
Jutaan Rokok Ilegal Dibakar di Cimahi, Pengiriman dari Luar Daerah Menggunakan Truk dan Mobil


Baca beritanya dalam bahasa Inggris
Polisi di Bali rencananya akan memanggil tiga warga Australia terkait kematian seorang pria berusia 23 tahun asal Queensland, yang jenazahnya ditemukan di kolam renang sebuah villa di Bali.
Ibu dari anaknya mengira ada tindakan kriminal di balik kematian putranya.
Berdasarkan laporan polisi, mereka ingin berbicara dengan tiga individu yang mengenal Byron James Dumschat sebelum ia meninggal.
Byron adalah seorang karyawan yang bekerja dengan sistem 'fly-in fly-out' dari Noosa, wilayah Queensland.
Dokumen yang dilihat oleh ABC menunjukkan bahwa kepolisian Bali berencana mengajukan permohonan kepada Kepolisian Federal Australia (AFP) agar ketiga warga Australia tersebut, yang telah meninggalkan Indonesia, diserahkan.
Byron meninggal di The Grove Bumbak, wilayah Seminyak, tempat ia menginap bersama seorang teman pada 26 Mei 2025.
Meskipun ibunya, Chantal Haddow, dan keluarganya mengetahui kematian Byron segera setelah jenazahnya ditemukan, pihak berwajib di Bali baru menerima laporan mengenai kematian tersebut empat hari setelahnya.
"Mereka mengatakan dia tenggelam di kolam renang ... dan tidak ada indikasi tindakan kriminal," ujar Chantal.
Ini terasa seperti belum bangun dari mimpi buruk.
Hasil pemeriksaan forensik di Bali menunjukkan bahwa terdapat kandungan alkohol yang tinggi dalam tubuh Byron, ditambah dengan penggunaan obat antidepresan.
Laporan tersebut juga membenarkan adanya lebam di dahi sebelah kiri, kelopak mata kanan, dan lutut kanan Byron "karena cedera akibat benda tumpul."
Laporan tersebut menyebutkan adanya memar dan cedera pada tubuhnya "yang tidak mengancam nyawa", tetapi jika dikaitkan dengan konsumsi alkohol dan obat antidepresan "dapat memperparah" kondisi Byron.
Buku laporan kepolisian Bali menyatakan bahwa polisi berkeinginan untuk berkomunikasi dengan teman Byron serta dua perempuan yang berada di villa miliknya sebelum ia meninggal.
Mereka berharap bisa mengetahui momen-momen terakhirnya.
Seorang pengacara dari keluarga Haddow, yang berbicara di Bali pada hari Rabu lalu, meragukan mengapa tiga warga Australia tersebut bisa pergi dari Indonesia tanpa berkomunikasi dengan pihak kepolisian.
"Karena alasan yang tidak dijelaskan secara rinci, polisi memperbolehkan ketiganya pergi dari Bali tanpa pemeriksaan dan tanpa memberikan penjelasan apa pun mengenai kejadian yang menyebabkan kematian Byron," kata Ni Luh Sari, dari Kantor Hukum Malekat Hukum International.
Polisi mengatakan mereka memerlukan bantuan dari konsulat Australia untuk mendapatkan keterangan dari ketiga saksi tersebut. Namun, sangat mengkhawatirkan, hingga saat ini konsulat belum memberikan respons apa pun.
Tim hukum juga mencatat adanya memar, perdarahan, dan cedera kepala yang menimbulkan kekhawatiran serius mengenai penyebab kematian Byron.
Mereka tidak konsisten dengan penjelasan sederhana bahwa ia hanya ditemukan di kolam renang.
Keluarga Haddow menyampaikan kepada ABC bahwa mereka tidak puas dengan penanganan kasus ini oleh polisi Bali, dan menginginkan polisi melakukan penyelidikan terhadap transaksi keuangan sebelum kematian, serta memeriksa rekaman CCTV dari malam kematian secara forensik.
Mereka menyebutkan bahwa Pengadilan Koroner Queensland sedang melakukan penyelidikan dengan dukungan dari kepolisian Queensland.
Badan kepolisian federal Australia tidak memberikan pernyataan kepada ABC.
Chantal menyebutkan bahwa jenazah putranya tiba di Australia sekitar sebulan setelah kematiannya, yaitu pada 18 Juni.
Beberapa hari setelahnya, ia akhirnya mengetahui bahwa jantung putranya telah diambil, meskipun ia telah meminta seluruh tubuh anaknya dikembalikan untuk proses pemakaman.
Jantung itu tiba di Australia pada pertengahan Agustus, namun keterlambatan dalam pemeriksaan membuatnya belum menerima konfirmasi bahwa organ tersebut benar-benar milik anaknya.
"Ketika saya mengetahui dia dikembalikan tanpa jantungnya, saya benar-benar kaget," ujar Chantal.
Saya bahkan tidak tahu cara menghadapinya.
Konsultan hukum keluarga menyebutkan bahwa mereka dikenakan biaya sebesar AU$700 untuk pengembalian jantung tersebut.
Ketua Ikatan Dokter Bali, Dr. Made Sudarmaja, menyatakan bahwa otopsi dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Byron bekerja di tambang Darwin di sebuah pabrik dengan tugas sebagai pengoperasi alat angkut, dan sering melakukan perjalanan bolak-balik antara Darwin untuk bekerja.
Chantal menyebutkan bahwa Byron bekerja selama dua minggu, lalu mengambil libur satu minggu dengan menghabiskan waktu di rumah mereka di Cooroy.
Chantal menyebutkan bahwa putranya memiliki "hati yang mulia."
"Ia penuh semangat, selalu gembira, selalu tersenyum, dan selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan," katanya.
Ia sangat ramah, sangat dermawan, benar-benar anak yang sangat baik.
Ia juga meninggalkan seorang kakak laki-laki yang berusia 19 tahun dan seorang adik perempuan yang berusia 14 tahun.
Ni Luh Sari menyebutkan bahwa keluarga Haddow "mengalami pelanggaran hak sebagai anggota keluarga dekat."
"Mereka berhak mengetahui fakta, menerima penjelasan yang tulus, serta agar anak mereka diperlakukan dengan penuh kehormatan dan martabat," ujarnya.
Kejadian ini memicu pertanyaan mendalam mengenai praktik medis di Bali.
Klien kami akan terus berjuang demi keadilan hingga seluruh kebenaran terungkap ... kami mengharapkan Polisi Badung untuk melakukan penyelidikan secara transparan, profesional, dan mandiri.
Chantal menyebutkan bahwa keluarganya memerlukan penyelesaian.
"Ku tidak bisa menghentikan pikiranku tentang hal itu," ujar Chantal.
Ia adalah seorang pria berusia 23 tahun yang dalam kondisi fisik yang baik dan sehat, ia merupakan atlet renang yang tangguh dan besar di lingkungan kolam renang di halaman belakang serta sering pergi memancing di air yang dalam.
"Tidak mungkin dia tenggelam."
Diproduksi oleh Erwin Renaldi darilaporan dalam bahasa Inggris
RUBLIK DEPOK– Peristiwa pembunuhan yang menimpa Kepala Cabang Bank BUMN Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta, terus menjadi perhatian masyarakat. Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa seorang pengusaha bernama Dwi Hartono diduga sebagai otak dari tindakan penculikan dan pembunuhan tersebut. Penangkapan Dwi Hartono bersama beberapa tersangka lainnya mengungkapkan informasi baru mengenai latar belakang hidupnya.
Dwi Hartono bersama dua tersangka lainnya, YJ dan AA, ditangkap oleh tim gabungan Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025) malam. Penangkapan berjalan lancar tanpa ada perlawanan. Keesokan harinya, seorang tersangka lain dengan inisial C berhasil ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Sebelumnya, polisi juga telah lebih dahulu menangkap empat tersangka lainnya, yaitu AT, RS, RAH, dan RW. Tiga orang di antaranya ditahan di Johar Baru, Jakarta Pusat, sedangkan satu tersangka ditangkap di bandara wilayah Nusa Tenggara Timur.
Dwi Hartono, lahir di Lahat, Sumatera Selatan pada tanggal 6 Oktober 1985, dikenal sebagai seorang pengusaha. Ia terlibat dalam berbagai sektor, mulai dari properti, perkebunan, perdagangan, pendidikan, hingga bisnis pakaian dan produk perawatan kulit. Sejak kecil, Hartono sudah terbiasa dengan dunia wirausaha. Saat menempuh studi perguruan tinggi, ia memulai usaha kecil-kecilan seperti warnet, penyewaan PlayStation, kafe, hingga warung makan. Namanya juga tercatat sebagai pendiri platformGuruku.com.
Selain menjalani bisnis, Dwi Hartono juga berperan sebagai motivator. Ia aktif membagikan tips bisnis dan semangat melalui saluran YouTube, TikTok, dan Instagram pribadinya. Konten yang ia unggah banyak diminati oleh kalangan muda yang tertarik pada dunia wirausaha. Namanya semakin dikenal setelah pernah tampil bersama pengacara ternama Hotman Paris.
Dalam pemeriksaan oleh pihak kepolisian, diketahui bahwa Dwi Hartono memiliki lebih dari 20 unit ponsel. Jumlah telepon genggam yang besar ini menimbulkan dugaan kuat bahwa ia sering menggunakan perangkat berbeda untuk keperluan bisnis dan komunikasi pribadi.
Aspek lain dari sosok Dwi Hartono juga sempat menarik perhatian masyarakat ketika ia memberikan beasiswa kepada seorang korban pemerkosaan di Lampung Utara. Melalui yayasan yang didirikannya, Hartono berjanji memberikan dukungan pendidikan hingga tingkat S2. Tindakan ini mendapat apresiasi positif dan memperkuat citranya sebagai seorang pengusaha yang dermawan.
Kediaman mewah Dwi Hartono berada di kawasan Kota Wisata, Gunungputri, Kabupaten Bogor. Rumah yang memiliki desain modern dengan pagar emas kini tampak sepi dan kosong. Berdasarkan informasi dari petugas keamanan setempat, rumah tersebut sudah lama ditinggalkan, meskipun tidak diketahui secara pasti kapan mulai ditinggalkan.
Peristiwa pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta menambah daftar panjang tindak kejahatan yang melibatkan kalangan pengusaha. Petugas kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif utama dari kasus penculikan dan pembunuhan ini. Masyarakat menantikan perkembangan lebih lanjut mengenai kemungkinan adanya tersangka tambahan serta latar belakang bisnis yang mungkin terkait dengan peristiwa tersebut.
RUBLIK DEPOK – Nama Dwi Hartono atau dikenal dengan akun Instagram @klanhartono mendadak jadi sorotan publik setelah disebut-sebut sebagai salah satu dalang dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) BRI Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta (37). Imbasnya, akun media sosial miliknya langsung dibanjiri hujatan warganet.
Pantauan pada Senin malam (25/8/2025), ribuan komentar bernada marah memenuhi unggahan Dwi Hartono. Banyak netizen tidak percaya sosok yang selama ini tampil perlente sebagai motivator dan pengusaha sukses, ternyata diduga menjadi otak dari kasus kejahatan yang kejam.
Salah satu unggahan yang paling ramai disorot adalah video saat Dwi bermain biliar, diposting pada 13 Agustus lalu. Dalam video tersebut ia menulis keterangan, “Siapa yang berani melawan?” hanya sepekan sebelum peristiwa penculikan Ilham terjadi.
Komentar netizen pun beragam. Ada yang menuliskan, “Dulu sok motivator, sekarang malah jadi otak pembunuhan.” Ada juga yang menyindir dengan kalimat, “Salam hangat dari sel Nusakambangan.”
Sebelum kasus ini mencuat, Dwi Hartono dikenal sebagai sosok berkelas dengan gaya hidup mewah. Ia sempat mengunggah pencapaian pribadinya diterima sebagai mahasiswa S-2 MBA Universitas Gadjah Mada (UGM) pada akhir 2024.
Pria kelahiran Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi ini juga mendirikan beberapa perusahaan, antara lain PT Hartono Mandiri Makmur dan PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (DAI) yang menaungi platform Guruku.com.
Platform tersebut bergerak di bidang pendidikan nonformal, termasuk pelatihan bisnis untuk pelaku UMKM. Sementara PT Hartono Mandiri Makmur bergerak di sektor pengembangan perangkat lunak. Kedua perusahaan itu diketahui berbasis di rumah pribadinya di kawasan Kota Wisata, Gunung Putri, Bogor.
Peristiwa ini bermula pada Rabu (20/8/2025), ketika Ilham Pradipta diculik di area parkir Kantor Pusat PT Lotte Mart Indonesia, Ciracas, Jakarta Timur. Saksi menyebut korban dibawa paksa oleh beberapa orang tak dikenal.
Keesokan harinya, Kamis (21/8), tubuh Ilham ditemukan dalam kondisi mengenaskan di Bekasi. Tangannya terikat, kaki dililit, dan matanya tertutup lakban. Publik pun terkejut karena korban dikenal sebagai pejabat bank yang ramah, berprestasi, dan tidak memiliki catatan buruk.
Penyidik bergerak cepat. Empat terduga pelaku lebih dulu ditangkap. Kemudian, pada Sabtu malam (23/8), polisi menangkap Dwi Hartono bersama tiga orang lainnya berinisial C, YJ, dan AA di Solo, Jawa Tengah. Sehari berikutnya, tersangka lain berinisial C juga berhasil diamankan di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK).
Dengan penangkapan itu, total delapan orang tersangka kini sudah ditahan terkait kasus pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih. Namun hingga kini, Polda Metro Jaya belum menggelar konferensi pers resmi untuk menjelaskan peran masing-masing pelaku dan motif utama pembunuhan tersebut.
Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, bahkan mendesak agar polisi segera membuka keterangan resmi ke publik, mengingat kasus ini sudah menyedot perhatian luas dan menimbulkan banyak spekulasi.
PR JABAR – Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta, masih menjadi perhatian publik. Nama seorang pengusaha sekaligus motivator, Dwi Hartono (DH), muncul sebagai sosok yang diduga menjadi otak di balik aksi keji tersebut. Ia ditangkap bersama sejumlah tersangka lain oleh aparat kepolisian setelah sempat buron beberapa hari.
Peristiwa ini menghebohkan lantaran korban sebelumnya terekam kamera CCTV saat diculik di parkiran sebuah supermarket kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tak lama setelah itu, jasad Ilham ditemukan dalam kondisi tragis di persawahan wilayah Kabupaten Bekasi dengan mata dan kaki terikat lakban.
Berikut enam fakta tentang Dwi Hartono yang terungkap usai penangkapannya.
Dwi Hartono ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025) malam bersama dua orang rekannya berinisial YJ dan AA. Penangkapan dilakukan tim gabungan Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak sekitar pukul 20.15 WIB.
Selain DH, polisi juga membekuk pelaku lain berinisial C di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Sebelumnya, empat orang pelaku penculikan juga ditangkap di lokasi berbeda, termasuk Johar Baru, Jakarta Pusat, dan bandara di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sejak muda, Dwi Hartono sudah menekuni dunia bisnis. Lahir di Lahat, Sumatera Selatan, pada 6 Oktober 1985, ia merintis usaha dari membuka warung internet (warnet), rental game, coffee shop, hingga warteg. Seiring waktu, bisnisnya merambah ke properti, perkebunan, e-commerce, hingga skin care.
Ia juga mendirikan platform Guruku.com yang bergerak di bidang pendidikan. Sosoknya aktif di media sosial dengan akun Klan Hartono, baik di Instagram, TikTok, maupun YouTube.
Selain dikenal sebagai pengusaha, Dwi juga kerap tampil sebagai motivator. Konten YouTube miliknya berisi tips bisnis, pengembangan diri, dan motivasi untuk kalangan muda. Kehadirannya di dunia maya sempat membuatnya populer di kalangan wirausahawan muda.
Saat interogasi, polisi menemukan fakta mengejutkan: Dwi Hartono ternyata memiliki lebih dari 20 unit ponsel. Temuan ini menimbulkan dugaan bahwa perangkat tersebut digunakan untuk berbagai aktivitas bisnis maupun komunikasi dengan jaringan tertentu.
Nama Dwi Hartono sempat dikenal luas ketika bersama pengacara Hotman Paris memberikan dukungan moril dan materil berupa beasiswa kepada seorang siswi SMP korban rudapaksa di Lampung Utara. Saat itu, ia berjanji membiayai pendidikan korban hingga jenjang S1 bahkan S2. Aksi sosial ini sebelumnya menuai apresiasi publik dan membuat citranya dikenal sebagai pengusaha dermawan.
Dwi Hartono dikabarkan memiliki kediaman mewah di kawasan Kota Wisata, Gunungputri, Kabupaten Bogor. Rumah bergaya megah bercat putih dengan pagar emas tinggi tersebut disebut sudah lama kosong. Petugas keamanan perumahan menyatakan tidak mengetahui pasti sejak kapan bangunan itu tidak berpenghuni.
Hingga kini, kepolisian masih mendalami motif dan peran masing-masing tersangka dalam kasus ini. Dugaan sementara, aksi penculikan dan pembunuhan dilakukan secara terencana dengan keterlibatan beberapa orang. Publik menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap alasan di balik pembunuhan Kacab Bank BUMN tersebut.
D'moneyTalkSeorang suami di Inggris membongkar perselingkuhan istrinya melalui kamera CCTV yang dipasang untuk memantau anak mereka di rumah.
Perselingkuhan tersebut terungkap saat pria itu mendengar suara mencurigakan dari aplikasi CCTV yang terhubung ke ponselnya saat ia sedang bekerja.
Lebih mengejutkan lagi, selingkuhan sang istri ternyata adalah rekan kerja suami sendiri, yang selama ini dikenal dekat dengan keluarganya.
Dikutip dari Sanook.com Selasa (26/8/2025), peristiwa ini bermula ketika Marek Fejko, pria berusia 47 tahun asal Slovakia yang telah menetap di Inggris, sedang bekerja dan memutuskan untuk membuka aplikasi CCTV rumah yang biasa ia gunakan untuk memantau anaknya.
Kamera tersebut dipasang di kamar tidur utama, tempat anak mereka biasa berada. Namun yang terjadi justru sangat mengejutkan.
Fejko mendengar suara desahan dan percakapan yang tidak pantas dari istrinya. Istrinya memang sempat memutar arah kamera ke tembok, namun lupa mematikan fitur audio.
Akibatnya, semua suara yang berasal dari kamar tersebut tetap terdengar melalui aplikasi yang terhubung langsung ke ponsel Fejko.
Dari suara yang terekam itulah, Fejko langsung menyadari bahwa sang istri sedang berbuat serong dengan pria lain.
Tersulut amarah, Fejko langsung bergegas pulang ke rumah untuk mengonfrontasi apa yang baru saja ia saksikan dan dengarkan.
Setibanya di rumah, ia mendapati bahwa pria selingkuhan istrinya bukanlah orang asing. Ternyata, pria tersebut adalah rekan kerjanya sendiri. Situasi memanas ketika Fejko kemudian mengambil sebilah pisau dan mengancam pria tersebut yang mencoba kabur dan mengunci diri di dalam mobil.
Kejadian ini tidak berhenti di situ. Aksi Fejko yang membawa senjata tajam dan melakukan ancaman kemudian berbuntut pada proses hukum.
Dalam persidangan yang berlangsung di Inggris, Fejko mengakui bahwa dirinya bersalah atas dua tuduhan, melakukan tindakan kekerasan dan membawa senjata tajam di tempat umum tanpa alasan yang sah.
Jaksa penuntut, Tim Evans, dalam keterangannya di persidangan menyebutkan bahwa kejadian ini sangat disayangkan.
“Perselingkuhan ini sudah terjadi selama lebih dari lima bulan, dan ironisnya baru terbongkar melalui aplikasi CCTV ponsel milik Fejko,” jelas Evans.
Menurut penuturan jaksa, pasangan tersebut memang memiliki kamera pengawas di kamar mereka sebagai upaya untuk menjaga keamanan anak.
Kamera tersebut terhubung langsung ke ponsel Fejko, sehingga ia dapat melihat dan mendengar situasi di rumah kapan saja. Namun, usai Fejko berangkat kerja pada pagi itu, sang istri justru membawa pria lain ke rumah mereka.
Dalam kondisi panik, wanita tersebut memutar kamera ke arah tembok namun tidak mematikan suara. Alhasil, aktivitas perselingkuhan itu terekam secara audio dan didengar langsung oleh Fejko di tempat kerjanya.
Setelah tiba di rumah dan melihat sang selingkuhan bersembunyi di dalam mobil, Fejko langsung berteriak “Di mana dia?” sebelum mengambil pisau besar dan mengayunkannya sambil berteriak, “Akan kubunuh kau!” kepada mantan rekan kerjanya itu.
Menurut laporan tambahan, Fejko pindah dari Slovakia ke Inggris 12 tahun lalu untuk mencari kehidupan yang lebih baik setelah pernikahan pertamanya kandas.
Ia berharap pernikahan keduanya bisa menjadi awal baru yang lebih bahagia. Namun, harapan tersebut pupus seketika setelah dikhianati oleh orang terdekat.
Setelah mempertimbangkan seluruh fakta, Hakim Nicholas Barker menjatuhkan hukuman kepada Fejko berupa kerja sosial selama 18 bulan tanpa upah sebanyak 120 jam. Selain itu, ia juga dikenai perintah larangan menghubungi korban, yakni pria yang menjadi selingkuhan istrinya, selama satu tahun penuh.
(cr31/D'moneyTalk)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan