Sabtu, 18 Oktober 2025

Awan Berbahaya: Apa Itu Cumulonimbus Intra-Cloud?

Radar Info- Penduduk Kota Bandung, tidak lama ini, terkejut dengan munculnya kejadian aneh di langit pada hari Senin (22/9/2025) sore.

Peristiwa alam ini memicu kegaduhan di kalangan warga Bandung, bahkan video-video yang diambil oleh penduduk beredar luas di beberapa grup Whats App.

Peristiwa tersebut terjadi beberapa saat setelah adzan Maghrib.

Terlihat awan gelap berputar-putar di langit sebelah barat Bandung.

Badai itu menyertakan kilat yang terus-menerus menghujani, sehingga sempat menimbulkan kekhawatiran bagi warga.

Lembaga Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG belum memberikan pernyataan terkait kejadian tersebut.

Namun pada hari Senin (22/9/2025) sore, BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca di Jawa Barat yang berlaku mulai pukul 17.05 hingga 20.00 WIB.

BMKG mengungkapkan, wilayah-wilayah berwarna kuning tua, seperti Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, serta arah Cianjur, adalah daerah yang memiliki risiko hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang bisa diikuti oleh petir dan angin kencang.

Pengingat Cuaca Awal Wilayah Jawa Barat 22 September 2025 pukul 17.10 WIB masih berisiko mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang bisa diikuti petir dan angin kencang pada pukul 17.15 di wilayah Kabupaten Cianjur: Warungkondang, Cibeber, Cilaku, Pacet, Cugenang, Gekbrong, Cipanas. Kabupaten Bandung Barat: Cipongkor dan sekitarnya.

Kondisi ini bisa menyebar ke wilayah Kabupaten Sukabumi: Nagrak, Cicurug, Kadudampit, Caringin, Sukabumi, Sukaraja, Cireunghas, Sukalarang, Ciambar. Kabupaten Cianjur: Cianjur, Ciranjang, Bojongpicung, Karangtengah, Mande, Sukaluyu, Cikalongkulon, Sukaresmi, Campaka, Campakamulya, Haurwangi. Kabupaten Bandung Barat: Cililin, Cipatat, Cihampelas, Batujajar, Rongga, Sindangkerta, Gununghalu, Waduk Saguling dan sekitarnya.

Jika dilihat secara lebih detail, kumpulan awan ini dapat diklasifikasikan sebagaiCumulonimbus Intra-Cloud, kejadian yang cukup berbahaya yang sering terjadi di berbagai penjuru dunia.

Salah satu contohnya adalah Amerika Serikat, khususnya di wilayah Midwest dan Florida.

Mengutip berbagai sumber, dari FAA (Federal Aviation Administration)yang sering mengeluarkan laporan penerbangan yang terganggu karenaintra-cloud lightning yang dibawa oleh Cumulonimbus.

Seperti kejadian pemadaman listrik besar-besaran di beberapa kota yang pernah disebabkan oleh badai dengan aktivitas intra-cloud yang sama.

Lalu apa itu, Fenomena awan Cumulonimbus Intra-Cloud?

Awan Cumulonimbus Intra-Cloud

Secara umum, Awan Cumulonimbus dan Petir Intra-Cloud merupakan dua kejadian yang berbeda.

Dimana Awan Cumulonimbus (Cb)adalah kumpulan awan konvektif besar yang terbentuk melalui proses pemanasan permukaan bumi.

Awan ini berdiri tinggi, mampu mencapai ketinggian 12–18 km di atmosfer, dengan ciri fisik bagian bawah yang berwarna gelap akibat banyaknya butiran air, sedangkan bagian atasnya melebar seperti landasan yang berbentuk mirip bunga kol yang menembus lapisan atmosfer bagian atas.

Dari semua jenis awan, cumulonimbus yang paling berkaitan erat dengan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, hujan es, serta badai petir.

Dalam setiap masa Cumulonimbus terjadi pemisahan muatan listrik, karena kristal es kecil di bagian atas awan cenderung memiliki muatan positif, sedangkan butiran air dan es yang lebih besar di bagian bawahnya memiliki muatan negatif.

Perbedaan muatan ini menghasilkan tegangan listrik yang sangat besar, sehingga ketika tegangannya cukup tinggi, muatan listrik akan berpindah dari satu bagian awan ke bagian lainnya, mengakibatkan munculnya cahaya terang.

Ini dikenal sebagai petir intra-cloud, atau petir yang terjadi di dalam awan.

Secara langsung terlihat, petir intra-cloud tampak seperti cahaya yang menyinari seluruh bagian awan dari dalam, seolah-olah awan tersebut dilengkapi dengan lampu kilat besar.

Tidak tampak percikan petir yang menyentuh bumi seperti pada petir umumnya, namun siapa sangka terkadang suara guntur bisa menyertainya, tetapi juga bisa tidak terdengar jelas, tergantung jarak pengamat.

Peristiwa ini umum terjadi di siang atau malam hari di daerah tropis, termasuk Indonesia, akibat pemanasan permukaan yang intens sehingga memicu pembentukan awan.cumulonimbus.

Istilah cumulonimbus intra-cloudsendiri merujuk pada gabungan kedua hal tersebut, yaitu awan badaicumulonimbus sebagai "pabrik muatan listrik", dan petir intra-cloud sebagai pelepasan energi listrik di dalamnya.

Tampaknya, fenomena ini terlihat menarik sekaligus memicu rasa cemas, namun di sisi lain menunjukkan bahwa kondisi cuaca yang ekstrem sedang muncul.

Kehadiran petir intra-cloudsering kali menjadi tanda akan terjadinya hujan lebat, mungkin diikuti oleh angin kencang atau badai.

Oleh karena itu, meskipun cahaya ini terlihat menarik, pada dasarnya tetap menjadi peringatan alam agar kita selalu waspada terhadap cuaca yang tidak stabil.

Di sisi lain, awan ini dapat terbentuk sesuai dengan pola musiman yang juga turut berpengaruh.

Di mana musim hujan (Oktober–Maret) yang memiliki potensi awan Cb lebih tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia, serta masa peralihan (pancaroba) yang juga rentan menghasilkan awan Cb lokal pada sore hingga malam hari, meskipun siang hari terlihat cerah.

Wilayah Indonesia yang Rentan Terhadap Awan Cumulonimbus

Mayoritas daerah di Indonesia memiliki kemungkinan terbentuknya awan Sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi mengalami pembentukan awan Hampir semua area di Indonesia bisa mengalami pembentukan awan Seluruh kawasan Indonesia memiliki potensi terbentuknya awan Kemungkinan terbentuknya awan ada di sebagian besar wilayah Indonesiacumulonimbus (Cb) karena posisi geografis kita berada di daerah tropis, dekat garis katulistiwa, serta suhu permukaan laut yang hangat.

Namun terdapat beberapa wilayah yang lebih rentan dibandingkan yang lain.

Karena daerah sering kali terbentuk secara alamicumulonimbus biasanya merupakan wilayah dengan curah hujan tinggi dan kelembapan yang besar, daerah pegunungan atau perbukitan yang menyebabkan udara naik (konveksi orografis), serta pantai dan laut yang hangat yang memberikan banyak uap air.

Berikut adalah beberapa daerah di tanah air yang sering menjadi tempat munculnya awan besar yang berbahaya:

1. Sumatera bagian barat

Wilayah ini berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, mendapat pasokan uap air yang banyak, ditambah kondisi geografis Bukit Barisan. Akibatnya, awan Cb sering terbentuk dan menyebabkan hujan deras, kilat, serta risiko banjir bandang.

2. Jawa Barat dan Banten

Wilayah ini terkenal dengan curah hujan yang tinggi. Bandung dan sekitarnya sering dilaporkan mengalami langit yang gelap dengan petir intra-cloud yang menarik, khususnya pada musim pancaroba.

3. Kalimantan Tengah serta Kalimantan Barat

Lokasi yang datar dan memiliki kelembapan tinggi memicu pembentukan awan cumulonimbus secara rutin, menyebabkan hujan deras dan badai petir.

4. Tengah dan Selatan Sulawesi

Angin laut bersama bentuk permukaan pegunungan memicu terbentuknya awan cumulonimbus. Wilayah ini rentan mengalami hujan deras disertai angin kencang.

5. Papua dan Papua Barat

Salah satu daerah paling basah di Indonesia, dengan Gunung Jayawijaya yang menyebabkan udara naik dengan cepat. Awan cumulonimbus sering muncul sebagai pemandangan harian pada sore hari.

6. Pulau Nusa Tenggara (NTB dan NTT)

Meski curah hujan tahunan lebih sedikit dibanding Sumatera atau Papua, pada musim hujan awan Cb sering muncul secara tiba-tiba dan menyebabkan badai petir lokal yang cukup ekstrem.

(*)

Buka artikel Radar Infolainnya di Google News

0 Please Share a Your Opinion.: