Jumat, 10 Oktober 2025

Bos Seres Group China Sebut Bakal Terus Investasi di Industri Kendaraan Listrik Indonesia

Bos Seres Group China Sebut Bakal Terus Investasi di Industri Kendaraan Listrik Indonesia

JAKARTA, D'moneyTalk- Perusahaan otomotif asal China, Seres Group, menyatakan komitmennya untuk terus melakukan investasi di Indonesia, yakni dengan memperluas operasional pabrik mobil listrik yang saat ini sudah ada di Tanah Air.

Vice President Seres Group, Clifford Kang, mengatakan perusahaannya siap mendukung perkembangan industri mobil ramah lingkungan.

"Ke depannya, kami akan terus berinvestasi, memperluas operasional lokal, dan bekerja sama dengan mitra kami di Indonesia untuk mendorong pertumbuhan industri kendaraan berbasis energi terbarukan, mendukung perekonomian lokal, dan perkembangan industri," ujar Kang pada acara peringatan 75 tahun persahabatan Indonesia-China di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (25/8/2025) malam.

Kang menjelaskan bahwa produk Seres Group telah masuk ke pasar Indonesia sejak 2013.

Seiring berjalannya waktu, Seres tidak hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar, melainkan juga menjajaki investasi pendirian pabrik untuk produksi.

Pada 2018, Seres menyelesaikan pembangunan pabrik Seres Sokonindo dengan investasi sebesar 150 juta dollar AS atau setara Rp 2,4 triliun (asumsi kurs Rp 16.200) di Banten.

"Kapasitas tahunan pabrik itu mencapai lebih dari 50.000 kendaraan dan mampu menyerap 85 persen tenaga kerja lokal," ungkap Kang.

"Pabrik ini merupakan bukti realisasi manufaktur pintar dan inovasi teknologi. Selain juga membuktikan komitmen Seres membuka fasilitas manufaktur di Indonesia, untuk masyarakat Indonesia," jelasnya.

Kenalkan Mobil Aito M9

Pada Jumat malam, pemerintah Indonesia dan China memperkenalkan mobil SUV Aito M9.

Mobil berwarna hitam itu dikendarai dari Chongqing, China, menuju Jakarta.

Ketua Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), Boy Thohir, sempat menaiki mobil tersebut dalam perjalanan dari China ke Indonesia.

Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong, mengapresiasi dibawanya mobil Aito M9 saat peringatan 75 tahun persahabatan Indonesia-China. Menurut Lutong, Aito M9 saat ini menjadi mobil impian banyak orang.

"Dengan desain interior dan kemewahan terbaik yang dapat mengemudi dengan cerdas. Dan fakta bahwa mobil ini dikendarai dari Chongqing, Tiongkok, ke Jakarta, menunjukkan betapa canggihnya teknologi ini," tuturnya.

Sementara itu, Ketua KIKT Boy Thohir mengungkapkan bahwa ia menempuh perjalanan sejauh 5.000 kilometer dari China ke Indonesia dengan naik Aito M9.

Selama perjalanan, ia melintasi Thailand, Malaysia, dan Singapura. Sehingga, menurut Boy, ada simbol konektivitas antara China dan Asia Tenggara serta Indonesia.

"Alhamdulillah setelah melewati perjalanan darat selama lebih dari dua minggu. Perjalanan kendaraan dengan energi terbarukan ini tiba di Jakarta dengan selamat," tutur Boy.

Ia pun mengungkapkan bahwa Aito M9 juga bisa berjalan dalam mode driverless untuk kondisi tertentu.

Namun, itu tidak berarti seluruh perjalanan dari China ke Indonesia dilakukan dalam mode tanpa pengemudi.

Dilansir dari D'moneyTalkOtomotif, Aito M9 sendiri sebelumnya sudah diluncurkan di China, dan saat ini diklaim sudah menerima lebih dari 100.000 unit pemesanan.

SUV Concept Aito M9 memiliki dimensi panjang 5.230 mm, lebar 1.999 mm, tinggi 1.800 mm, dan jarak sumbu roda 3.110 mm.

Mobil listrik Seres ini disebut memiliki jarak tempuh hingga 630 Km (berdasarkan WLTC).

Untuk akselerasi 0-100 km per jam dapat ditempuh hanya dalam waktu 4,3 detik.

Selasa, 07 Oktober 2025

Bos BSI Buka Suara soal Rencana Spin-off dari BMRI, Singgung Pertumbuhan Anorganik

Bos BSI Buka Suara soal Rencana Spin-off dari BMRI, Singgung Pertumbuhan Anorganik

D'moneyTalk, JAKARTA — Sebagaimana diketahui, terdapat wacana spin off atau pemisahan usaha PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dari induk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) kepada Badan Pengelola Investasi Danantara.

Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo kembali buka suara terkait hal tersebut. Saat bertemu dengan Bisnis pada Rabu (24/9/2025), Anggoro menegaskan arah strategis sepenuhnya berada di genggaman Danantara.

“Bergantung nanti Danantara inginnya BSI mau seperti apa, Danantara juga selalu bilang ayo BSI nanti akan segera akan spin off itu kan call-nya semua di Danantara,” ujarnya.

Anggoro mengakui perjalanan BSI belumlah ringan. Seperti yang diketahui, stagnasi pangsa aset perbankan syariah masih belum menembus dua digit. Mendaki menuju 10% bukan sekadar mimpi satu malam. 

Dia menegaskan bahwa perseroan tidak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan organik untuk mencapai target aset Rp1.000 triliun pada 2030. “Tetapi aksi-aksi yang organik itu memang ada di pipeline kita karena kalau kita 2030, mau jadi seribu triliun itu kan enggak bisa tumbuh secara organik ya,” tuturnya.

Menurut laporan keuangan BSI per semester I/2025, aset BSI tercatat Rp400,5 triliun, dengan target bisa mencapai Rp500 triliun pada tahun ini. Dia menyebut langkah pertumbuhan anorganik mutlak diperlukan, tetapi harus diawali dengan pembenahan internal dan transformasi organisasi agar lebih siap.

Lebih lanjut, Anggoro menekankan bahwa stabilitas teknologi informasi menjadi fondasi utama bagi pertumbuhan BSI. Dia menyebut penataan sistem TI akan menentukan kesiapan perusahaan memperluas bisnis secara anorganik. 

Menurutnya, BSI perlu menata transformasi internal dan menunggu momen pertumbuhan yang tepat sebelum melakukan ekspansi besar. “Begitu dia udah rapi, maka kita akan bisa mulai punya anak perusahaan atau grup-grup yang terkait dengan kita,” ujarnya.

Potensi pertumbuhan organik, kata Anggoro, masih terbuka lebar. Dia menjelaskan, segmen haji dan emas saat ini menjadi pendorong utama, dengan pertumbuhan yang dinilai masih bisa mencapai dua digit. Dari total 1,3 juta nasabah payroll, penetrasi tabungan hajinya baru sekitar 25%, sementara bisnis emas baru menyentuh 6% tetapi telah tumbuh 155% pada tahun lalu.

Dengan ruang pertumbuhan organik yang masih luas, langkah anorganik seperti spin off dinilai Anggoro belum mendesak. Dia menyebut pertumbuhan organik masih cukup besar untuk menopang ekspansi BSI.

“Kalau kami fokus di organik ini sampai tahun depan, nanti Danantara akan menentukan posisi BSI, apakah spin off atau tidak,” tegasnya. Hal ini dia ungkapkan seraya menambahkan bahwa keputusan arah pertumbuhan di tahun-tahun berikutnya baru akan ditentukan setelah itu.

Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BSI, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Meski demikian, Anggoro tak menampik keuntungan dari spin off. Dia menilai spin off berpotensi membuat BSI lebih gesit sebagai BUMN. “Pertama, lebih lincah, kedua, jika ada inisiatif, keputusan bisa diambil lebih cepat,” ujarnya lugas.

Anggoro menegaskan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan Danantara. Dia menyebut, dalam berbagai kesempatan Danantara telah menyampaikan hal tersebut. 

"Hubungan kami [BSI] dengan Bank Mandiri, BRI dan BNI baik, enggak ada hambatan juga kalau mau tumbuh. Jadi, sebenarnya kita enggak ada isu soal itu," ungkap Anggoro. 

Keharmonisan ini juga sejalan dengan ekspektasi Presiden Prabowo Subianto terhadap perbankan syariah. Anggoro menyinggung bahwa Prabowo kerap menekankan pentingnya memiliki bank syariah besar untuk mendukung ekosistem halal. Dorongan itu pula yang membuat BSI bersiap membuka cabang di Jeddah, Arab Saudi pada 2026, sebagai bagian dari penguatan ekosistem haji dan umrah.

"Izinnya sudah keluar, sudah kita urus dari dua tahun lalu. Nah, itu bagian kita untuk dorong ekosistem haji dan umrah,” ungkapnya.

Meski demikian, Anggoro mengakui pembahasan detail mengenai skema spin off maupun penyuntikan dana belum dilakukan secara mendalam. 

Dijelaskan, beberapa opsi memang sudah ada, tetapi BSI belum dilibatkan secara intens. Untuk saat ini, perusahaan memilih fokus pada penguatan kinerja sebelum terjun lebih jauh ke rencana strategis tersebut.

Pada akhirnya, Anggoro kembali menegaskan bahwa spin off bukan sekadar wacana singkat. Bagi BSI, langkah ini adalah keputusan besar yang menuntut kesabaran, ketelitian, dan kesiapan menyeluruh sebelum benar-benar diwujudkan.

Rabu, 01 Oktober 2025

PANI Luncurkan Private Placement Rp300 Miliar, Multi Artha Jadi Pembeli Tunggal

PANI Luncurkan Private Placement Rp300 Miliar, Multi Artha Jadi Pembeli Tunggal

Radar Info, JAKARTA — Perusahaan properti yang terkaitSugianto Kusuma alias Aguan, PT Pantai Indah Kapuk DuaPT (PANI) akan melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Hak Memilih Saham Terlebih Dahulu (PMTHMST) atauprivate placement senilai Rp300 miliar.

Dalam pengumuman yang dirilis Selasa (26/8/2025), manajemen PANI menyampaikan bahwa tindakan korporasi akan dilaksanakan pada 2 September 2025 dengan menerbitkan sebanyak 20,91 juta saham baru yang memiliki nilai nominal Rp100 per saham.

Seluruh saham baru tersebut akan diserahkan oleh PT Multi Artha Pratama, yang menjadi pemegang saham pengendali perusahaan.

Sementara itu, harga pelaksanaan PMTHMETD III ditentukan sebesar Rp14.350 per saham. Dengan demikian, jumlah dana yang akan diperoleh perusahaan dari kegiatan korporasi ini mencapai sekitar Rp300,06 miliar.

Manajemen PANI menyampaikan, dana segar dari kegiatan korporasi ini akan digunakan untuk memperkuat struktur modal serta mendukung kelangsungan usaha anak perusahaan, yaitu PT Cahaya Inti Sentosa, PT Panorama Eka Tunggal, dan PT Karunia Utama Selaras. Perseroan memiliki kepemilikan lebih dari 99% pada entitas tersebut.

Setelah tindakan ini selesai, jumlah modal yang telah ditempatkan dan dibayarkan oleh perusahaan akan naik menjadi Rp1,69 triliun.

Perseroan menegaskan bahwa pelaksanaan PMTHMETD ini merupakan bagian dari rencana bisnis jangka panjang untuk memperkuat dasar usaha, khususnya di bidang properti, industri pengolahan hasil laut, dan layanan penyimpanan dingin (cold storage) yang dikelola melalui anak perusahaan.

Kinerja PANI Semester I/2025

PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) atau PIK 2 mengalami peningkatan kinerja yang baik sepanjang semester pertama tahun 2025.

Kepala Eksekutif PANI Sugianto Kusuma menyatakan bahwa kinerja yang baik tersebut menjadi momen penting bagi perusahaan dalam memperkuat posisinya di industri properti nasional.

Peningkatan pendapatan sebesar 22% secara tahunan dan peningkatan kinerja pada kuartal kedua sebesar 69% menunjukkan bahwa permintaan pasar terhadap produk-produk PANI di wilayah penting, seperti PIK2, masih tinggi," ujar Aguan dalam pernyataan resmi, Selasa (19/8/2025).

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan PANI meningkat sebesar 22,18% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1,64 triliun pada semester I/2025, dibandingkan dengan Rp1,34 triliun pada semester I/2024. Keseluruhan pendapatan PANI berasal dari segmen usaha real estate.

Kenaikan garis atas yang kuat menyebabkan laba bersih PANI meningkat sedikit 0,34% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp285,86 miliar dibandingkan laba pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp284,86 miliar.

Aguan menambahkan bahwa semangat positif ini akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk terus menghadirkan pengembangan kawasan yang kreatif, sesuai dengan kebutuhan pasar, serta memberikan nilai jangka panjang.

"Kemajuan proyek ikonik seperti NICE yang siap beroperasi bulan ini merupakan bukti komitmen kami dalam menyediakan destinasi kelas dunia yang dapat membanggakan Indonesia," tambahnya.

Selanjutnya, PANI adalah pengembang kawasan Pantai Indah Kapuk 2 yang terletak di sepanjang pesisir utara Jakarta hingga Tangerang. PANI mengusung konsep

pengembangan wilayah dengan prinsip kehidupan yang aktif dan mutakhir.

Peningkatan pendapatan perusahaan pada kuartal II/2025 dikatakan didorong oleh tren penurunan suku bunga Bank Indonesia yang mendorong konsumen untuk membeli properti.

_____

DisclaimerBerita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Radar Info tidak bertanggung jawab atas segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.