Sabtu, 27 September 2025

Udang Beku Ekspor AS Tercemar, KLH Mulai Dekontaminasi Area Zat Radioaktif

D'moneyTalk, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup akan melakukan upaya dekontaminasi di pabrik kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, Banten yang menjadi sumber paparan zat radioaktif Cesium-137 pada produk udang beku ekspor Amerika Serikat. 

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan saat ini sedang disiapkan gedung untuk melakukan dekontaminasi.

"Jadi radionuklida yang ada di Cikande hari ini telah kita lokalisir dan besok mungkin saya akan membimbing langsung pelaksanaan dekontaminasi, mungkin pagi-pagi karena memerlukan waktu yang sangat lama," ujarnya, Senin (22/9/2025). 

Rencananya dekontaminasi pabrik yang tercemar radioaktif tersebut dilakukan dengan keterlibatan dan bimbingan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Proses tersebut juga melibatkan tim gegana dari Polri serta berbagai pihak lain untuk memastikan prosesnya dapat berjalan dengan lancar.

"Jadi nanti ada item-item yang harus dilakukan. Kita telah menyusun tim penanganan itu untuk menjawab permasalahan ini dengan sangat serius. Kebetulan saya sebagai ketua harian, saya akan mengoordinir semua unsur, ada lima bidang utama yang akan melakukan penanganan. Kita akan lakukan sepresisi mungkin namun tidak boleh menimbulkan gejolak keresahan masyarakat," katanya. 

Industri peleburan besi dan baja yang berada di lokasi tersebut menjadi salah satu faktor ditemukannya pencemaran pada produk udang beku Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat. Pemerintah sudah menyegel dan melokalisasi titik yang terindikasi tercemar zat radioaktif Cesium-137 di Cikande.

"Memang diindikasi industri peleburan besi dan baja menjadi salah satu penyebabnya karena dekat dengan pabrik pengolahan udang. Karena mungkin menggunakan scrap besi dan baja yang tidak termonitor pada saat dilebur," ucapnya. 

Dia mengatakan tim dari KLH bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Kepolisian RI dan sejumlah pihak lain sudah menyisir lokasi tersebut. Penyegelan dan lokalisasi kemudian dilakukan di titik yang terdeteksi tercemar dengan penyisiran masih berlanjut sampai saat ini.

"Pemerintah telah melakukan langkah-langkah pengamanan. Jadi, kami telah melakukan penyegelan dan lokalisir bersama Kapolda Banten di daerah-daerah yang terindikasi berdasarkan detektor memancarkan Cesium-137," tuturnya. 

Terkait kontainer udang beku untuk ekspor ke AS yang dikembalikan ke Indonesia, dia memastikan sudah dilakukan pemeriksaan ulang dan tidak menemukan cemaran radioaktif dari lebih 10 kontainer.

KLH sudah menyegel pabrik PT Peter Metal Technology (PMT) di kawasan industri Cikande yang diduga menjadi sumber paparan zat radioaktif Cesium-137. Hal itu bagian dari respons cepat pemerintah untuk menangani dugaan kontaminasi radioaktif pada ekspor udang beku PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods).

Temuan dari pemerintah sendiri memastikan bahwa bahan baku udang BMS Foods sebenarnya aman. Unsur radioaktif hanya terdeteksi pada blower dan ventilator pabrik dengan konsentrasi rendah, di bawah ambang batas, dan segera ditangani melalui dekontaminasi.

Pelacakan lebih lanjut mengarah pada PT PMT dengan tingkat radiasi 0,3-0,5 mikrosievert per jam, lebih tinggi dari kondisi normal 0,1 mikrosievert per jam. KLH memastikan pemerintah tidak akan ragu menjatuhkan sanksi administratif hingga pencabutan izin lingkungan terhadap PT PMT.

Sementara itu, Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Ishak menuturkan pihaknya menemukan sejumlah lokasi lain yang tercemar zat radioaktif menyusul temuan pencemaran bahan radioaktif Cesium-137 di sekitar Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten. Lokasi baru yang ditemukan terletak tidak berjauhan dari lokasi temuan awal.

"Bapeten telah melakukan monitoring radioaktivitas lingkungan hingga radius lima kilometer. Dan berdasarkan hasil monitoring, ditemukan beberapa lokasi lain yang menunjukkan paparan radiasi yang cukup tinggi," ujarnya. 

Bapeten bersama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan KLH melakukan penanganan sementara dengan memasang tali pembatas di lokasi dan tengah mendalami penyebab kontaminasi zat radioaktif di wilayah Kawasan Industri Modern Cikande.

"Berdasarkan indikasi awal, ada dugaan bahwa kontaminasi disebabkan karena lepasan ke udara dari proses peleburan logam di industri peleburan logam yang ada di daerah tersebut," katanya. 

Namun demikian, hingga kini pendalaman terhadap kasus tersebut masih dilakukan untuk menemukan penyebab pasti terjadinya cemaran radioaktif di lokasi kejadian. Dalam upaya penanggulangan, Bapeten bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menyiapkan skema pemeriksaan kesehatan untuk warga terdampak.

"Bersama Kemenkes, BRIN, RS Fatmawati, Bapeten juga tengah mempersiapkan mekanisme pemeriksaan kesehatan untuk warga terdampak," ujarnya.

Direktur Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Bapeten Zulkarnain menuturkan Cesium-137 adalah zat radioaktif buatan yang tidak mungkin ditemukan di alam dan biasa dimanfaatkan untuk keperluan industri, seperti alat ukur kepadatan dan aliran.

"Cesium-137 termasuk kategori radiasi pengion yang mampu memberikan dampak biologi pada kesehatan manusia. Dalam jangka panjang, tentu saja ini juga sangat berbahaya," ucapnya.

Menurutnya, material radioaktif tersebut ditemukan di lapak warga yang tidak menyadari bahaya Cesium-137, di mana warga mengambil barang bekas yang terlihat seperti pasir atau batu untuk kemudian digunakan sebagai fondasi bangunan.

Selain itu, Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ishartini menuturkan isu radioaktif pada produk udang beku Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat hanya insidental, kasuistik, dan langkah cepat sudah ditempuh menjaga reputasi ekspor.

"Kami sudah sampaikan kepada pihak FDA (Food and Drug Administration) bahwa ini adalah insidental kasus hanya terjadi di situ saja, hanya terjadi pada lot-lot tertentu, jadi kontainer tertentu, pengiriman tertentu saja, tidak terjadi di tempat yang lain," tuturnya.

Dia menjelaskan kasus tersebut bermula dari notifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) setelah menerima laporan dari Custom Border Protection terkait satu kontainer udang Indonesia yang terdeteksi mengandung radioaktif Cesium-137 dalam jumlah tertentu.

0 Please Share a Your Opinion.: