Senin, 29 September 2025

Sampai Kapan Musim Kemarau Basah Berlangsung di Indonesia?

Sampai Kapan Musim Kemarau Basah Berlangsung di Indonesia?
Featured Image

Fenomena Kemarau Basah di Indonesia

Beberapa wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau sejak akhir April, tetapi beberapa daerah masih mengalami hujan yang tidak terduga. Fenomena ini dikenal sebagai kemarau basah, yang terjadi karena kondisi atmosfer yang tidak stabil selama masa peralihan musim. Salah satu faktor utamanya adalah pemanasan global, yang dapat memicu perubahan cuaca yang tidak sesuai dengan pola musim yang biasa.

Kemarau basah merujuk pada situasi di mana hujan masih turun secara berkala selama musim kemarau. Meskipun frekuensi hujannya berkurang, intensitasnya tetap tinggi, sehingga tingkat kelembapan tetap tinggi meskipun sudah memasuki musim kemarau. Hal ini berbeda dari musim kemarau biasanya yang identik dengan cuaca panas dan minim hujan.

Penyebab Kemarau Basah

Berdasarkan analisis BMKG, kemarau basah dipengaruhi oleh berbagai faktor atmosfer, baik lokal maupun global. Salah satu penyebab utamanya adalah fenomena La Nina, yaitu pendinginan suhu permukaan laut di Pasifik tengah. La Nina dapat meningkatkan curah hujan di Indonesia, khususnya di wilayah dengan perairan hangat.

Selain itu, fenomena seperti Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dan angin monsun yang aktif juga berkontribusi terhadap ketidakstabilan cuaca. Meskipun La Nina diperkirakan akan menuju fase netral, pengaruhnya terhadap pola cuaca di Indonesia tetap signifikan.

Durasi Kemarau Basah di Indonesia

Dalam konferensi pers daring bertajuk “Perkembangan Cuaca dan Iklim” pada Senin, 7 Juli 2025, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa anomali curah hujan telah berlangsung sejak Mei 2025 dan diperkirakan terus terjadi hingga Oktober. Melemahnya Monsun Australia yang berasosiasi dengan musim kemarau menyebabkan suhu muka laut di selatan Indonesia tetap hangat, yang berkontribusi terhadap anomali curah hujan tersebut.

Menurut BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sedang mengalami kemarau basah, dan fenomena ini diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2025. Setelah itu, Indonesia akan memasuki masa transisi antara September hingga November 2025, sebelum memasuki musim hujan pada Desember 2025 hingga Februari 2026.

Perkiraan Musim Kemarau 2025

Sebanyak 403 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 57,7 persen wilayah Indonesia akan mulai mengalami kemarau pada April hingga Juni 2025. Wilayah Nusa Tenggara diperkirakan memasuki musim kemarau lebih awal. Secara keseluruhan, musim kemarau 2025 diperkirakan berlangsung lebih lambat dari biasanya, dengan puncak kemarau diprediksi terjadi pada Agustus 2025. Durasi musim kemarau diperkirakan lebih pendek dari normal, yakni di sekitar 298 ZOM atau 43 persen wilayah Indonesia.

Dampak Kemarau Basah

Kemarau basah memiliki dampak ganda bagi berbagai sektor. Di satu sisi, pasokan air untuk sektor perairan dan sumber daya air menjadi lebih terjamin. Namun, bagi sektor pertanian, kemarau basah justru menjadi masalah. Kelembapan yang tinggi menyebabkan tanah menjadi terlalu lembap, sehingga komoditas seperti jagung, kacang-kacangan, dan kedelai berisiko gagal panen. Selain itu, kondisi lembap yang terus-menerus mendorong berkembangnya hama dan penyakit pada tanaman.

Muhammad Syaifulloh dan Titik Nurmalasari berkontribusi dalam tulisan ini.