
Radar Info, CIREBON - Kinerja ekspor di wilayah pengawasan Bea CukaiCirebon terus menunjukkan pertumbuhan yang positif sepanjang tahun 2025. Lima perusahaan terbesar berhasil mencatatkan nilai ekspor hingga Rp11,12 triliun, dengan PT Long Rich berada di posisi terdepan melalui kontribusi sebesar Rp4,24 triliun.
Laporan yang dikeluarkan oleh Kantor PabeanCirebonmenampilkan peta dominasi perusahaan ekspor yang beroperasi di sektor yang membutuhkan tenaga kerja banyak. PT Shoetown Ligung Indonesia mengikuti di posisi kedua dengan pencapaian sebesar Rp2,56 triliun, sedangkan PT Litebag Indonesia berada di urutan ketiga dengan jumlah sebesar Rp2,10 triliun.
Perusahaan lainnya, PT Limbros dan PT Diamond, masing-masing mencatatkan ekspor sebesar Rp1,13 triliun dan Rp1,09 triliun.
Kepala Kantor Bea Cukai Cirebon Abdul Rasyid menyatakan bahwa tren ini menjadi bukti kuat ketahanan industri lokal di tengah persaingan global. Menurutnya, struktur ekspor Cirebon masih didukung oleh produk sepatu, tekstil, serta industri kecil yang telah lama menjadi andalan.
"Perusahaan-perusahaan ini membuktikan bahwa industri berbasis tenaga kerja di Cirebon masih mampu bersaing. Bahkan, nilai ekspor dari lima perusahaan terbesar saja telah mencapai lebih dari Rp11 triliun, angka yang patut dihargai," kata Abdul Rasyid di Cirebon, Kamis (25/9/2025).
Wilayah kerja Kantor Bea Cukai Cirebon sebelumnya dikenal sebagai pusat penghasil barang tekstil dan alas kaki. PT Long Rich, contohnya, menjadi pemain utama karena produk sepatu yang diekspor ke pasar Amerika Serikat dan Eropa. Permintaan yang tetap dari kedua wilayah tersebut menjadikan perusahaan ini sebagai penggerak utama ekspor di kawasan regional.
Rasyid menambahkan, kontribusi PT Shoetown Ligung Indonesia dan PT Lenten juga tidak kalah penting. Kedua perusahaan tersebut banyak mendistribusikan produk pakaian dan perlengkapan rumah tangga ke pasar Asia serta Timur Tengah.
"Menjajaki pasar ekspor yang beragam menjadi kunci utama. Perusahaan di Cirebon telah memahami strategi ini, sehingga risiko perubahan permintaan dapat diminimalkan," katanya.
Meskipun jumlahnya lebih kecil dibanding tiga perusahaan utama, PT Limbros dan PT Diamond tetap memiliki peran penting dalam ekosistem ekspor. Dengan pencapaian di atas Rp1 triliun, keduanya menjadi tulang punggung dalam kontribusi keseluruhan wilayah.
Selain kinerja perusahaan, bantuan fasilitas Tempat Penimbunan Berikat (TPB) menjadi hal yang sangat penting. Bea Cukai Cirebon mencatat jumlah penerima fasilitas tersebut terus meningkat sepanjang tahun 2025. TPB menawarkan kemudahan seperti penangguhan pajak impor, pengembalian pajak, hingga peningkatan efisiensi logistik.
"Semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan TPB, semakin efisien pula proses produksi mereka. Hal ini meningkatkan daya saing di pasar global dan memperkuat posisi Cirebon sebagai pusat ekspor Jawa Barat," kata Rasyid.
Menurut Abdul Rasyid, peluang pertumbuhan ekspor masih sangat terbuka. Bea Cukai berkomitmen untuk terus melanjutkan perbaikan layanan, digitalisasi proses izin, serta memperkuat kerja sama dengan para pelaku industri. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kualitas produk agar tetap sesuai dengan standar global.
Dari lima eksportir terbesar, telah mencapai lebih dari Rp11 triliun, kontribusi ekspor Cirebon diharapkan dapat memperkuat perekonomian wilayah. Industri yang membutuhkan tenaga kerja banyak menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi.
"Ekspor bukan hanya tentang angka devisa. Ada ribuan pekerja yang tergantung pada kelangsungan industri ini. Oleh karena itu, menjaga iklim usaha yang kondusif adalah prioritas bersama," tutup Abdul Rasyid.
0 Please Share a Your Opinion.: