Selasa, 07 Oktober 2025

Kiat SPPG Tanah Sareal Pertahankan Zero Accident MBG

Kiat SPPG Tanah Sareal Pertahankan Zero Accident MBG
Kiat SPPG Tanah Sareal Pertahankan Zero Accident MBG

KORAN - PIKIRAN RAKYAT - ANTARA - Selama  hampir sembilan bulan beroperasi, Sentra Persiapan Pangan dan Gizi (SPPG) Tanah Sareal, Kota Bogor, berhasil mempertahankan catatan gemilang: zero accident atau nol kesalahan dalam menyiapkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Capaian ini bukan sekadar angka, melainkan cermin tata kelola yang disiplin, ketat, dan penuh tanggung jawab demi menghadirkan layanan gizi terbaik bagi ribuan penerima manfaat setiap harinya.

SPPG Tanah Sareal resmi berope­rasi pada 6 Januari 2025. Namun, ja­uh sebelum itu, selama tiga bulan sejak November 2024, para pengelola melakukan persiapan matang. Mereka belajar dari tahap paling dasar: ba­gaimana memilih bahan pangan, men­jaga higienitas, hingga menya­lur­kan makanan bergizi yang aman. Lo­kasinya berada di Kedungbadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, dan sejak awal dirancang menjadi dapur pusat yang berstandar tinggi.

Ahli gizi SPPG Tanah Sareal, Countessha Nicola atau akrab disapa Tessa, menjelaskan bahwa kunci utama keberhasilan adalah pengawasan sejak awal. Setiap bahan pangan yang datang diperiksa dengan ketat.

Jika ada bahan berkualitas rendah, langsung dipisahkan. Bahan kering dan basah ditempatkan di ruang pe­nyimpanan berbeda agar tidak saling terkontaminasi. Bahan basah, mulai dari daging hingga bumbu, masuk ke pendingin dengan suhu yang disesu­aikan. Daging disimpan pada suhu di bawah minus 15 derajat Celcius, sementara bumbu ditempatkan di ruang dingin dengan suhu lebih stabil. Semua dilakukan demi menjaga kua­litas dan kesegaran bahan sebelum diolah.

Disiplin dan konsisten

Proses memasak dimulai jauh sebelum fajar. Untuk menu berbahan dasar daging yang membutuhkan waktu lama, dapur mulai bekerja sejak pukul 01.00. Sementara menu sederhana baru diolah sekitar pukul 02.00. Setelah makanan matang, ada tahapan krusial yang tak boleh dilewati: proses pendinginan.

Pendinginan dilakukan sebelum pemorsian dan pengemasan dimulai pada pukul 05.00. “Kalau makanan dikemas dalam kondisi panas, justru rentan terkontaminasi bakteri dan lebih cepat basi,” kata Tessa. Uap panas yang terjebak dalam kemasan dapat memicu peng­endapan air, membuat makanan lem­bap, dan akhirnya mempercepat pembusukan.

Begitu makanan diporsikan dan dikemas, distribusi segera dilakukan. Tepat pukul 07.00, paket MBG tahap pertama harus sudah tiba di sekolah. Sasaran utamanya adalah siswa PAUD, TK, dan SD yang membutuh-kan energi sejak pagi untuk belajar.

Tak berhenti di situ, SPPG Tanah Sareal juga menyiapkan gelombang kedua. Pukul 07.00, dapur kembali bekerja, kali ini untuk memenuhi kebutuhan siswa SMP dan SMA. Pemorsian dan pengemasan gelombang kedua dilakukan pukul 09.00 agar makanan tiba di sekolah sekitar pukul 11.00.

Tessa menegaskan bahwa makanan idealnya dikonsumsi dalam waktu kurang dari empat jam sejak disajikan. Jika melewati batas itu, risiko makanan basi membesar.

Demi menjaga ritme, SPPG mene­rapkan sistem kerja shift bagi 46 kar­yawannya. Dengan pembagian tugas yang jelas, seluruh alur produksi berjalan lancar dari dini hari hingga siang.

Selain disiplin dalam waktu, SPPG Tanah Sareal juga konsisten melakukan uji organoleptik sebelum makanan dikirim. Uji pancaindra ini meliputi pemeriksaan rasa, aroma, tekstur, hingga tampilan makanan. “Kalau ada yang tidak sesuai standar, langsung diperbaiki sebelum didistribusikan,” kata Tessa.***

Sabtu, 27 September 2025

Udang Beku Ekspor AS Tercemar, KLH Mulai Dekontaminasi Area Zat Radioaktif

Udang Beku Ekspor AS Tercemar, KLH Mulai Dekontaminasi Area Zat Radioaktif

D'moneyTalk, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup akan melakukan upaya dekontaminasi di pabrik kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, Banten yang menjadi sumber paparan zat radioaktif Cesium-137 pada produk udang beku ekspor Amerika Serikat. 

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan saat ini sedang disiapkan gedung untuk melakukan dekontaminasi.

"Jadi radionuklida yang ada di Cikande hari ini telah kita lokalisir dan besok mungkin saya akan membimbing langsung pelaksanaan dekontaminasi, mungkin pagi-pagi karena memerlukan waktu yang sangat lama," ujarnya, Senin (22/9/2025). 

Rencananya dekontaminasi pabrik yang tercemar radioaktif tersebut dilakukan dengan keterlibatan dan bimbingan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Proses tersebut juga melibatkan tim gegana dari Polri serta berbagai pihak lain untuk memastikan prosesnya dapat berjalan dengan lancar.

"Jadi nanti ada item-item yang harus dilakukan. Kita telah menyusun tim penanganan itu untuk menjawab permasalahan ini dengan sangat serius. Kebetulan saya sebagai ketua harian, saya akan mengoordinir semua unsur, ada lima bidang utama yang akan melakukan penanganan. Kita akan lakukan sepresisi mungkin namun tidak boleh menimbulkan gejolak keresahan masyarakat," katanya. 

Industri peleburan besi dan baja yang berada di lokasi tersebut menjadi salah satu faktor ditemukannya pencemaran pada produk udang beku Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat. Pemerintah sudah menyegel dan melokalisasi titik yang terindikasi tercemar zat radioaktif Cesium-137 di Cikande.

"Memang diindikasi industri peleburan besi dan baja menjadi salah satu penyebabnya karena dekat dengan pabrik pengolahan udang. Karena mungkin menggunakan scrap besi dan baja yang tidak termonitor pada saat dilebur," ucapnya. 

Dia mengatakan tim dari KLH bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Kepolisian RI dan sejumlah pihak lain sudah menyisir lokasi tersebut. Penyegelan dan lokalisasi kemudian dilakukan di titik yang terdeteksi tercemar dengan penyisiran masih berlanjut sampai saat ini.

"Pemerintah telah melakukan langkah-langkah pengamanan. Jadi, kami telah melakukan penyegelan dan lokalisir bersama Kapolda Banten di daerah-daerah yang terindikasi berdasarkan detektor memancarkan Cesium-137," tuturnya. 

Terkait kontainer udang beku untuk ekspor ke AS yang dikembalikan ke Indonesia, dia memastikan sudah dilakukan pemeriksaan ulang dan tidak menemukan cemaran radioaktif dari lebih 10 kontainer.

KLH sudah menyegel pabrik PT Peter Metal Technology (PMT) di kawasan industri Cikande yang diduga menjadi sumber paparan zat radioaktif Cesium-137. Hal itu bagian dari respons cepat pemerintah untuk menangani dugaan kontaminasi radioaktif pada ekspor udang beku PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods).

Temuan dari pemerintah sendiri memastikan bahwa bahan baku udang BMS Foods sebenarnya aman. Unsur radioaktif hanya terdeteksi pada blower dan ventilator pabrik dengan konsentrasi rendah, di bawah ambang batas, dan segera ditangani melalui dekontaminasi.

Pelacakan lebih lanjut mengarah pada PT PMT dengan tingkat radiasi 0,3-0,5 mikrosievert per jam, lebih tinggi dari kondisi normal 0,1 mikrosievert per jam. KLH memastikan pemerintah tidak akan ragu menjatuhkan sanksi administratif hingga pencabutan izin lingkungan terhadap PT PMT.

Sementara itu, Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Ishak menuturkan pihaknya menemukan sejumlah lokasi lain yang tercemar zat radioaktif menyusul temuan pencemaran bahan radioaktif Cesium-137 di sekitar Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten. Lokasi baru yang ditemukan terletak tidak berjauhan dari lokasi temuan awal.

"Bapeten telah melakukan monitoring radioaktivitas lingkungan hingga radius lima kilometer. Dan berdasarkan hasil monitoring, ditemukan beberapa lokasi lain yang menunjukkan paparan radiasi yang cukup tinggi," ujarnya. 

Bapeten bersama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan KLH melakukan penanganan sementara dengan memasang tali pembatas di lokasi dan tengah mendalami penyebab kontaminasi zat radioaktif di wilayah Kawasan Industri Modern Cikande.

"Berdasarkan indikasi awal, ada dugaan bahwa kontaminasi disebabkan karena lepasan ke udara dari proses peleburan logam di industri peleburan logam yang ada di daerah tersebut," katanya. 

Namun demikian, hingga kini pendalaman terhadap kasus tersebut masih dilakukan untuk menemukan penyebab pasti terjadinya cemaran radioaktif di lokasi kejadian. Dalam upaya penanggulangan, Bapeten bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menyiapkan skema pemeriksaan kesehatan untuk warga terdampak.

"Bersama Kemenkes, BRIN, RS Fatmawati, Bapeten juga tengah mempersiapkan mekanisme pemeriksaan kesehatan untuk warga terdampak," ujarnya.

Direktur Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Bapeten Zulkarnain menuturkan Cesium-137 adalah zat radioaktif buatan yang tidak mungkin ditemukan di alam dan biasa dimanfaatkan untuk keperluan industri, seperti alat ukur kepadatan dan aliran.

"Cesium-137 termasuk kategori radiasi pengion yang mampu memberikan dampak biologi pada kesehatan manusia. Dalam jangka panjang, tentu saja ini juga sangat berbahaya," ucapnya.

Menurutnya, material radioaktif tersebut ditemukan di lapak warga yang tidak menyadari bahaya Cesium-137, di mana warga mengambil barang bekas yang terlihat seperti pasir atau batu untuk kemudian digunakan sebagai fondasi bangunan.

Selain itu, Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ishartini menuturkan isu radioaktif pada produk udang beku Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat hanya insidental, kasuistik, dan langkah cepat sudah ditempuh menjaga reputasi ekspor.

"Kami sudah sampaikan kepada pihak FDA (Food and Drug Administration) bahwa ini adalah insidental kasus hanya terjadi di situ saja, hanya terjadi pada lot-lot tertentu, jadi kontainer tertentu, pengiriman tertentu saja, tidak terjadi di tempat yang lain," tuturnya.

Dia menjelaskan kasus tersebut bermula dari notifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) setelah menerima laporan dari Custom Border Protection terkait satu kontainer udang Indonesia yang terdeteksi mengandung radioaktif Cesium-137 dalam jumlah tertentu.

Jumat, 26 September 2025

Gunung Semeru Erupsi, Petugas di Lumajang Laporkan Tinggi Letusan Sempat Menyentuh 700 Meter di Atas Puncak

Gunung Semeru Erupsi, Petugas di Lumajang Laporkan Tinggi Letusan Sempat Menyentuh 700 Meter di Atas Puncak

D'moneyTalk– Gunung Semeru dilaporkan mengalami erupsi dengan tinggi letusan yang sempat mencapai 700 meter pada Senin (22/9).

Gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur tersebut dilaporkan mengalami empat kali erupsi di atas puncak (Mahameru).

Dikutip dari situs berita ANTARA, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Sigit Rian Alfian memberikan laporan tertulis terkait erupsi yang diterima di Lumajang.

“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 22 September 2025, pukul 05.28 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 700 meter di atas puncak,” kata Sigit.

Sigit mengatakan bahwa erupsi tersebut menyemburkan abu vulkanik yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat.

Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 139 detik.

Gunung Semeru dilaporkan mengalami erupsi pertama pada pukul 04.44 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 500 meter di atas puncak.

Erupsi pertama tersebut menyemburkan abu vulkanik yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke barat daya.

Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 110 detik.

Mukdas Sofian yang menggantikan Sigit kemudian melaporkan bahwa erupsi ketiga Gunung Semeru terjadi pada pukul 07.47 WIB.

Erupsi ketiga tersebut menyemburkan abu vulkanik yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke barat laut.

Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 127 detik.

Yadi Yuliandi yang menggantikan Mukdas lalu melaporkan bahwa erupsi keempat Gunung Semeru terjadi pada pukul 07.59 WIB.

Erupsi keempat tersebut menyemburkan abu vulkanik yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke barat.

Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 128 detik.

Baik Mukdas dan Yadi sama-sama melaporkan bahwa erupsi ketiga serta keempat Gunung Semeru dengan tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 500 meter di atas puncak.

Berdasarkan keterangan dari aplikasi MAGMA Indonesia pada Senin (22/9), erupsi Semeru saat ini masih dalam status Waspada atau level II.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak.

Masyarakat dilarang beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar.

“Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” ujar Yadi.

PVMBG juga meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Selain itu masyarakat juga perlu waspada terhadap potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.***