Sabtu, 17 Mei 2025

Inilah Penjelasan Mengenai Kesulitan Mencari Pekerjaan di Indonesia

Inilah Penjelasan Mengenai Kesulitan Mencari Pekerjaan di Indonesia

Ekonomi sedang tidak baik-baik saja. Mungkin Bunda ikut merasakan sulitnya mencari pekerjaan saat ini. Mengapa ya? Jika melihat beberapa tahun belakangan, ada beberapa alasan utama kenapa semakin ke sini semakin susah mencari pekerjaan.

Kesulitan mencari kerja bukan hanya perasaan pribadi semata. Berdasarkan survei tahun 2023 dari Aerotek, lebih dari 70 persen pencari kerja merasa bahwa pasar tenaga kerja tidak kondusif untuk mendapatkan pekerjaan.

Hampir 70 persen dari mereka menyatakan pencarian kerja jauh lebih menantang dibanding sebelumnya. Kesulitan mendapatkan pekerjaan tak lepas dari proses rekrutmen yang semakin lama dan kompleks.

Penelitian dari firma penasihat sumber daya manusia Josh Bersin Company dan bisnis solusi tenaga kerja AMS pada 2023 menunjukkan bahwa durasi rata-rata proses perekrutan secara global kini mencapai rekor tertinggi, yaitu 43 hari. Ini dinilai tidak berkelanjutan jika perusahaan ingin tetap kompetitif dan mampu menyesuaikan diri dengan dinamika industri yang cepat berubah.

Kondisi tersebut menciptakan frustrasi bagi pencari kerja yang harus menjalani proses panjang tanpa kepastian. Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap lambatnya proses rekrutmen.

Ketidakpastian ekonomi, gangguan rantai pasok, inflasi tinggi, dan suku bunga yang meningkat membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam merekrut karyawan baru. Sementara saat kondisi ekonomi membaik, perusahaan cenderung mempercepat perekrutan agar tidak kehilangan talenta.

Kini dengan berbagai tekanan ekonomi dan geopolitik membuat banyak perusahaan mengambil pendekatan wait-and-see dalam hal perekrutan.

Alasan utama kenapa makin susah cari kerja

Mengutip dari Forbes dan Time , mari bahas mengenai alasan utama kenapa sekarang susah cari kerja.

1. Pasar tenaga kerja yang tidak bersahabat

Industri teknologi menjadi salah satu yang paling terdampak. Setelah sempat mengalami lonjakan perekrutan selama pandemi COVID-19, sektor ini kini menghadapi koreksi pasar dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sejak 2022 lalu. Banyak perusahaan menyesuaikan jumlah staf mereka dengan proyeksi pendapatan dan pertumbuhan yang lebih realistis.

Sementara itu, pasar kerja untuk posisi pekerjaan kantoran kini sangat kompetitif. Sebagian besar disebabkan oleh banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaan akibat PHK.

Perusahaan merasa memiliki kuasa lebih besar dalam memilih kandidat dan memperlambat proses rekrutmen untuk lebih selektif. Bahkan banyak perusahaan yang kini lebih fokus mengalihkan dana dan tenaga ke proyek berbasis kecerdasan buatan (AI), menghapus posisi lainnya.

Tak hanya itu, para pencari kerja kini dihadapkan pada banyaknya tahapan wawancara yang melelahkan. Sejak pandemi, wawancara daring menjadi tren dan justru mempermudah perusahaan untuk mengadakan lebih banyak sesi wawancara dibanding proses sebelumnya yang mengharuskan pertemuan tatap muka.

Para kandidat harus menjalani wawancara video satu arah, tes keterampilan, dan sering kali dihadapkan pada informasi yang tidak konsisten antara deskripsi pekerjaan serta kenyataan.

2. Fenomena ghost job

Fenomena 'ghost job' Ikut serta membuat suasana menjadi lebih rumit, Bunda. Ada banyak perusahaan yang menampilkan iklan pekerjaan palsu tetapi sesungguhnya tidak bermaksud mengisinya. Motif mereka dapat bervariasi, mulai dari menciptakan gambaran bahwa perusahaan tersebut sedang berkembang hingga menyimpan informasi calon karyawan untuk kebutuhan di kemudian hari.

Tindakan ini sangat merugikan bagi para pencari pekerjaan karena menghabiskan waktunya secara percuma untuk lowongan yang sesungguhnya tak ada. Selain itu, banyak pelamar kerja pun jadi sasaran dari tindak kecurangan dalam proses perekrutan.

Pencari kerja dihubungi oleh pihak yang mengaku sebagai perekrut, mengikuti wawancara online, hingga akhirnya diminta memberikan data pribadi dan informasi login . Modus ini kian marak dan menjadi ancaman baru di tengah persaingan kerja yang sudah cukup berat.

3. Banyak lowongan kerja tapi tidak untuk semua orang

Menurut data dari Biro Tenaga Kerja Amerika Serikat , ratusan ribu lowongan kerja disebarluaskan. Namun lebih dari separuh penambahan karyawan hanya terpusat pada sektor kesehatan, pemerintahan, dan pariwisata di Amerika.

Yang lebih mengejutkan, mereka yang memiliki gelar sarjana justru lebih sulit mendapatkan pekerjaan. Sebuah survei yang dilakukan Harris Poll atas nama TIME menyatakan bahwa 51% pelamar kerja berpendidikan Sarjana telah melalui keseluruhan tahap wawancara namun tidak menerima tawaran pekerjaan.

Para lulusan perguruan tinggi juga lebih sering diminta menjalani berbagai tes tambahan dan menghadapi ekspektasi gaji yang tidak sesuai, dibandingkan lulusan SMA.

Tips agar cepat mendapat pekerjaan

Kendati kondisi pasar kerja terbilang sulit saat ini, bukan berarti Bunda harus menyerah. Ada beberapa tips yang bisa Bunda coba agar cepat mendapat pekerjaan setelah lama menganggur.

1. Evaluasi diri

Langkah pertama adalah melakukan refleksi diri. Evaluasi pendekatan pencarian kerja dan kenali kesalahan atau kekurangan yang perlu diperbaiki. Gunakan pengalaman gagal sebagai momen berharga untuk tumbuh dan memperbaiki strategi ke depan.

2. Punya rencana yang jelas dan memperluas networking

Sangat penting untuk memiliki rancangan harian yang terstruktur dengan baik, membangun koneksi dalam dunia kerja, dan menjamin bahwa CV yang dikirim sangat sesuai serta mencerminkan keuntungan yang dapat disumbangkan.

3. Jaga kesehatan mental

Tidak kalah penting, prioritaskan juga kesehatan mental Anda. Banyak pelamar pekerjaan yang masih menyimpan trauma emosi akibat kegagalan di masa lalu, dan hal tersebut dapat muncul selama sesi wawancara.

Sikap yang tidak menyenangkan dapat menimbulkan keraguan pada pihak pewawancara. Di sisi lain, ungkapkan energi positif, gairah, serta kepercayaan diri Anda. Pastikan juga untuk mengenal betul tentang perusahaan tersebut sebelum sesi wawancara dimulai dan persiapkan diri dengan optimal sehingga terlihat lebih yakin saat berada di depan mereka.

4. Mencoba freelance

Apabila proses mencari pekerjaan masih mentok, bisa jadi saatnya mulai berpikir tentang mengubah jalur karier atau mengeksplor opsi lain seperti pindah ke bidang yang berbeda. freelance Atau setengah waktu. Kekelentikan dapat membuka pintu kepada peluang-peluang baru yang sebelumnya tak kelihatan.

Sulitnya mencari pekerjaan saat ini bukan sekadar masalah pribadi, melainkan cerminan dari kondisi pasar tenaga kerja global yang tengah berubah drastis. Namun di balik tantangan ini, ada peluang untuk tumbuh dan menemukan jalur karier baru.

Pilihan Redaksi
  • Gaji Tembus Rp4 M per Tahun, Ini 10 Profesi Remote Working yang Paling Diminati
  • Arti Pekerja Outsourcing dan Bedanya dengan Karyawan Kontrak
  • Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Ketika Mengalami Pengangguran, ternyata...

Oleh karena itu, jangan pernah berhenti mencoba dan teruslah bersemangat ya, Bunda!

Untuk Bunda-bunda yang ingin berbagi pengalaman tentang parenting sambil memiliki kesempatan untuk mendapatkan banyak hadiah, silakan bergabung dengan komunitas https://www.generaltech.my.idSquad. Untuk mendaftar, cukup klik tautan tersebut. di SINI . Gratis!

Jumat, 16 Mei 2025

Perhatikan! 5 Kesalahan Populer Yang Banyak Terjadi Pasca PHK

Perhatikan! 5 Kesalahan Populer Yang Banyak Terjadi Pasca PHK

Kehilangan pekerjaan tentunya menjadi saat yang rumit, menggabungkan perasaan marah, kekecewaan, keterbatakan, hingga ketakutan akan masa depan. Kekhawatiran tentang kemampuan diri pun mulai timbul, terutama jika sebelumnya sudah memiliki kedudukan stabil dan karir berada di puncak tertinggi. Banyak orang langsung merasakan panic, lantas mencari pekerjaan dengan cepat, atau bahkan justru bersantai dalam waktu luang yang tiba-tiba bertambah banyak. Sebenarnya, periode tersebut dapat menjadi kesempatan untuk melakukan introspeksi dan membangun semangat yang lebih besar dari sebelumnya.

Namun, sayangnya, banyak orang malah tersandung oleh pola pikir yang salah usai menghadapi pemutusan hubungan kerja. Kegagalan-kegagalan tersebut sering kali tidak disadari karena berasal dari respon instingtif atau kebiasaan lama yang susah untuk dirubah. Sebaiknya hindari larut semakin dalam dalam masalah dengan mengetahui apa sajakah kesalahan umum yang biasanya terjadi pasca PHK. Melakukan hal itu akan membantu Anda merespons situasi secara efektif serta membuat strategi selanjutnya menjadi lebih matang.

1. Memulai pencarian kerja yang terburu-buru tanpa melakukan refleksi pribadi bisa menjadi kesalahan besar.

Banyak orang dengan cepat mengajukan lamaran ke berbagai tempat ketika mereka di-PHK, seperti jika tidak bekerja maka waktu menjadi lawan terbesar. Namun, tanpa ada kesempatan untuk introspeksi diri, tahap mencari pekerjaan bisa dilakukan sembarangan dan justru menimbulkan rasa frustasi lebih besar. Tidak sedikit dari mereka yang pada akhirnya memutuskan masuk ke dalam lapangan kerja yang kurang sesuai hanya karena ingin mendapatkan penghasilan setiap bulannya. Pada dasarnya ini dapat menyebabkan situasi merugikan bagi dirinya sendiri. stuck di lingkungan baru yang membuat stress dan kelelahan ekstrem lagi.

Momen bebas setelah pemutusan hubungan kerja adalah kesempatan terbaik untuk mengevaluasi diri, memahami hal-hal yang sungguh-sungguh diinginkan, mengidentifikasi kemampuan unggul, serta mencari tahu area pekerjaan yang sangat cocok. passion. Terburu-buru dalam bekerja tanpa ada tujuan hanya akan menyebabkan siklus ketidakpuasan yang konsisten. Proses evaluasi sangatlah vital agar perjalanan di masa mendatang menjadi lebih fokus dan memiliki arti. Hindari sekedar berganti pekerjaan sementara persoalan internal masih tetap utuh.

2. Meniadakan perhatian pada aspek psikis dan emosiorang

Pemutusan hubungan kerja tidak hanya berkaitan dengan masalah keuangan, tetapi juga kesehatan mental dan emosional. Banyak orang terlampau sibuk mencari penyelesaian secara finansial sehingga melupakan bahwa situasi psikologis pun perlu ditangani. Perasaan sedih, marah, atau frustasi adalah hal biasa, namun jika dibiarkan akumulatif tanpa pengolahan dapat berubah menjadi depresi. anxiety. Sayangnya, hal tersebut kerap disepelekan karena "Tidak terlihat."

Berbicara dengan seseorang yang Anda percayai, bergabung dalam sebuah komunitas, atau berkonsultasi dengan ahli dapat sangat membantu untuk mengurangi tekanan di kepala. Tidak ada salahnya jika ingin mencari dukungan saat dibutuhkan. Mengaku bahwa situasi psikologis sedang tidak baik adalah tahap pertama menuju pemulihan dan kemajuan. Jangan sungkan, sebab menjaga keseimbangan diri merupakan aspek penting dalam menempuh proses pencarian pekerjaan secara sehat.

3. Secara langsung menyedot dana simpanan tanpa perencanaan

Saat pendapatan berkurang, tabungan kerapkali menjadi sumber akhir pertolongan. Ironinya, tidak sedikit orang yang langsung menggunakan uang simpanan untuk mempertahankan gaya hidup lama seakan-akan tak ada hal penting yang telah terjadi. Sebenarnya, situasi pasca pemutusan hubungan kerja membutuhkan adaptasi finansial yang lumayan besar. Tanpa persiapan yang baik, danad arurat dapat lenyap hanya dalam beberapa bulan saja.

Merumuskan anggaran baru yang lebih sesuai dan mengatur kembali biaya merupakan tindakan cerdas yang perlu dilakukan secara cepat. Prioritaskan keperluan dasar serta kurangi pengeluaran-pengeluaran yang dapat ditangguhkan sementara. Penggunaan tabungan harus berbasis strategi daripada mendadak. Sebab mencari pekerjaan memerlukan waktu, sangatlah vital untuk memastikan kondisi finansial cukup untuk tetap stabil dalam periode sedang-panjang.

4. Mengisolasi diri dari masyarakat sekitar

Perasaan malu atau kurang percaya diri saat kehilangan pekerjaan membuat sebagian besar orang cenderung menghindari pergaulan sosial. Banyak yang enggan menerima undangan berkumpul bersama teman-teman, males untuk berbicara tentang masalah mereka, serta lebih suka bermalasan sendirian di dalam rumah sambil merenungi permasalahan hidup. Ironisnya, perilaku seperti itu dapat meningkatkan kesendirian dan bahkan memperburuk situasi psikologis mereka.

Sebenarnya, memelihara hubungan sosial dapat memberikan peluang baru, bahkan di bidang karier. Banyak kesempatan muncul melalui percakapan santai ataupun pertemuan acak. Sekitar kita bisa menjadi sumber dukungan emosional yang penting. Malahan, bersikap tertutup hanya akan membuat tahap penyembuhan lebih lama dan menambah stres.

5. Terlalu berat membebankan kesalahan pada diri sendiri

Merasa gagal usai pemutusan hubungan kerja adalah hal biasa, tetapi jika Anda terus-menerus bersalah pada diri sendiri, hal tersebut dapat menjadi racun yang merusak keyakinan diri. Sebagian orang mungkin mulai menyelidiki keseluruhan jejak karier mereka, berpikir bahwa mereka tidak memiliki nilai apa pun, atau bahkan khawatir untuk menjajaki peluang baru. Pandangan semacam ini bisa menghalangi kemajuannya sebab segala sesuatu dipandang dengan sisi negatif.

Sangat penting untuk mengerti kalau pemutusan hubungan kerja tidak selalu disebabkan oleh kekurangan diri sendiri. Ini mungkin terjadi akibat penataan ulang organisasi, pengurangan biaya operasional, atau sebab-sebab di luar kontrol kita. Mengenalinya sebagai elemen normal dalam alur hidup bisa membantu meredakan stres. Untuk bangkit dari situasi sulit itu tak perlu instan; langkah demi langkah dengan ketekunan adalah hal utama.

Pemutusan hubungan kerja memang tidak menandai akhir dari semuanya, tetapi dapat menjadi titik awal yang lebih positif jika ditangani secara cerdas. Hindarilah kelima kesalahan umum tersebut agar proses penyembuhan dan pencarian pekerjaan berjalan lebih fokus serta sehat. Terkadang, kehilangan pekerjaan bisa membuka peluang untuk mencapai tempat yang lebih cocok dan bahagia.