Minggu, 12 Oktober 2025

5 Trik Jitu Bagi Seorang Pemalu dan Introvert Agar Cepat Mendapatkan Teman Baru di Kampus

5 Trik Jitu Bagi Seorang Pemalu dan Introvert Agar Cepat Mendapatkan Teman Baru di Kampus

D'moneyTalk Memasuki kehidupan kampus adalah momen yang menyenangkan sekaligus menantang, terutama bagi mereka yang pemalu atau introvert.

Menemukan teman baru di kampus bukan hanya soal kebetulan, tapi juga membutuhkan strategi dan keberanian untuk memulai interaksi.

Bagi banyak mahasiswa yang lebih pendiam, rasa canggung atau takut ditolak sering kali menjadi penghalang utama.

Anda mungkin akan bertemu banyak teman sekelas dan rekan sesama mahasiswa saat memasuki perguruan tinggi, tetapi ikatan persahabatan yang sejati hanya bisa terbentuk ketika Anda terhubung secara personal.

Setiap orang berasal dari latar belakang yang berbeda, dan mereka memiliki definisi persahabatan yang berbeda pula.

Dilansir dari laman stylecraze.com, berdasarkan survei terhadap 1.000 peserta, dalam konteks bertemu seseorang secara satu lawan satu, 50% percaya bahwa ekstrovert memiliki lebih banyak keuntungan, sementara 14% berpikir introvert yang lebih diuntungkan.

Demikian pula, ketika bertemu dengan kelompok baru, 69% berpendapat bahwa ekstrovert memiliki lebih banyak keuntungan, dengan hanya 8% yang mengaitkan keuntungan tersebut pada introvert.

Namun, jangan khawatir, dengan beberapa trik jitu, siapa pun bisa belajar cara membangun pertemanan baru dengan mudah dan nyaman.

Cara Mendapatkan Teman di Kampus Bagi Seorang Pemalu dan Introvert

Menurut laman spunout.ie, berikut adalah lima tips terbaik bagi seorang pemalu dan introvert agar cepat mendapatkan teman baru di lingkungan kampus.

  1. Terhubung dengan Teman Sekelas Secara Daring

Di awal semester, banyak kelas membentuk grup di media sosial sebagai sarana berkomunikasi antar mahasiswa.

Grup ini memudahkan mahasiswa untuk saling mengenal sebelum perkuliahan dimulai dan membangun jaringan sosial yang lebih luas di kampus.

  1. Mengikuti Kegiatan Malam Hari

Kegiatan kampus di malam hari, seperti seminar atau workshop, memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sekelas di luar ruang kuliah atau laboratorium.

Aktivitas semacam ini membantu mahasiswa mengenal satu sama lain dalam suasana santai dan mendukung pengembangan hubungan sosial yang positif.

  1. Bergabung dengan Klub dan Organisasi

Klub dan organisasi kampus merupakan sarana efektif untuk memperluas jaringan pertemanan. Mahasiswa dapat bergabung sesuai minat, seperti jurnalistik, seni, atau komunitas gaya hidup.

Keterlibatan dalam organisasi ini tidak hanya meningkatkan rasa keterhubungan di kampus, tetapi juga mempertemukan mahasiswa dengan individu yang memiliki minat serupa.

  1. Memanfaatkan waktu luang di kampus

Waktu senggang antara perkuliahan dapat dimanfaatkan untuk bersosialisasi, misalnya dengan mengobrol di kafe kampus atau berjalan-jalan di area kampus.

Aktivitas sederhana ini membantu mahasiswa membangun hubungan dengan teman sekelas dan meningkatkan kenyamanan dalam berinteraksi.

  1. Bersikap ramah dan terbuka

Sikap ramah dan keterbukaan dalam berinteraksi menjadi langkah awal yang efektif untuk memulai pertemanan.

Senyum, salam, atau percakapan ringan dapat membantu membuka komunikasi dan membangun hubungan yang lebih mendalam secara bertahap.

Membangun pertemanan di kampus memang membutuhkan waktu dan usaha, terutama bagi mahasiswa yang pemalu atau introvert.

Dengan memanfaatkan sarana daring, mengikuti kegiatan kampus, bergabung dengan klub atau organisasi, serta bersikap ramah dan terbuka, proses ini dapat menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

Kunci utamanya adalah konsistensi dan keberanian untuk memulai interaksi, sehingga hubungan sosial yang positif dapat terjalin secara alami dan bertahan lama selama masa studi.

Sabtu, 11 Oktober 2025

8 Frasa Halus yang Mengisyaratkan Pria Tak Lagi Jatuh Cinta, Apa Karena Tidak Suka?

8 Frasa Halus yang Mengisyaratkan Pria Tak Lagi Jatuh Cinta, Apa Karena Tidak Suka?

Radar Info- Mengenali perasaan manusia merupakan pekerjaan yang sulit. Jika Anda merasa mengangguk-angguk mengikuti kalimat-kalimat halus ini.

Mungkin Anda sedang menghadapi kenyataan yang menyakitkan bahwa rasa cintanya terhadap Anda mungkin sudah berkurang.

Ini memang menimbulkan rasa sakit, namun juga menjadi peluang untuk berkembang dan menemukan identitas diri di masa depan.

Dikutip dari Geediting, intinya adalah belajar mendengarkan dan memahami bukan hanya perkataan pasangan Anda, tetapi juga perasaan tersembunyinya.

Menggambarkan perasaan manusia bukanlah pekerjaan yang sederhana. Cinta, khususnya, merupakan hal yang membingungkan. Cinta ibarat langit yang luas, membawa kita menuju kebahagiaan, kehangatan, dan rasa puas.

Namun, jelasnya, laki-laki memiliki cara khusus dalam menyampaikan perasaan mereka, atau dalam kasus ini, ketidakhadirannya.

Mereka mungkin tidak sebegitu antusias atau menunjukkan perasaan secara terbuka seperti perempuan, tetapi mereka memiliki cara sendiri untuk menyampaikannya.

Dan terkadang, tanda-tanda ini tersembunyi dalam percakapan sehari-hari kita, terselip di antara kalimat-kalimat lembut dan ucapan-ucapan spontan.

Di dalam artikel ini, kita akan menganalisis dan menjelaskan frasa-frasa yang halus, berikut delapan tanda yang menunjukkan bahwa seorang pria tidak lagi merasakan cinta.

Ini bukan tentang menghina atau menyalahkan siapa pun. Ini berkaitan dengan memperdalam pemahaman terhadap perasaan dan berkomunikasi secara lebih efektif.

1. Kita Perlu Bicara

Mari kita mulai dari awal, dengan kalimat yang sering dianggap sebagai tanda awal percakapan penting yaitu kita perlu berbicara.

Pada dasarnya, tidak ada yang salah dengan keinginan untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan hal penting dalam segala bentuk hubungan.

Namun, jika menjadi topik yang sering muncul, bisa jadi ini menunjukkan adanya masalah yang lebih dalam bagi mereka.

Perbincangan itu jarang mengupas bagaimana kami berkembang bersama atau menyelesaikan tantangan-tantangan.

Bahkan percakapan-percakapan tersebut membahas bagaimana mereka menyampaikan rasa frustrasi dan ketidaknyamanan.

Jika seorang laki-laki sering mengucapkan frasa tersebut, mungkin ia sedang berusaha menyampaikan ketidakpuasan dalam hubungannya.

Mungkin bukan berarti dia menyatakan bahwa aku tidak lagi mencintaimu, namun hal itu menunjukkan jelas bahwa dia sedang berjuang melawan perasaannya.

2. Saya Butuh Ruang

Ketika perasaan seorang pria mulai menghilang, sebagian dari mereka merasa ingin lebih banyak ruang pribadi.

Bukan berarti pria tidak lagi menikmati kebersamaan dengan pasangan, tapi mungkin mereka hanya membutuhkan lebih banyak waktu sendiri untuk mengelola perasaan atau terkadang, ketiadaan perasaan tersebut.

Jadi, biasanya laki-laki mulai mengatakan frasa "aku butuh ruang". Bukan berarti ingin kabur darinya atau hubungan ini.

Namun, menghindari perasaan diri sendiri. Atau setidaknya, berusaha memahaminya dengan lebih baik.

Banyak kali, ketika seorang pria mulai sering mengucapkan frasa ini, itu merupakan bentuk permintaan akan ruang pribadi dan waktu untuk merenung.

Mungkin karena dia sedang berjuang dengan perasaannya sendiri, berusaha memahami di mana letak cintanya kepadamu.

Itu merupakan tanda halus bahwa terjadi perubahan di dalam hatinya dan ia sedang berusaha memahami perubahan tersebut.

3. Bukan Kau, Tapi Saya

Albert Einstein pernah menyatakan, siapa pun yang tidak pernah melakukan kesalahan, belum pernah mencoba sesuatu yang baru.

Namun, dalam hal cinta, terkadang rasa takut salah bertindak justru menyebabkan kita menolak perasaan yang kita miliki.

Saat seorang pria mulai mengucapkan kalimat ini, mungkin dia sedang berusaha mengatasi perasaannya dan tidak ingin melukaimu.

Proa mungkin berusaha melindungimu dari perasaannya yang mulai menghilang dengan menyalahkan dirinya sendiri.

4. Lakukan hal yang kamu inginkan

Apakah Anda tahu bahwa ketidaktertarikan, bukan permusuhan, adalah musuh terbesar dari kasih sayang?

Jika seseorang tidak memperhatikan tindakan pasangannya, hal ini bisa menjadi indikasi ketidakpedulian secara emosional.

Ketidaktertarikan ini sering muncul dalam kalimat seperti lakukan apa saja yang kamu inginkan selanjutnya.

Tampaknya, mungkin dia memberimu kesempatan untuk merasa bebas atau menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi.

Namun, jika ia sering bersikap tidak peduli terhadap hal-hal yang dulu menjadi penting baginya, hal ini bisa menjadi tanda bahwa ia secara emosional menjauh dari hubungan tersebut.

5. Saya Tidak Tahu

Saat seorang laki-laki mulai sering mengucapkan "saya tidak tahu", hal ini bisa menjadi cara dia menyampaikan kebingungan dan ketidakpastian yang dirasakannya terkait perasaannya terhadap Anda.

Ini adalah tanda halus bahwa dia mungkin meragukan perasaannya dan posisinya dalam hubungan tersebut.

Pada beberapa aspek, ketidakpastian ini berasal dari berkurangnya rasa cinta seorang pria terhadap kekasihnya.

Itu merupakan cara pikiran bawah sadar mereka untuk menunjukkan ketidakpastian terhadap masa depan kita bersama.

6. Kamu Layak Mendapatkan yang Lebih

Kalimat ini mencerminkan sikap merendah diri, di mana seorang pria menurunkan harga dirinya sendiri dalam hubungan guna secara halus menyampaikan perubahan perasaannya.

Ini bukan mengenai rendahnya harga diri atau ketidakpercayaan diri, melainkan lebih pada mengekspresikan perasaan cinta yang semakin memudar tanpa perlu menyampaikannya secara langsung.

Saat seorang laki-laki mulai mengucapkan frasa tersebut, hal ini bisa menjadi tanda bahwa ia sedang berjuang dengan perasaannya yang semakin memudar dan berusaha menyakiti Anda secara halus.

Ia mungkin sedang berusaha mempersiapkan Anda menghadapi akhir yang tak bisa dihindari, dengan lembut mengisyaratkan bahwa Anda akan lebih bahagia bersama seseorang yang lain.

7. Kita Hanya Melalui Masa Kesulitan

Saat perasaan cintaku mulai memudar, lelaki menemukan kelegaan dengan memberikan penyangkalan.

Banyak orang sering mengucapkan, kita hanya sedang melewati masa sulit. Itu merupakan cara mereka untuk menolak kenyataan bahwa perasaan terhadapnya mulai memudar.

Kalimat ini sering diucapkan oleh laki-laki yang berusaha meyakinkan dirinya sendiri serta pasangannya bahwa masalah dalam hubungan bersifat sementara.

Ini merupakan bentuk penyangkalan di mana laki-laki berusaha mengaitkan berkurangnya perasaannya dengan faktor luar, bukan mengakui bahwa cintanya telah memudar.

Saat seseorang pria mulai mengucapkan frasa tersebut, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa dia sedang menghadapi perubahan emosinya dan belum siap menerima kenyataan.

Ia mungkin sedang mencoba menunda waktu, berharap perasaannya akan kembali secara ajaib.

8. Ayo Kita Menjadi Teman Saja

Saat kisah cinta mendekati akhir, laki-laki akan mengatakan, kita hanya menjadi teman. Itu cara mereka untuk mengurangi rasa sakit, menjaga hubungan emosional, meskipun perasaan romantis mulai berkurang.

Tanda jelas ini menunjukkan bahwa laki-laki tersebut tidak lagi melihatmu sebagai pasangan romantis, namun ingin tetap berada di sisimu sebagai teman.

Ini cara menyampaikan perasaan cintanya yang mulai memudar tanpa harus menyebutkannya secara langsung.

Saat seorang laki-laki mulai mengucapkan frasa ini, hal tersebut bisa menjadi tanda bahwa ia sudah menerima perasaannya yang semakin memudar dan berusaha untuk melupakannya.

Ia mungkin berusaha beralih dari hubungan romantis menjadi hubungan persahabatan, dengan harapan bisa mempertahankan persahabatan dari kehancuran cinta.

Selasa, 07 Oktober 2025

Trauma Masa Kecil Bikin Gaya Pacaran Berantakan? Ini Fakta Psikologis yang Wajib Kamu Tahu!

Trauma Masa Kecil Bikin Gaya Pacaran Berantakan? Ini Fakta Psikologis yang Wajib Kamu Tahu!

D'moneyTalk – Banyak orang sering bertanya-tanya mengapa hubungan percintaan mereka berjalan penuh drama, sulit langgeng, atau terasa toxic. Ternyata, jawabannya bisa ditelusuri jauh ke masa lalu, tepatnya pada pengalaman masa kecil yang meninggalkan trauma.

Psikiater dan konten kreator kesehatan mental, dr. Elvine Gunawan, Sp.Kj, dalam salah satu video edukasinya di TikTok menjelaskan bahwa trauma masa kecil ibarat “cetak biru” yang ikut memengaruhi pola hubungan seseorang. “Apa yang tidak diselesaikan di masa lalu akan terbawa sampai dewasa, termasuk dalam hubungan romantis,” ujarnya.

Menurut Elvine, trauma emosional bisa muncul dalam bentuk abandonment issue (takut ditinggalkan), trust issue (sulit percaya), hingga pola people pleasing (selalu berusaha menyenangkan pasangan agar tidak ditolak). Tanpa disadari, luka batin itu kemudian membentuk gaya pacaran tertentu.

Hal senada juga diungkapkan Jiemi Ardian, seorang psikolog klinis yang aktif berbagi edukasi kesehatan mental di media sosial. Dalam unggahan videonya, Jiemi menyebut bahwa anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kritik atau kurang kasih sayang sering kali kesulitan mengekspresikan emosi ketika berhubungan dengan pasangan. Hasilnya, hubungan bisa jadi penuh salah paham.

Lalu, bagaimana sebenarnya trauma masa kecil memengaruhi gaya pacaran?

Pola Hubungan yang Terbentuk

Berdasarkan rangkuman diskusi di kanal Greatmind bersama sejumlah pakar, ada beberapa pola yang sering terlihat:

  1. Avoidant (menghindar). Orang dengan trauma penolakan di masa kecil cenderung menjaga jarak dengan pasangan, sulit terbuka, dan menghindari konflik.

  2. Anxious (cemas berlebihan). Mereka yang tumbuh dengan pola asuh tidak konsisten kerap takut ditinggalkan. Akibatnya, mereka jadi mudah cemburu, menuntut kepastian, atau sering merasa tidak cukup dicintai.

  3. Disorganized (campuran). Gaya ini muncul dari pengalaman masa kecil yang penuh kekerasan atau ketidakstabilan. Hubungan yang dijalani terasa naik-turun, penuh tarik-ulur, bahkan bisa berubah toxic.

  4. Secure (aman). Meski jarang, ada juga individu yang mampu membangun gaya pacaran sehat. Biasanya karena mereka berhasil melakukan proses penyembuhan atau mendapat dukungan positif di kemudian hari.

Menurut dr. Elvine, kunci pentingnya adalah kesadaran diri. “Seseorang perlu mengenali pola hubungan yang dijalani. Dari situ, mereka bisa mulai memperbaiki dengan cara yang sehat,” jelasnya.

Dampak Jangka Panjang

Jika tidak diatasi, trauma masa kecil bisa memicu hubungan yang tidak stabil, penuh konflik, bahkan kekerasan emosional. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menurunkan kepercayaan diri dan memengaruhi kesehatan mental.

Konten edukasi yang diunggah akun Bloom Media di TikTok menekankan pentingnya proses inner healing. Menghadapi trauma bukan berarti melupakan masa lalu, melainkan berdamai dengan pengalaman tersebut agar tidak terus terbawa dalam hubungan.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Para pakar menekankan beberapa langkah sederhana yang bisa mulai dilakukan:

  • Kenali Pola Diri Sendiri

Sadari apakah kamu sering merasa takut ditinggalkan, sulit percaya, atau justru menghindari kedekatan.

  • Komunikasi dengan Pasangan

Buka pembicaraan jujur tentang perasaan dan kebutuhanmu. Dengan komunikasi sehat, pasangan bisa lebih memahami latar belakangmu.

  • Cari Dukungan Profesional

Jika trauma terasa berat, jangan ragu menemui psikolog atau psikiater. Menurut dr. Elvine, terapi kognitif-perilaku (CBT) bisa membantu mengubah pola pikir negatif yang terbentuk sejak kecil.

  • Bangun Pola Hubungan Baru

Latih diri untuk menciptakan hubungan yang aman, saling percaya, dan penuh respek.

Dengan langkah-langkah tersebut, seseorang bisa keluar dari siklus trauma dan mulai membangun hubungan yang lebih sehat.

Kesadaran Adalah Kunci

Trauma masa kecil memang bukan sesuatu yang bisa dihapus begitu saja. Namun, kesadaran akan pengaruhnya dalam gaya pacaran dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki diri. Seperti dikatakan dr. Elvine, “Masa lalu tidak bisa diubah, tapi kita bisa memilih cara baru untuk menjalaninya di masa depan”.

Setiap orang membawa cerita masa kecilnya masing-masing ke dalam hubungan yang dijalani saat dewasa. Ada yang penuh kasih sayang, ada pula yang menyisakan luka. Namun, penting untuk memahami bahwa masa lalu tidak menentukan segalanya. Dengan kesadaran diri, dukungan pasangan, serta bantuan profesional, pola hubungan yang semula tidak sehat bisa diperbaiki. Pada akhirnya, hubungan yang sehat dan bahagia bukan ditentukan oleh trauma masa lalu, melainkan oleh usaha bersama untuk tumbuh dan saling memahami.

Psikologi Ungkap Alasan Kita Sulit Berhenti Scrolling Media Sosial Meski Tahu Dampaknya untuk Otak dan Emosi

Psikologi Ungkap Alasan Kita Sulit Berhenti Scrolling Media Sosial Meski Tahu Dampaknya untuk Otak dan Emosi

D'moneyTalk – Scrolling media sosial tanpa henti kini menjadi kebiasaan sehari-hari yang hampir dialami semua orang. Mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur malam, jari-jemari seakan tidak bisa lepas dari layar ponsel. Pertanyaannya, mengapa kebiasaan ini begitu sulit dihentikan? Apa yang sebenarnya terjadi dalam pikiran dan emosi manusia saat melakukan scrolling?

Menurut laporan Washington Post, kebiasaan ini erat kaitannya dengan cara kerja otak. Saat seseorang menemukan konten yang menarik di media sosial, otak melepaskan dopamin, hormon yang memberi rasa senang. Dopamin inilah yang membuat seseorang terdorong untuk terus menggulir layar mencari kesenangan baru, sama seperti ketika orang makan makanan favorit atau mendapatkan hadiah.

Psikolog Jiemi Ardian lewat akun TikTok-nya menjelaskan bahwa kebiasaan scrolling bisa menjadi semacam “pelarian instan” dari rasa bosan, cemas, atau stres. Alih-alih menghadapi emosi tidak nyaman, orang cenderung mencari hiburan cepat melalui video singkat atau postingan yang menghibur. Semakin sering dilakukan, semakin kuat pula kebiasaan ini terbentuk karena otak belajar bahwa scrolling bisa memberi sensasi lega meskipun hanya sesaat.

Fenomena ini tidak hanya dialami orang Indonesia. Sebuah konten dari akun @unmasking.human menyebutkan bahwa pola scrolling media sosial bisa disejajarkan dengan kebiasaan kompulsif. Sama seperti seseorang yang tidak sadar menggigit kuku, scrolling juga sering terjadi tanpa kendali. Inilah alasan banyak orang kerap kehilangan waktu produktif hanya untuk melihat layar ponsel berjam-jam.

Ahli pendidikan dari akun @newronedu menambahkan, algoritma media sosial juga berperan besar dalam memperkuat perilaku ini. Sistem rekomendasi yang pintar akan terus menampilkan konten sesuai minat pengguna. Setiap kali konten baru muncul, otak mendapat “kejutan kecil” yang menambah rasa penasaran. Kombinasi antara dopamin dan algoritma inilah yang membuat kebiasaan scrolling sulit dihentikan.

Konten serupa juga dibagikan oleh Raymond Chins di TikTok. Ia menyebut bahwa kebiasaan scrolling bisa menciptakan ilusi produktivitas. Seseorang merasa sudah mendapatkan banyak informasi atau pengetahuan hanya dengan menonton video singkat, padahal tidak semua informasi tersebut benar-benar bermanfaat. Akibatnya, orang sering terjebak dalam information overload yang justru membuat otak lelah.

Motivator Merry Riana dalam salah satu videonya menyoroti sisi lain dari scrolling media sosial. Menurutnya, kebiasaan ini sering menjadi distraksi terbesar dalam keseharian, terutama bagi generasi muda yang sedang merintis karier atau pendidikan. Alih-alih fokus menyelesaikan pekerjaan, mereka lebih memilih menunda dengan alasan “scroll sebentar lagi.” Dari kebiasaan menunda inilah, produktivitas bisa menurun drastis.

Psikolog Dra. Yuli Suliswidiawati menyebut kebiasaan scrolling tidak selalu buruk jika dikelola dengan baik. Media sosial bisa menjadi sarana hiburan, edukasi, bahkan motivasi. Namun masalah muncul ketika penggunaan sudah berlebihan dan tidak terkendali. Ketika seseorang mulai kehilangan fokus, sering menunda pekerjaan, hingga merasa cemas jika tidak memegang ponsel, maka tanda-tanda social media addiction patut diwaspadai.

Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Beberapa ahli sepakat bahwa kesadaran diri menjadi kunci utama. Membatasi waktu penggunaan, mematikan notifikasi, hingga mengganti aktivitas dengan hal yang lebih bermanfaat bisa membantu. Jiemi Ardian bahkan menyarankan teknik sederhana seperti “pomodoro” untuk mengatur durasi penggunaan media sosial agar tetap seimbang.

Fenomena scrolling media sosial bukan sekadar kebiasaan modern, tetapi juga cermin bagaimana otak manusia bekerja merespons kesenangan instan. Selama pengguna bisa mengelola waktu dan kebutuhan emosionalnya dengan baik, media sosial tetap bisa menjadi bagian positif dalam kehidupan sehari-hari. Namun jika tidak terkendali, kebiasaan ini justru bisa menggerus kesehatan mental dan produktivitas.

Kunci Jawaban Sulingjar Guru Paket B,Contoh Soal Survei Lingkungan Belajar SD

Kunci Jawaban Sulingjar Guru Paket B,Contoh Soal Survei Lingkungan Belajar SD
Kunci Jawaban Sulingjar Guru Paket B,Contoh Soal Survei Lingkungan Belajar SD

D'moneyTalkPemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyelenggarakan program Survei Lingkungan Belajar (Sulingjar) 2025 yang wajib diikuti seluruh guru dan kepala sekolah dari jenjang PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK di Indonesia.

Survei ini bertujuan untuk memetakan kondisi nyata lingkungan belajar di satuan pendidikan, termasuk faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pembelajaran, iklim sekolah, dan kesejahteraan guru.

Sulingjar bukan sekadar formalitas administratif. Ia menjadi cerminan mutu pendidikan di setiap sekolah dan akan diolah menjadi bagian dari Profil Pendidikan dan Rapor Pendidikan yang digunakan oleh pemerintah daerah dan pusat untuk menyusun kebijakan berbasis data.

Oleh karena itu, pengisian Sulingjar 2025 harus dilakukan secara jujur, teliti, dan sesuai dengan pengalaman nyata selama satu tahun ajaran terakhir.

Ada tiga paket soal yaitu paket A, B, dan C yang terdiri dari ratusan soal yang dapat diakses melalui https://surveilingkunganbelajar.kemdikbud.go.id.

Selengkapnya, berikut kunci jawaban Sulingjar 2025 Paket B untuk Kepsek dan guru SD/MI sebagai bahan referensi.

Soal dan Kunci Jawaban Sulingjar Paket B Guru SD

1. Apakah Anda memiliki kontrak kerja di luar lingkup sekolah? (misal: mengajar di tempat bimbel: guru les privat; dsb)?

  • Tidak
  • Ya bekerja 1 jam dalam sepekan
  • Ya bekerja 1-3 jam dalam sepekan
  • Ya. bekerja 3-5 jam dalam sepekan
  • Ya bekerja +5 jam dalam sepekan
  • Tidak berkenan menjawab

Kunci Jawaban: Tidak

2. Akses internet mana saja yang Anda miliki di rumah Anda?

  • Internet dari HP
  • WiFi
  • TV Kabel
  • Kabel LAN
  • Tidak berkenan menjawab

Kunci Jawaban: Internet dari HP / Wifi

3. Organisasi profesi apa saja yang Anda ikuti?

  • KKE/MGMP/Forum Tutor Pendidikan Kesetaraan
  • Organisasi profesi lainnya
  • Tidak berkenan menjawab

Kunci Jawaban: KKE/MGMP/Forum Tutor Pendidikan Kesetaraan

4. Apa peran Anda di organisasi tersebut? (Jika Anda mengikuti lebih dari satu organisasi, pilih peran yang paling tinggi)

  • Ketua
  • Pengurus inti (Wakil ketuit, sekretaris, bendahara, kepala bidang)
  • Anggota
  • Tidak berkenan menjawab

Kunci Jawaban: Anggota

5. Pada akhir tahun ajaran ini, sudah berapa tahun Anda menjadi guru di sekolah ini?

  • 0-3 tahun
  • 6-10 tahun
  • 11-15 tahun
  • 16-20 tahun
  • Lebih dari 20 tahun
  • Tidak berkenan menjawab

Kunci Jawaban: 6-10 tahun

Apakah Anda merupakan guru untuk siswa berkebutuhan khusus? Recen

  • Tidak
  • Ya
  • Tidak berkenan menjawab

Kunci Jawaban: Tidak

6. Selama saya bertugas menjadi guru, hal-hal berikut terjadi di dalam kelas..

Kunci Jawaban:

Banyak siswa yang terlambat datang ke kelas: Sangat Tidak Sesuai

Siswa fokus belajar, karena saya selalu bersemangat mengajar di dalam kelas: Sangat Sesuai

7. Di kelas Anda, ada siswa yang tidak tertarik terhadap pembelajaran yang sedang Anda laksanakan, Apa yang Anda lakukan?

Kunci Jawaban:

  • Anda meminta siswa tersebut keluar kelas: Tidak Pernah
  • Anda mengubah cara Anda mengajar agar siswa tersebut tertarik pada pelajaran: Selalu
  • Anda mengacuhkannya dan fokus pada siswa yang tertarik: Tidak Pernah
  • Anda diam saja,: Tidak Pernah

8. Selama Anda mengajar di kelas yang Anda ampu sekarang, apakah Anda melalukan hal-hal berikut?

Kunci Jawaban:

  • Mendiskusikan dengan siswa terkait jenis sanksi bagi pelanggar aturan belajar di kelas anda: Selalu
  • Menyampaikan bentuk-bentuk reawrd dan hukuman kepada siswa di kelas Anda: Selalu

9. Anda memberi pertanyaan/soal/masalah di kelas Anda:

Kunci Jawaban:

  • Ketika ada siswa yang berhasil menjawat pertanyaan/soal/masalah yang Anda berikan, Anda memberi reward kepada siswa tersebut berupa ucapan "Bagus" di depan kelas atau memberi tanda bintang/point: Selalu
  • Ketika tidak ada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan/soal/masalah yang Anda berikan, Anda membanding- bandingkannya dengan siswa kelas lain: Tidak pernah
  • Ketika tidak ada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan/soal/masalah yang Anda berikan, Anda menambahkan soal baru yang lebih sulit: Tidak pernah
  • Ketika ada siswa yang belum tepat menjawab pertanyaan/soal/masalah yang Anda berikan dengan benar, Anda tetap memberikan pujian atas keberaniannya mencoba menjawab: Selalu

10. Seberapa sering Anda melakukan hal-hal berikut? 

Kunci Jawaban:

  • Saya mengkomunikasikan kepada siswa bahwa mereka dapat meraih prestasi yang gemilang dengan cara helajar dan bekerja secara giat dalam hal apapun: di semua jam pelajaran
  • Saya perlu memberikan feedback kepada tugas siswa dengan tujuan ager siswa memperbaikinya sehingga target kemampuan siswa tercapai: di semua jam pelajaran

11. Pernyataan mana saja yang sesuai dengan pendapat Anda? 

Kunci Jawaban:

  • Setiap siswa punya peluang yang sama besarnya untuk meraih cita-cita yang ia inginkan: Sangat sesuai
  • Setiap siswa memiliki potensi kecerdasan yang berbeda-beda: Sangat sesuai
  • Siswa yang kurang pintar biasanya malas dan sulit diatur: Sangat tidak sesuai
  • Siswa yang latar belakang keluarganya bermasalah biasanya prestasi belajarnya rendah: Sangat tidak sesuai

12. Perhatian dan bantuan yang saya berikan kepada siswa dalam proses pembelajaran berupa

Kunci Jawaban:

  • Memberikan apresiasi terhadap upaya siswa sekecil apapun: Sangat Sesuai
  • Mengajak siswa terlibat secara adil dalam pembelajaran: Sangat Sesuai

13. Dalam pandangan saya sebagai guru

Kunci Jawaban:

  • Kondisi kecerdasan siswa yang beragam menyulitkan saya dalam menentukan kecepatan pemberian materi: Sangat Tidak Sesuai
  • Siswa yang mendengarkan penjelasan guru akan mudah memahami materi pelajaran tanpa harus bertanya: Sangat Tidak Sesuai
  • Jika siswa bertanya setelah saya menjelaskan suatu maten, biasanya disebabkan karena ia tidak memperhatikan: Sangat Tidak Sesuai
  • Guru perlu mencari informasi mengenal latar belakang siswa agar dapat membantunya dalam belajar: Sangat Sesuai

14. Setelah melakukan evaluasi berupa tes kepada siswa, yang saya lakukan adalah

Kunci Jawaban:

  • Memberikan umpan balik dengan memberikan catatan-catatan pada lembar jawaban siswa: Sangat Sesuai
  • Membiarkan siswa untuk mencari sendiri materi yang tidak dikuasai siswa dengan mencari dari berbagai sumber: Sangat Sesuai

15. Sebagai seorang guru, saya memiliki pandangan bahwa...

Kunci Jawaban:

  • Masukan terhadap hasil belajar siswa cukup disampaikan saat penerimaan raрог: Sangat Tidak Setuju
  • Guru perlu memberikan catatan naratif mengenai hasil pekerjaan siswa tidak hanya memberi skor saja: Sangat Setuju
  • Lebih penting memuji proses yang telah dilakukan siswa dibandingkan nilai yang diraihnya: Sangat  Setuju
  • Mengidentifikasi hal-hal yang masih perlu dikembangkan oleh masing masing siswa merupakan pekerjaan yang memberatkan: Sangat Tidak Setuju

16. Dalam berinteraksi dengan siswa di kelas, seberapa sering Anda melakukan hal-hal berikut ini?

Kunci Jawaban:

  • Memilih perwakilan kelas untuk kegiatan antar kelas yang terdiri dari siswa perempuan dan siswa laki-laki dengan jumlah yang seimbang: Selalu
  • Membentuk kelompok diskusi di kelas yang terdin dan siswa perempuan dan siswa laki-laki dengan jumlah yang seimbang: Selalu
  • Membentuk dinamika interaksi antar siswa di kelas yang saling menghargai dan menghormati satu sama lain: Selalu

17. Pada saat kegiatan mengajar di kelas, seberapa sering Anda melakukan hal berikut?

Kunci jawaban:

  • Saya meminta siswa untuk bertanya ketika ada materi yang belum dipahami: Selalu
  • Saya menganggap semua siswa dapat langsung memahami materi pelajaran yang saya sajikan: Selalu
  • Saya menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan video pembelajaran yang sesuai dengan topik yang dibahas: Selalu
  • Saya memberikan tugas untuk mendorong siswa agar mencari informasi terkait dengan tugas tersebut melalui internet: Selalu

18. Seberapa sering Anda menerapkan hal-hal berikut ini pada saat pembelajaran berlangsung?

Kunci Jawaban:

  • Saya meminta siswa menjelaskan caranya menemukan jawaban soal: Di semua jam pelajaran
  • Saya meminta siswa memberi komentar atau tanggapan terhadap pendapat siswa lain: Di semua jam pelajaran
  • Saya meminta siswa menceritakan pemahamanaya fentang materi pelajaran kepada siswa lain: Di semua jam pelajaran

19. Seberapa sering Anda menerapkan hal-hal berikut ini pada saat pembelajaran berlangsung?

Kunci jawaban:

  • Saya mengaitkan materi pelajaran dengan materi pelajaran yang telah dipelajari oleh peserta didik sebelumnya: Selalu
  • Saya menggunakan media ajar berbasis multimedia saat menjelaskan konsep konkret: Selalu

20. Berdasarkan pengalaman mengajar Anda, seberapa seringkah Anda melakukan hal-hal berikut?

Kunci Jawaban:

  • Saya melakukan refleksi terhadap materi pelajaran yang telah dibahas pada akhir pelajaran: Tidak Pernah
  • Saya membatasi peserta didik membuat penilaian kualitas pembelajaran yang dilakukan guru pada akhir semester: Tidak Pernah

Adapun lebih lengkap kunci jawaban Sulingjar Paket B Guru SD 2024, soal nomor 21-116 sebagai berikut:

21. 

Setuju

Setuju

22.

Selalu

Setuju

23.

Setuju

Selalu

24. 

Selalu

Sering

25.

Di sebagian besar jam pelajaran Di beberapa jam pelajaran

Jarang

26.

Tidak pernah

27.

Sering

Selalu

Selalu

28.

Selalu

Setuju

29.

Setuju

Setuju

30.

A

Sesuai

31.

Sangat Sesuai

Sesuai

32.

Sesuai

Sesuai

33.

Tidak setuju

Tidak setuju

34.

C

Benar

35.

Salah

Salah

Ada

36.

Ada

Salah

Salah

37.

Salah

Benar

Benar

38.

0

Sesuai

39.

Tidak Sesuai

Sesuai

40

C

41.

Sesuai

42. Sangat tidak setuju

Sangat tidak setuju

43. Sangat sesuai

Sangat sesuai

44. Sangat sering

Sangat sering

45. Sangat setuju

Sangat setuju

46. Sangat setuju

Sangat setuju

47. Sangat setuju

Sangat setuju

Sangat tidak setuju

Sangat tidak setuju

48. Selalu

Selalu

49. Sangat sesuai

Sangat sesuai

Sangat sesuai

50. Sangat sesuai

Sangat sesuai

51. Sangat sesuai

Sangat sesuai

Sangat sesuai

52. Selalu

Selalu

53. Sangat setuju

Sangat setuju

54. Selalu

Selalu

55. Sangat sesuai

Sangat sesuai

56. Selalu

Selalu

Tidak pernah

57. Selalu

Selalu

58. Sangat sering

Sangat sering

59. Sangat sering

Sangat sering

60. Ya, hingga sekarang masih saya lakukan

Ya, hingga sekarang masih saya lakukan

61. Sangat tidak sesuai

Sangat tidak sesuai

Sangat tidak sesuai

62. Sangat sesuai

Sangat sesuai

63. Sangat setuju

Sangat tidak setuju

64. Benar

Salah

65. Sangat tidak setuju

Sangat tidak setuju

66. Sangat setuju

Sangat setuju

67. Benar

Salah

68. Sangat tidak setuju

Sangat setuju

69. Sangat tidak setuju

Sangat setuju

70. Sangat setuju

Sangat tidak setuju

Sangat tidak setuju

71. C. Saya akan mengusulkan sekolah untuk membuat program pencegahan kekerasan seksual bagi seluruh warga sekolah

72. Sangat setuju

Sangat setuju

Sangat setuju

73. Tidak ada

Tidak ada

74. Sangat tidak setuju

Sangat setuju

75. B. Saya menjelaskan kepada wali kelas bahwa baik siswa laki-laki maupun perempuan mempunyai hak yang sama untuk ikut lomba matematika

76. Sangat tidak setuju

Sangat tidak setuju

77. Tidak pernah

Tidak pernah

Selalu

78. Sangat sesuai

Sangat tidak sesuai

Sangat sesuai

79. Sangat setuju

Sangat setuju

80. Tidak pernah

Tidak pernah

81. Selalu

Selalu

82. Selalu

Selalu

83. Sangat tidak sesuai

Sangat sesuai

Sangat tidak sesuai

Sangat tidak sesuai

84. Sangat setuju

Sangat setuju

85. Sangat sesuai

Sangat sesuai

86. Tidak pernah

Tidak pernah

87. Sering

Tidak pernah

88. Selalu

Selalu

Selalu

89. Tidak pernah

Tidak pernah

90. Selalu

Selalu

91. Sering

Sering

92. Secara berkala

Secara berkala

93. Ada

Ada

94. Ya, sampai sekarang ada/ dilakukan

Ya, sampai sekarang ada/ dilakukan

Ya, sampai sekarang ada/ dilakukan

Ya, sampai sekarang ada/ dilakukan

95. Ya, sampai sekarang ada/ dilakukan

Ya, sampai sekarang ada/ dilakukan

96. Sangat sesuai

Sangat sesuai

97. Pernah

Tidak pernah

98. C. Saya segera menolong korban sambil merekam sehingga punya bukti untuk melaporkan kejadian dengan tetap menjaga kerahasiaan

99. Ya, sampai sekarang dilakukan

Ya, sampai sekarang dilakukan

100. Sangat sesuai

Sangat tidak sesuai

Sangat sesuai

101. Tidak pernah

Tidak pernah

102. A. Saya mengingatkan siswa bahwa ketua kelompok sebaiknya ditentukan berdasarkan kemampuan bukan jenis eklamin

103. Sangat tidak sesuai

Sangat sesuai

104. Sangat setuju

Sangat tidak setuju

105. Sangat setuju

Sangat setuju

Sangat setuju

106. Ya

107. Sudah dilakukan

Sudah dilakukan

Sudah dilakukan

Sudah dilakukan

Sudah dilakukan

108. Sangat Akurat

Sangat Akurat

109. Saya tidak bisa menjawab karena pertanyaan tidak relevan

110. Sangat relevan

Sangat relevan

111. Tidak mungkin

112. Menerima teguran dari kepala satuan pendidikan

Meminta siswa untuk menyampaikan kembali isi bacaan

Evaluasi kinerja menurun

113. Sangat tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

114. Sangat setuju

Sangat setuju

Sangat setuju

115. Meminta anak untuk membaca secara mandiri

Mendiskusikan cerita bukunya di sekolah

Dari Observasi Anda, waktu aktivitas apa yang ditukar untuk mengakomodasi kegiatan literasi yang meningkat?

Waktu untuk kegiatan literasi tidak berubah

116. Sering (Selalu ada murid ketika ada waktu kosong)

Tidak berubah

*)Disclaimer: Kunci Jawaban Sulingjar Paket B Guru SD dalam artikel ini hanya sebagai refrensi bagi guru untuk mengisi di dashboardslb.kemdikbud.go.id

Bapak/ibu guru dapat mengisi sesuai dengan kondisi sebenarnya di sekolah berdasarkan pengalaman mengajar selama satu tahun ajaran.

(Tribunnews.com/M Alvian Fakka)

Kamis, 02 Oktober 2025

9 Ungkapan Guru di Masa Lalu yang Bisa Menimbulkan Trauma Anak Sekolah Sekarang

9 Ungkapan Guru di Masa Lalu yang Bisa Menimbulkan Trauma Anak Sekolah Sekarang

D'moneyTalkMetode pengajaran dan pemahaman psikologi anak telah berkembang pesat sejak tahun 70-an dan 80-an.

Hal ini memunculkan perbedaan besar dalam cara guru berkomunikasi dengan murid-murid mereka. Frasa yang dulu dianggap biasa, kini bisa dianggap sebagai bentuk trauma psikologis.

Melansir dari Geediting.com Selasa (26/8), beberapa ungkapan yang digunakan guru-guru di era tersebut kini menjadi penyebab kekhawatiran.

Mempelajari ungkapan ini adalah cara untuk memahami perubahan cara pandang terhadap kesehatan mental anak. Berikut ini sembilan ungkapan yang dimaksud.

1. "Saya Tidak Peduli Siapa yang Memulainya"

Frasa ini adalah respons universal untuk setiap perselisihan atau pertengkaran di antara siswa. Guru saat itu tidak berusaha memahami akar masalahnya, hanya ingin menghentikan konflik. Ini mengabaikan perasaan anak-anak dan tidak mengajarkan mereka untuk menyelesaikan masalah.

2. "Berhenti Menangis atau Saya Beri Kamu Sesuatu untuk Ditangisi"

Ungkapan ini adalah bentuk ancaman untuk membuat seseorang berhenti menangis. Alih-alih memberikan kenyamanan, itu justru menekan emosi dan membuat anak merasa takut. Hal ini mengajarkan anak-anak bahwa emosi mereka tidak valid dan harus disembunyikan.

3. "Kamu Tidak Hidup Sesuai Potensimu"

Di masa lalu, guru percaya hanya ada satu standar untuk semua siswa. Frasa ini bisa membuat anak merasa tidak berharga dan gagal, meskipun mereka sudah berusaha. Hal ini tidak menghargai setiap anak yang memiliki kecepatan dan cara belajar yang berbeda.

4. "Tongkat dan Batu Boleh Mematahkan Tulangmu, tapi Kata-kata Tidak Akan Menyakitimu"

Pepatah lama ini digunakan untuk meremehkan dampak dari perundungan verbal. Sains modern membuktikan bahwa kata-kata dapat melukai otak dan meninggalkan trauma. Frasa ini mengajarkan anak untuk menekan perasaan mereka dan menerima perlakuan buruk.

5. "Namanya Juga Anak Laki-laki"

Ungkapan ini memberi izin bagi anak laki-laki untuk berperilaku buruk. Mulai dari merusak barang hingga melecehkan anak perempuan, semua dimaafkan dengan kalimat ini. Hal ini membentuk pandangan gender yang toksik dan tidak menghormati anak perempuan.

6. "Sudah Dicoba Berpikir Lebih Keras?"

Guru di era itu mengharapkan siswa untuk mengikuti satu pola pikir saja. Kalimat ini menyiratkan bahwa siswa bodoh jika tidak langsung memahami sesuatu. Ini adalah frasa yang meremehkan proses belajar dan berpikir.

7. "Ini Akan Masuk ke Catatan Permanenmu"

Guru menggunakan frasa ini sebagai bentuk ancaman tanpa mempertimbangkan dampak psikologisnya. Mereka berharap anak-anak patuh karena takut masa depan mereka rusak. Frasa ini mengintimidasi dan memanipulasi anak secara emosional.

8. "Dengarkan Saya, Saya Orang Dewasa"

Ungkapan ini menunjukkan otoritas absolut dan menolak segala bentuk pertanyaan atau keraguan dari anak. Hal ini membungkam keingintahuan anak-anak dan membuat mereka takut untuk berpikir kritis. Mereka diajarkan untuk tidak mempertanyakan otoritas orang dewasa.

9. "Jalani Saja"

Frasa ini digunakan sebagai respons atas cedera atau rasa sakit yang tidak terlihat. Guru menganggap cedera yang dialami anak sebagai sesuatu yang sepele dan dapat diabaikan. Ini meremehkan pengalaman fisik dan emosional anak.

Pergeseran cara pandang ini mencerminkan kesadaran yang semakin tinggi terhadap kesehatan mental anak. Kita belajar bahwa cara berkomunikasi dengan anak-anak memiliki dampak jangka panjang pada diri mereka. Penting untuk memahami mengapa kalimat yang seolah-olah tidak berbahaya ini bisa jadi sangat menyakitkan.

Hal ini menekankan pentingnya komunikasi yang penuh empati dan rasa hormat dalam mendidik anak. Perlu diingat bahwa kata-kata memiliki kekuatan untuk membentuk atau bahkan merusak jiwa anak. Kita harus berhati-hati dalam setiap ucapan.