
Jutaan Rokok Ilegal Dibakar di Cimahi, Pengiriman dari Luar Daerah Menggunakan Truk dan Mobil


PR JABAR – Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta, masih menjadi perhatian publik. Nama seorang pengusaha sekaligus motivator, Dwi Hartono (DH), muncul sebagai sosok yang diduga menjadi otak di balik aksi keji tersebut. Ia ditangkap bersama sejumlah tersangka lain oleh aparat kepolisian setelah sempat buron beberapa hari.
Peristiwa ini menghebohkan lantaran korban sebelumnya terekam kamera CCTV saat diculik di parkiran sebuah supermarket kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tak lama setelah itu, jasad Ilham ditemukan dalam kondisi tragis di persawahan wilayah Kabupaten Bekasi dengan mata dan kaki terikat lakban.
Berikut enam fakta tentang Dwi Hartono yang terungkap usai penangkapannya.
Dwi Hartono ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025) malam bersama dua orang rekannya berinisial YJ dan AA. Penangkapan dilakukan tim gabungan Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak sekitar pukul 20.15 WIB.
Selain DH, polisi juga membekuk pelaku lain berinisial C di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Sebelumnya, empat orang pelaku penculikan juga ditangkap di lokasi berbeda, termasuk Johar Baru, Jakarta Pusat, dan bandara di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sejak muda, Dwi Hartono sudah menekuni dunia bisnis. Lahir di Lahat, Sumatera Selatan, pada 6 Oktober 1985, ia merintis usaha dari membuka warung internet (warnet), rental game, coffee shop, hingga warteg. Seiring waktu, bisnisnya merambah ke properti, perkebunan, e-commerce, hingga skin care.
Ia juga mendirikan platform Guruku.com yang bergerak di bidang pendidikan. Sosoknya aktif di media sosial dengan akun Klan Hartono, baik di Instagram, TikTok, maupun YouTube.
Selain dikenal sebagai pengusaha, Dwi juga kerap tampil sebagai motivator. Konten YouTube miliknya berisi tips bisnis, pengembangan diri, dan motivasi untuk kalangan muda. Kehadirannya di dunia maya sempat membuatnya populer di kalangan wirausahawan muda.
Saat interogasi, polisi menemukan fakta mengejutkan: Dwi Hartono ternyata memiliki lebih dari 20 unit ponsel. Temuan ini menimbulkan dugaan bahwa perangkat tersebut digunakan untuk berbagai aktivitas bisnis maupun komunikasi dengan jaringan tertentu.
Nama Dwi Hartono sempat dikenal luas ketika bersama pengacara Hotman Paris memberikan dukungan moril dan materil berupa beasiswa kepada seorang siswi SMP korban rudapaksa di Lampung Utara. Saat itu, ia berjanji membiayai pendidikan korban hingga jenjang S1 bahkan S2. Aksi sosial ini sebelumnya menuai apresiasi publik dan membuat citranya dikenal sebagai pengusaha dermawan.
Dwi Hartono dikabarkan memiliki kediaman mewah di kawasan Kota Wisata, Gunungputri, Kabupaten Bogor. Rumah bergaya megah bercat putih dengan pagar emas tinggi tersebut disebut sudah lama kosong. Petugas keamanan perumahan menyatakan tidak mengetahui pasti sejak kapan bangunan itu tidak berpenghuni.
Hingga kini, kepolisian masih mendalami motif dan peran masing-masing tersangka dalam kasus ini. Dugaan sementara, aksi penculikan dan pembunuhan dilakukan secara terencana dengan keterlibatan beberapa orang. Publik menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap alasan di balik pembunuhan Kacab Bank BUMN tersebut.
Radar Info– Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta, akhirnya mengungkap sosok Dwi Hartono (DH) sebagai salah satu otak utama.
Laki-laki dari Rimbo Bujang, Jambi, dikenal oleh masyarakat sebagai seorang pengusaha sekaligus pembicara inspiratif.
Ia sering muncul di media sosial dengan gaya hidup mewah seperti orang kaya gila dan pernah menjadi viral karena tindakan sosialnya memberikan beasiswa kepada anak yang kurang mampu.
Namun, di balik image dermawan dan mewah, DH diduga menjadi otak dari pembunuhan Ilham Pradipta.
Ia ditangkap bersama dua temannya, YJ dan AA, saat penggerebekan dilakukan di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025).
Sebelumnya, Ilham ditemukan meninggal di lahan persawahan Bekasi, Jawa Barat, pada hari Kamis (21/8/2025).
Ketika ditemukan, kondisi korban sangat memprihatinkan dengan tangan dan kaki terikat serta mata tertutup menggunakan pita.
Kejadian ini terjadi hanya satu hari setelah dia diculik di area parkir sebuah supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).
Petugas mengungkap bahwa aksi penculikan dilakukan oleh empat pelaku dengan inisial AT, RS, RAH, dan RW.
Baru-baru ini, penyelidikan menunjuk DH sebagai otak bersama dengan beberapa tersangka lain.
Secara keseluruhan, hingga hari Minggu (24/8/2025), pihak berwajib telah menangkap delapan orang yang diduga terlibat dalam kasus ini, termasuk satu pelaku intelektual lain dengan inisial C yang ditangkap di wilayah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Kini, Dwi Hartono yang pernah dipuji sebagai sosok dermawan, kini harus menghadapi fakta bahwa ia menjadi tersangka otak pembunuhan kejam yang menyebabkan kematian seorang pejabat bank negara.
Kepala cabang bank BUMN, Ilham Pradipta, diculik oleh empat pelaku, yaitu AT, RS, RAH, dan RW yang dikenal dengan nama Eras, pada hari Rabu, 20 Agustus 2025.
Aksi penculikan terekam oleh kamera pengawas dan terjadi di area parkir sebuah supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Keesokan harinya, jenazah Ilham ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan tangan dan kaki terikat serta mata tertutup menggunakan pita lakban, di kawasan persawahan Desa Nagasari, Bekasi, Jawa Barat.
Mohamad Ilham Pradipta menjabat sebagai Kepala Cabang Bank BUMN di wilayah Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Ia tinggal di Jalan Rimba, Kelurahan Bogor Barat, Kota Bogor.
Kondisi Ilham ketika ditemukan adalah tangannya dan kakinya terikat. Ilham masih memakai pakaian yang sama seperti saat ia dibawa pergi.
Petugas kepolisian telah menahan empat individu terkait dengan kematian Ilham Pradipta.
"Hanya empat orang yang ditangkap," ujar Kepala Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dicky Fertoffan Bachriel.
Mereka berempat memiliki inisial AT, RAH, RS, dan RW.
Mereka hanya bertindak sebagai penculik Ilham Pradipta, bukan pelaku pembunuhan.
"Eksekutornya sedang dikejar, sedang lari," kata perwira Polri lulusan Akademi Kepolisian tahun 2006 ini.
Petugas kemudian berhasil menangkap DH, YJ, dan AA, yang ditangkap di jalan raya wilayah Solo, Jawa Tengah, pada hari Sabtu (23/8/2025) sekitar pukul 20.15 WIB.
Di sisi lain, seorang intelektual lain yang terlibat dalam kasus ini, seorang pria dengan inisial C, ditangkap pada hari Minggu (24/8/2025) sore sekitar pukul 15.30 WIB di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim mengonfirmasi penangkapan tersebut.
"Benar (empat orang telah ditangkap)," kata Abdul Rahim saat dihubungi, Minggu (24/8/2025).
Saat ini, empat tersangka masih menjalani pemeriksaan mendalam guna mengungkap lebih lanjut tentang kasus tersebut.
Abdul memastikan bahwa keempat tersangka tersebut merupakan pelaku utama dalam kasus penculikan dan pembunuhan MIP.
Dengan penangkapan ini, terdapat delapan tersangka yang ditangkap oleh polisi dalam kasus pembunuhan MIP. (Tribunnewsmaker/Bangka Pos)
Artikel ini sudah diterbitkan diTribunNewsmaker.com
-
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manadountuk pembaruan lebih lanjut mengenai berita terkini lainnya.
Baca berita lainnya di: Google News
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini
RUBLIK DEPOK– Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Ilham Pradipta (37), akhirnya mengungkap identitas salah satu pelaku utamanya, yaitu Dwi Hartono atau DW. Penangkapan pria berusia 40 tahun ini menimbulkan kejutan tentang sosok yang dikenal sebagai pengusaha, motivator, serta tokoh publik dengan latar belakang pendidikan yang membanggakan.
Polisi sebelumnya telah menangkap empat tersangka penculikan Ilham Pradipta pada hari Kamis (21/8/2025). Mereka adalah AT, RS, RAH, dan RW. Tiga orang pertama ditangkap di wilayah Johar Baru, Jakarta Pusat, sedangkan RW ditangkap di sebuah bandara di Nusa Tenggara Timur saat berusaha melarikan diri.
Setelah itu, aparat berhasil menangkap para pelaku intelektual di balik tindakan keji ini. Dwi Hartono ditangkap bersama dua rekan lainnya, YJ dan AA, di Solo pada Sabtu (23/8/2025) malam. Keesokan harinya, tersangka lain dengan inisial C ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Polisi memastikan bahwa C, DH, YJ, dan AA adalah otak dari kasus ini.
Dwi Hartono adalah seorang laki-laki yang lahir di Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi. Meskipun berasal dari daerah kecil, ia berhasil membangun usaha dan dikenal sebagai tokoh masyarakat. Dwi memiliki tiga orang anak dan pernah tinggal di berbagai kota besar sebelum akhirnya menetap di Bogor.
Ia membangun dua perusahaan besar, yakni PT Hartono Mandiri Makmur yang bergerak dalam pengembangan software, serta PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia dengan platform edukasi Guruku.com. Kedudukan kantornya bahkan terletak di rumah pribadinya di Kompleks Perumahan Kota Wisata, Gunung Putri, Bogor.
Melalui Guruku.com, Dwi Hartono berupaya memasuki sektor pendidikan non formal. Situs ini menawarkan layanan pendidikan untuk siswa, guru, hingga pengusaha UMKM yang ingin meningkatkan keterampilan bisnis mereka. Inisiatifnya mencerminkan minat yang besar terhadap bidang pendidikan digital yang sedang berkembang pesat di Indonesia.
Selain menjalani bisnis, Dwi juga terkenal sebagai seorang motivator. Rekan-rekannya menyebut bahwa ia sering memberikan semangat kepada para pengusaha pemula. Ia memiliki saluran YouTube yang berisi materi motivasi dengan lebih dari 169 ribu pelanggan. Tidak jarang, dirinya hadir dalam acara-acara bisnis untuk berbagi pengalamannya.
Pada tahun 2024, Dwi sempat menjadi perbincangan setelah berkolaborasi dengan pengacara terkenal Hotman Paris dalam memberikan beasiswa kepada seorang korban kekerasan di Lampung. Tindakannya mendapat banyak pujian karena dianggap memiliki kepedulian terhadap pendidikan anak muda.
Nama Dwi kembali menjadi sorotan masyarakat setelah ia mengakui telah membeli sebuah helikopter dengan harga Rp20 miliar. Selain itu, ia juga mendirikan tempat pendaratan helikopter di Rimbo Bujang, Jambi, tepat di depan rumah orang tuanya yang memiliki lahan seluas dua hektare. Menurutnya, fasilitas ini dibuat agar perjalanan ke kampung halamannya lebih cepat dan mudah.
Dwi Hartono juga terkenal dalam dunia akademis. Ia pernah membagikan prestasinya melalui media sosial bahwa dirinya diterima dalam program Magister Administrasi Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM). Bahkan, ia mengungkapkan bahwa ia mengambil tiga jurusan S-2 sekaligus dengan tujuan melanjutkan hingga tingkat doktoral, bahkan menjadi seorang profesor. Hal ini menunjukkan ambisi besar yang dimilikinya tidak hanya di bidang bisnis, tetapi juga pendidikan.
Meskipun memiliki latar belakang bisnis dan pendidikan yang cukup mengesankan, nama Dwi Hartono kini tercoreng karena dugaan kuat sebagai otak pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN. Pihak kepolisian masih menyelidiki motif utama kasus ini, apakah berkaitan dengan urusan bisnis, keuangan, atau faktor lainnya.
Peristiwa ini memperpanjang daftar tindakan kriminal yang melibatkan tokoh terkenal dengan latar belakang yang mencolok. Masyarakat kini menantikan hasil penyelidikan lebih lanjut dari pihak berwajib untuk mengungkap alasan di balik tindakan kejam yang menyebabkan kematian seorang bankir muda.