Sabtu, 04 Oktober 2025

80 Tahun, 2.000 Kali Ledakan Nuklir, Dampaknya Masih Dirasakan Hari Ini

Radar Info- Lebih dari 2.000 senjata nuklir telah diuji coba dalam 80 tahun terakhir, dan dampaknya masih dirasakan hingga saat ini.

Pertama kali nuklir digunakan adalah ketika Amerika Serikat (AS) melemparkan dua bom atom ke kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang menjelang akhir Perang Dunia II.

Kemudian, negara-negara lain mulai mengembangkan senjata nuklir yang semakin kuat seiring berjalannya waktu.

Dikutip dari CNN, Minggu (24/8/2025), pengembangan senjata nuklir ini tidak terlepas dari serangkaian uji coba yang dilakukan antara tahun 1945 hingga 1996.

Negara-negara yang pernah menguji senjata nuklir meliputi Amerika Serikat, Prancis, Tiongkok, Inggris, India, Pakistan, Rusia (Uni Soviet), dan Korea Utara.

Seperti yang diketahui, sebagian besar uji coba nuklir dilakukan di negara bagian Nevada dan Kepulauan Marshall.

Pengujian tersebut dilaksanakan sebelum rangkaian perjanjian internasional yang mengatur bahkan membatasi kegiatan tersebut.

Hanya Korea Utara yang melakukan pengujian senjata nuklir pada abad ke-21, terakhir kali pada tahun 2017. Setelah itu, tidak ada pengujian atmosfer yang dilakukan sejak tahun 1980.

Lalu, apa saja pengaruh dari senjata nuklir tersebut?

Dampak senjata nuklir yang masih dirasakan hingga saat ini

Berikut beberapa dampak senjata nuklir yang masih dirasakan hingga saat ini:

Kesehatan masyarakat

Dampak senjata bom nuklir yang masih dirasakan hingga saat ini adalah kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya, khususnya berkaitan dengan kasus kanker.

Salah satu korban yang mengalami dampak dari senjata nuklir adalah Mary Dickson, yang besar di Kota Salt Lake, Utah pada masa 1950 hingga 1960-an.

Dickson adalah salah satu dari jutaan siswa sekolah di Amerika Serikat yang diajarkan untuk "mengambil posisi berlindung" jika terjadi perang nuklir.

Pada saat itu, Dickson tidak menyadari bahwa senjata nuklir sedang diuji di negara bagian tetangga, Nevada, saat Amerika Serikat melakukan pengujian persediaan terbaru mereka.

Dickson mengakui dirinya menderita kanker tiroid, sementara saudara perempuannya meninggal akibat lupus pada usia 40-an.

Saudara perempuannya baru saja dikabarkan bahwa kanker ususnya telah menyebar ke bagian tubuh lain.

Sementara kerabat-kerabat Dickson juga mengakui mengalami masalah kesehatan yang terkait dengan radiasi nuklir.

Secara umum paparan radiasi meningkatkan kemungkinan terkena kanker, meskipun tidak secara langsung menyebabkan kondisi tersebut.

"Sangat menyedihkan. Saya tidak bisa menghitung berapa banyak teman yang saya miliki, dan kanker mereka kambuh kembali," kata Dickson.

"Kerusakan psikologisnya tidak pernah hilang. Anda menghabiskan sisa hidup Anda khawatir terhadap setiap benjolan, setiap rasa sakit (yang dianggap) kambuh lagi," lanjutnya.

Pencemaran lingkungan

Selain memengaruhi kesehatan masyarakat, pengujian senjata nuklir ini menyebabkan dampak lingkungan yang besar.

Antara tahun 1946 hingga 1958, Amerika Serikat melakukan 67 uji coba senjata nuklir di Kepulauan Marshall, dengan total kekuatan ledakan setara dengan 7.232 bom yang dilepaskan di Hiroshima.

AS memindahkan penduduk Kepulauan Marshall yang tinggal di atau dekat atol yang digunakan sebagai tempat uji coba. Mereka dipindahkan ke Amerika Serikat.

Beberapa di antaranya belum kembali ke tanah air mereka, meskipun terdapat usaha pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Lima pulau mengalami kerusakan parah atau total akibat uji coba nuklir yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Sementara beberapa pulau di Kepulauan Marshall masih tercemar hingga hampir 70 tahun kemudian.

Hal tersebut diungkapkan oleh anggota tim peneliti dari Universitas Columbia yang telah melakukan penelitian mengenai tingkat radiasi di sana, Ivana Nikolic Hughes.

Menurutnya, melalui proses bioakumulasi, beberapa isotop radioaktif terkonsentrasi dalam sumber makanan.

"Kami menemukan kandungan isotop yang sangat tinggi bernama Cesium-137 di dalam makanan, dan isotop ini secara kimia mirip dengan kalium," kata Hughes.

"Karena tanaman terus menyerap nutrisi dari tanah, mereka akan mengalami penumpukan biologis," tambahnya.

Kepiting kelapa yang tinggal di pulau-pulau tersebut mengonsumsi banyak buah kelapa yang tercemar.

Oleh karena itu, tim peneliti benar-benar mampu mengarahkan detektor radiasi dan menemukan tingkat paparan yang tinggi pada kepiting kelapa.

Kehancuran total kota

Dampak paling parah dari senjata nuklir adalah hancurnya seluruh kota, seperti yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

AS melepaskan bom nuklir dalam perang yang melibatkan Jepang pada akhir Perang Dunia II.

Dilansir dari Britannica,serangan bom atom Amerika Serikat terhadap Hiroshima terjadi pada 6 Agustus 1945, diikuti oleh serangan terhadap Nagasaki pada 9 Agustus 1945.

Selain kota yang hancur total, ratusan ribu penduduk dari kedua kota tersebut menjadi korban jiwa akibat bom atom Amerika Serikat.

Laporan mengungkapkan bahwa sebanyak 135.000 penduduk Hiroshima meninggal dunia. Di Nagasaki, jumlah korban jiwa mencapai 64.000 orang.

0 Please Share a Your Opinion.: