif, selama kita bisa menyikapi kehadiran AI dengan mindset yang positif dan menjadikan AI sebagai companion dalam memecahkan persoalan akademik,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa untuk mengembangkan AI, peran perguruan tinggi sangatlah sentral, khususnya dalam inovasi dan riset di sektor strategis. 

Dalam konteks inilah UT hadir membawa refleksi yang sejalan dengan semangat Sustainable Development Goals (SDGs). Pencapaian SDGs, menurutnya, hanya dapat diwujudkan jika ada sinergi antara pendidikan tinggi, inovasi inklusif, dan transformasi digital.

Sistem PJJ sebagai Bagian dari Implementasi Prinsip Keberlanjutan

Dari sisi kontribusi keberlanjutan, Prof. Rahmat Budiman, PhD, Plt. Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Bisnis, menegaskan bahwa model pendidikan UT sendiri sudah berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. 

“Bayangkan jika 780 ribu mahasiswa UT harus commute ke kampus setiap hari, berapa banyak emisi karbon yang tercipta. Dengan model pendidikan jarak jauh, kita sudah mengurangi penggunaan energi fosil secara signifikan. Inilah bagian dari komitmen UT sebagai Green University,” jelasnya.

Prof. Rahmat juga menekankan bahwa pemeringkatan UI GreenMetric hanyalah dampak, bukan tujuan. 

“Kalau kita konsisten menjaga lingkungan dalam semua aspek, maka hasilnya otomatis tercermin pada peringkat. Tapi yang utama adalah komitmen kita pada generasi mendatang. Kita hanya meminjam alam semesta ini dari anak-anak kita,” pungkasnya.

Antusiasme peserta tahun ini pun meningkat signifikan. Tercatat 53 perguruan tinggi ikut serta dalam forum ini, lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Bagi UT, hal ini menjadi bukti bahwa isu keberlanjutan makin relevan dan menjadi perhatian bersama di dunia pendidikan tinggi.

Dengan rangkaian kegiatan berupa diskusi inspiratif, pameran riset, hingga showcase teknologi hijau, Galeri PTJJ UT 2025 & UI GreenMetric National Meeting menegaskan posisi Universitas Terbuka sebagai motor perubahan. Sebuah kampus yang tidak hanya menghasilkan lulusan, tetapi juga menggerakkan agenda keberlanjutan bagi bangsa dan dunia.

Senin, 06 Oktober 2025

UT dan UIGM Gelar Pertemuan Nasional 2025 untuk Inovasi dan Kampus Hijau

UT dan UIGM Gelar Pertemuan Nasional 2025 untuk Inovasi dan Kampus Hijau

Universitas Terbuka (UT) bekerja sama dengan UI GreenMetric saat ini sedang mengadakan Galeri PTJJ UT & UIGM National Meeting 2025 di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC).

Dengan mengangkat tema “Mengubah Perspektif Pendidikan Tinggi Terhadap Inovasi dan Kampus Berkelanjutan, kegiatan yang berlangsung pada 23-25 September 2025 ini menjadi kesempatan penting bagi kerja sama lintas sektor dalam menciptakan pendidikan tinggi yang kreatif serta berkelanjutan.

Acara ini dihadiri oleh tokoh nasional, para akademisi, praktisi, mitra industri, media, serta pemerintah, sesuai dengan semangat kolaborasi pentahelix yang menekankan keterpaduan lima elemen utama dalam proses pembangunan, yaitu akademisi, bisnis, pemerintah, masyarakat, dan media.

Serangkaian kegiatan mencakup pidato pembuka dari pimpinan kementerian dan universitas,talkshowmenginspirasi dengan narasumber nasional dan internasional, sertashowcaseinovasi dan kerja sama yang berasal dari berbagai lembaga pendidikan serta mitra strategis. Beberapa di antaranya ialah Telkomsat/Starlink, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Padjadjaran, Kertabumi, serta Nusantara TV.

Wakil Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup, Dr. Rasio Ridho Sani, M.Com., M.P.M., menyatakan, “Perguruan tinggi memainkan peran penting dalam mengubah cara berpikir generasi muda agar lebih memperhatikan keberlanjutan. Tanpa kerja sama antar sektor, langkah-langkah pelestarian lingkungan akan berjalan perlahan.”

Pernyataan serupa disampaikan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, S.Fil., M.Sc., M.B.A., yang menekankan kepentingan inovasi yang terbuka. "Transformasi digital harus menjadi bagian dari solusi yang berkelanjutan. Kampus perlu hadir sebagai pusat inovasi yang tidak hanya menghasilkan lulusan berkualitas, tetapi juga menciptakan terobosan nyata untuk masyarakat," ujar Nezar.

Ketua UI GreenMetric, Dr. Vishnu Juwono, S.E., MIA., menambahkan pandangan dunia terhadap program yang telah berjalan selama 15 tahun ini dan kini diikuti oleh lebih dari 1.477 universitas dari 95 negara.

UI GreenMetric hadir sebagai indikator komitmen institusi pendidikan tinggi terhadap keberlanjutan. Melalui forum nasional ini, kami berharap dapat memperkuat jaringan antar universitas di Indonesia agar mampu bersaing sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam agenda keberlanjutan global.

Rektor Universitas Terbuka, Prof. Dr. Ali Muktiyanto, S.E., M.Si., menyampaikan bahwa acara ini merupakan kesempatan penting bagi seluruh karyawan UT, baik di pusat maupun daerah, untuk berkontribusi dalam mewujudkan visi pendidikan tinggi yang kompetitif secara global dan ramah lingkungan.

Sebagai penutup dari rangkaian kegiatan, pada 25 September 2025 akan diadakanGreen Breath Activity dengan tema "Hirup Napas Hijau, Tanam Masa Depan", berupa penanaman pohon Tabebuya dan Cengkeh di area kampus UT.

Pohon Tabebuya terkenal karena bunga yang cantik mekar bersamaan, menjadi lambang harapan dan keindahan kerja sama yang membawa nuansa baru bagi masa depan.

Sementara pohon Cengkeh, yang telah memiliki nilai ekonomi dan sosial yang tinggi selama ratusan tahun, dipilih menjadi lambang keberlanjutan, ketangguhan, serta kontribusi nyata terhadap kesejahteraan masyarakat.

Melalui kegiatan ini, UT dan UI GreenMetric menunjukkan komitmennya bahwa keberlanjutan bukan sekadar gagasan, tetapi tindakan nyata yang berakar pada prinsip lingkungan, sosial, dan budaya.

Dengan semangat kolaborasi lintas sektor, Galeri PTJJ UT & UIGM National Meeting 2025 diharapkan menjadi wadah bertukar pikiran, kreativitas, dan tindakan nyata dalam membentuk kampus yang berkelanjutan dan memberikan manfaat positif, tidak hanya bagi lingkungan pendidikan, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.