Minggu, 12 Oktober 2025

BI Rate Turun, OJK Yakin Suku Bunga Kredit Bank Bisa Lebih Rendah

BI Rate Turun, OJK Yakin Suku Bunga Kredit Bank Bisa Lebih Rendah

D'moneyTalk.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sektor perbankan Indonesia menunjukkan daya tahan kuat di tengah dinamika perekonomian dan politik global. Sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga global pada semester II 2025 serta beberapa kali penurunan suku bunga acuan atau BI Rate hingga saat ini berada di level 5 persen, OJK menilai masih ada ruang penurunan suku bunga kredit bank lebih lanjut.

“Seiring penurunan BI Rate, suku bunga kredit perbankan juga menunjukkan tren menurun. Pada Juli 2025, rata-rata tertimbang suku bunga kredit rupiah turun 7 bps dibanding tahun sebelumnya, terutama pada kredit produktif,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam keterangannya, Senin (25/8/2025).

Dian menyampaikan, umumnya penurunan BI Rate akan diikuti penurunan bunga kredit dengan jeda waktu tertentu, sehingga tren penurunan diperkirakan masih berlanjut sepanjang 2025. BI diketahui telah menurunkan suku bunga sebanyak empat kali pada 2025, yakni Januari, Mei, Juli, dan Agustus. Masing-masing sebesar 25 basis poin (bps). Dari level 6 persen pada awal tahun, suku bunga acuan turun 100 bps menjadi 5 persen pada saat ini.

“OJK menilai masih terdapat ruang penurunan suku bunga kredit lebih lanjut, sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga global di paruh kedua 2025 dan penurunan BI Rate menjadi 5 persen per 20 Agustus 2025,” ungkapnya.

Namun, ia melanjutkan, penurunan suku bunga bergantung pada struktur biaya dana (cost of fund/CoF) tiap bank. Sebagian masih mengandalkan dana mahal (time deposit) dalam komposisi DPK. Oleh karena itu, bank perlu mengelola strategi pendanaan, khususnya dengan meningkatkan porsi dana murah, untuk menciptakan ruang penurunan bunga kredit yang lebih signifikan.

“OJK terus mengimbau agar bank dapat secara bertahap menyesuaikan tingkat suku bunganya, agar tetap sejalan dengan kondisi pasar, rasio keuangan yang sehat, dan tidak menciptakan persaingan bunga yang kurang sehat,” tuturnya.

Industri perbankan nasional juga diminta tetap menjaga transparansi dan perlindungan konsumen dalam menyampaikan informasi terkait produk perbankan.

“Hasil revisi Rencana Bisnis Bank Umum (RBB) pada paruh pertama 2025 menunjukkan adanya penyesuaian target menjadi lebih konservatif akibat perubahan kondisi makroekonomi dan dinamika global. Meski demikian, OJK memproyeksikan kinerja perbankan 2025 tetap stabil dengan pertumbuhan kredit yang sedikit termoderasi dari target,” katanya.

Hal itu, menurut Dian, sejalan dengan langkah bank untuk tetap berhati-hati dalam menyalurkan kredit, khususnya pada segmen berisiko tinggi. Namun tetap ekspansif pada sektor-sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian dan memiliki prospek baik.

“Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) pada kuartal III 2025 menunjukkan bank umum memiliki persepsi yang optimistis. Hal ini didorong oleh ekspektasi bahwa kondisi makroekonomi domestik akan membaik, sehingga berdampak positif terhadap kinerja perbankan. Bank juga cukup mampu mengelola risiko,” terangnya.

 

Adapun ekspektasi kinerja perbankan pada kuartal III 2025 juga tetap optimistis, melanjutkan tren positif dari kuartal sebelumnya. Optimisme tersebut ditopang oleh proyeksi pertumbuhan DPK dan penyaluran kredit yang mendorong peningkatan laba serta permodalan bank. Keyakinan itu juga sejalan dengan membaiknya kondisi makroekonomi domestik dan langkah bank memperluas ekspansi kredit sesuai target RBB.

“Selain itu, penurunan BI Rate pada Mei dan Juli 2025 menjadi 5,25 persen turut menurunkan biaya kredit sehingga berpotensi meningkatkan permintaan debitur,” ujarnya.

Dian melanjutkan, dari sisi penghimpunan dana, DPK diperkirakan tumbuh sejalan dengan upaya bank memperkuat sumber pendanaan untuk mendukung ekspansi kredit dan menjaga likuiditas. Pertumbuhan itu didorong oleh peningkatan dana dari nasabah korporasi, strategi peningkatan dana murah, serta masuknya dana pemerintah pusat ke bank daerah pada kuartal III 2025.

Ia menekankan, OJK meminta perbankan senantiasa menerapkan strategi adaptif dan inovatif dalam menghadapi perubahan kondisi makroekonomi. Hal itu bertujuan tidak hanya menjaga stabilitas sistem keuangan, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian dan menjadi pilar penting untuk mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

OJK menilai, selama semester I 2025, perekonomian global menghadapi ketidakpastian akibat perang dagang dan ketegangan geopolitik, termasuk penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) serta konflik di Timur Tengah. Kondisi itu menekan perdagangan global dan memperlambat pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, pada paruh kedua 2025, tensi mulai mereda setelah AS dan sejumlah mitra menyepakati penurunan tarif impor, termasuk menjadi 19 persen untuk Indonesia, serta membaiknya situasi geopolitik.

Perkembangan positif tersebut mendorong International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global naik menjadi 3 persen pada 2025 dan 3,1 persen pada 2026, dari sebelumnya 2,8 persen dan 3 persen. Sejalan dengan itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik juga direvisi naik menjadi 4,8 persen pada 2025–2026 dari sebelumnya 4,7 persen.

Di tengah dinamika global, perekonomian Indonesia tetap solid. Pada kuartal II 2025, PDB tumbuh 5,12 persen (yoy), lebih tinggi dari perkiraan 4,8 persen. Sektor manufaktur masih berada di zona kontraksi dengan PMI 49,20, tetapi membaik dari 46,90 pada bulan sebelumnya. Sementara itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tetap optimistis di level 118,1, surplus neraca perdagangan berlanjut, dan cadangan devisa tetap terjaga tinggi.

“Industri perbankan Indonesia masih menunjukkan resiliensi yang kuat dengan kinerja positif terhadap dinamika yang terjadi,” tegasnya.

Sabtu, 11 Oktober 2025

Ethereum Anjlok Usai Tembus ATH, Investor Tetap Yakin Harga Bisa Tembus Rp 160 Juta

Ethereum Anjlok Usai Tembus ATH, Investor Tetap Yakin Harga Bisa Tembus Rp 160 Juta

D'moneyTalk – Harga Ethereum (ETH) sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) di angka USD 4.955 atau setara Rp 80,7 juta pada Sabtu malam waktu Indonesia. Namun hanya beberapa jam kemudian, harga ETH justru terjun bebas hingga 9 persen dan menyentuh level USD 4.352 atau sekitar Rp 70,8 juta pada Minggu dini hari, Selasa (26/8).

Anjloknya harga ini membuat kapitalisasi pasar Ethereum menyusut drastis dari hampir USD 600 miliar (Rp 9.780 triliun) menjadi hanya USD 529 miliar (Rp 8.622 triliun) dalam hitungan jam. Penurunan tajam ini tak hanya terjadi pada ETH, tetapi juga menyapu pasar kripto secara keseluruhan.

Bitcoin (BTC) misalnya, yang sebelumnya sempat menikmati sentimen positif usai pidato dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole, juga ikut terkoreksi. BTC sempat turun hingga USD 110.584 (Rp 1,79 miliar), level terendah sejak 10 Juli lalu, sebelum akhirnya memantul kembali ke kisaran USD 112.000 (Rp 1,82 miliar).

Altcoin lain juga bernasib serupa. XRP turun 4,3 persen, Solana (SOL) ambles 6,8 persen, Dogecoin (DOGE) jatuh 8,9 persen, dan SUI merosot 9,1 persen. Chainlink (LINK) yang sebelumnya tampil impresif selama sepekan terakhir juga tak mampu bertahan, anjlok 8 persen.

Menurut data dari Coinglass yang dikutip News.Bitcoin, penurunan ETH ini mengakibatkan likuidasi posisi long senilai USD 221 juta (Rp 3,6 triliun) hanya dalam 24 jam. Ditambah dengan likuidasi posisi short sekitar USD 45 juta (Rp 733 miliar), total nilai posisi yang dilikuidasi mencapai USD 266,36 juta (Rp 4,3 triliun).

Namun di balik kepanikan jangka pendek tersebut, sentimen institusi terhadap ETH justru semakin positif. Salah satu buktinya datang dari Bitmine Immersion Technologies (BMNR) yang mengumumkan pembelian tambahan 190.500 ETH untuk memperkuat portofolio mereka menjadi total 1,71 juta ETH atau senilai Rp 117,7 triliun.

“Ini adalah minggu kedua kami berhasil menarik dana institusi dalam skala besar. Kami ingin menjadi pelopor dalam strategi treasury berbasis ETH,” ujar Chairman Bitmine, Thomas Lee, dikutip dari News.Bitcoin, Selasa (26/8).

Cerita yang tak kalah menarik datang dari salah satu "whale" BTC. Sosok yang disebut sebagai OG Bitcoin itu dilaporkan telah menjual 22.769 BTC (senilai sekitar Rp 414 triliun) dan menggunakan dananya untuk membeli 472.920 ETH secara spot, serta membuka posisi long sebesar 135.265 ETH.

Tak hanya Bitmine, Ethereum juga diburu oleh perusahaan publik lain seperti ETHZilla. Dalam laporan terbarunya, ETHZilla mengumumkan bahwa mereka kini memiliki lebih dari 102.000 ETH senilai lebih dari USD 489 juta atau sekitar Rp 7,9 triliun. Perusahaan ini juga mengumumkan program pembelian kembali saham senilai USD 250 juta sebagai bentuk komitmen kepada para pemegang saham.

“Strategi treasury ETH kami terus berkembang dengan disiplin dan kecepatan tinggi. Pembelian saham ini menegaskan komitmen kami untuk menciptakan nilai jangka panjang,” kata Chairman ETHZilla, McAndrew Rudisill.

ETHZilla kini menjadi perusahaan publik keempat dengan treasury ETH terbesar, di bawah Bitmine, SharpLink, dan Nasdaq-listed BTCS Inc. Perusahaan-perusahaan ini secara kolektif telah mengakumulasi lebih dari jutaan ETH sepanjang tahun 2025.

Adopsi institusional terhadap ETH memang menunjukkan tren yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika dulu hanya Bitcoin yang dijadikan aset simpanan oleh perusahaan, kini Ethereum mulai mencuri perhatian. Salah satunya adalah GameSquare, perusahaan perangkat lunak yang telah menginvestasikan USD 5 juta (Rp 81,5 miliar) dalam bentuk ETH dan berencana menambah hingga USD 100 juta (Rp 1,63 triliun).

Pada Juli 2025 saja, produk investasi berbasis ETH mencatat arus masuk dana sebesar USD 907 juta (Rp 14,7 triliun), yang menjadi sinyal kuat bahwa ETH bukan sekadar alternatif, tapi sudah jadi aset utama dalam portofolio institusi.

Meski harga ETH saat ini turun ke USD 4.635 atau Rp 75,4 juta, banyak analis percaya bahwa koreksi ini hanya sementara. Target jangka menengah ETH kini berada di USD 10.000 atau lebih dari Rp 160 juta, yang jika tercapai akan mendorong kapitalisasi pasar Ethereum melewati USD 1 triliun atau Rp 16.300 triliun.

Jumat, 10 Oktober 2025

Kurs Dollar ke Rupiah Hari Ini: Simak Analisis Dampak pada Sektor Ekspor-Impor dan Kinerja Saham

Kurs Dollar ke Rupiah Hari Ini: Simak Analisis Dampak pada Sektor Ekspor-Impor dan Kinerja Saham

PIKIRAN RAKYAT BENGKULU - Pergerakan kurs dollar hari ini, Selasa, 26 Agustus 2025, menunjukkan tren penguatan tipis pada Rupiah.

Kondisi ini menjadi sinyal positif bagi sejumlah sektor ekonomi di Indonesia yang selama ini terpengaruh kuat oleh volatilitas mata uang.

Untuk mendapatkan gambaran yang utuh, kita perlu mengaitkan pergerakan nilai tukar ini dengan dinamika perdagangan terkini di pasar modal dan sektor riil.

Anatomi Pasar Berdasarkan Data Perdagangan Terakhir

Merujuk pada data perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, pergerakan ekonomi makro menunjukkan korelasi yang erat dengan nilai tukar.

1. Ekspor dan Impor: Pada perdagangan kemarin, Indonesia mencatatkan surplus US$2,4 miliar, dengan nilai ekspor mencapai US$22,5 miliar dan impor US$20,1 miliar.

Surplus yang menipis dibandingkan bulan sebelumnya menunjukkan geliat ekonomi domestik yang mulai meningkat, mendorong permintaan impor.

2. Investasi dan Pasar Modal: Pasar saham merespons positif. Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup di zona hijau dengan total nilai transaksi harian mencapai Rp13,5 triliun.

Arus investasi asing tercatat net buy Rp1,2 triliun, menunjukkan kepercayaan investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia, yang tercermin dari stabilitas Rupiah.

3. Energi dan Komoditas: Sektor ini menunjukkan performa kuat. Harga batu bara global ditutup pada US$152 per ton, dan minyak kelapa sawit mentah (CPO) di RM4.200 per ton.

Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di sektor ini, seperti PT ABM Investama Tbk (ABMM) dan Astra Agro Lestari Tbk (AALI), diprediksi akan mencatat kinerja laba yang positif.

4. Manufaktur: Sektor manufaktur terus berekspansi, dengan Indeks Manajer Pembelian (PMI) berada di level 52,3.

Angka di atas 50 ini menunjukkan aktivitas produksi yang terus meningkat, didorong oleh perbaikan permintaan domestik dan internasional.

Kinerja Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (IDX) Sesi Sebelumnya

Mari kita lihat bagaimana perusahaan-perusahaan kunci merespons dinamika pasar di sesi perdagangan Senin, 25 Agustus 2025. Pergerakan saham mereka menjadi indikator penting bagi investor.

  • PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI): Harga penutupan berada di kisaran Rp6.825. Penguatan harga komoditas menjadi katalis positif bagi saham ini.

  • Astra Agro Lestari Tbk (AALI): Mengalami peningkatan, dengan harga penutupan di Rp7.450, sejalan dengan kenaikan harga CPO.

  • PT ABM Investama Tbk (ABMM): Menunjukkan pergerakan positif dengan kenaikan harga saham, didukung oleh sentimen harga batu bara yang kuat.

  • PT Mahaka Media Tbk (ABBA): Perdagangan sahamnya bergerak stabil.

  • Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA): Perdagangannya menunjukkan stabilitas.

  • PT Acset Indonusa Tbk (ACST): Bergerak stabil di sektor konstruksi.

  • PT Akasha Wira International Tbk (ADES): Terpantau bergerak stabil, mencerminkan kinerja perusahaan yang konsisten.

Secara keseluruhan, kurs dollar yang relatif stabil memberikan optimisme bagi pasar, terlihat dari kinerja solid perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ini menegaskan bahwa kestabilan ekonomi makro menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan pasar modal.

Disclaimer :

Informasi ini hanya untuk edukasi dan referensi umum. Data kurs dan harga saham dapat berubah sewaktu-waktu. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan Anda. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin terjadi. Selalu lakukan riset dan konsultasi dengan ahli keuangan.

Senin, 06 Oktober 2025

Aneka Logam: Harga Emas Hari Ini, Simulasi Jual-Beli dan Buyback Terlengkap

Aneka Logam: Harga Emas Hari Ini, Simulasi Jual-Beli dan Buyback Terlengkap

PIKIRAN RAKYAT BENGKULU - Sebagai salah satu penyalur emas dan valuta asing terkemuka, Aneka Logam menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari produk emas terpercaya, termasuk emas Antam.

Dengan pengalaman sejak 2005, Aneka Logam tidak hanya menyediakan berbagai varian emas, tetapi juga menawarkan kemudahan transaksi.

Memahami harga Aneka Logam hari ini sangat penting, apalagi bagi Anda yang berencana membeli atau menjual emas.

Berikut adalah data lengkap harga emas yang tersedia di Aneka Logam pada Selasa, 26 Agustus 2025.

Rincian Harga Emas Aneka Logam

Berikut adalah rincian harga emas Antam yang diperdagangkan di Aneka Logam pada hari ini:

Berat Emas Harga Jual Harga Beli Kembali (Buyback)
0,5 gr Rp    1.050.000 Rp         900.000
1 gr Rp    2.008.000 Rp      1.905.000
2 gr Rp    3.950.000 Rp      3.810.000
3 gr Rp    5.900.000 Rp      5.715.000
5 gr Rp    9.800.000 Rp      9.525.000
10 gr Rp  19.500.000 Rp    19.050.000
25 gr Rp  48.750.000 Rp    47.625.000
50 gr Rp  97.500.000 Rp    95.250.000
100 gr Rp195.000.000 Rp  190.500.000

Catatan: Harga dapat berubah sewaktu-waktu dan mungkin memiliki selisih kecil dengan harga resmi Antam atau di butik Antam lainnya.

Simulasi Jual atau Beli Emas: Untung Berapa?

Mari kita lakukan simulasi sederhana untuk menunjukkan potensi keuntungan dari transaksi di Aneka Logam.

Simulasi 1: Membeli Emas 5 Gram Hari Ini Jika Anda membeli emas 5 gram dengan harga Rp9.800.000, maka Anda membutuhkan dana sebesar itu.

Jika harga emas naik Rp50.000 per gram di masa depan, maka nilai aset Anda akan menjadi:

  • Nilai Aset: 5 gram x (Rp9.800.000/5 + Rp50.000) = 5 x (Rp1.960.000 + Rp50.000) = Rp10.050.000

  • Potensi Keuntungan: Rp10.050.000 - Rp9.800.000 = Rp250.000

Simulasi 2: Menjual Emas 1 Gram yang Dibeli Dua Tahun Lalu Anggaplah Anda membeli emas 1 gram dua tahun lalu dengan harga Rp1.050.000.

  • Nilai Beli: Rp1.050.000

  • Nilai Jual Kembali (Buyback) Hari Ini: Rp1.905.000

  • Keuntungan: Rp1.905.000 - Rp1.050.000 = Rp855.000

Simulasi ini menunjukkan bahwa investasi emas terbukti sangat menguntungkan dalam jangka panjang, bahkan setelah memperhitungkan selisih harga jual dan beli kembali (spread).

Varian Emas Lainnya di Aneka Logam

Selain emas Antam, Aneka Logam juga menyediakan varian emas lainnya, termasuk Logam Mulia seri Certicard yang menjamin kemurnian 99,99%.

Mereka juga menyediakan layanan penukaran valuta asing (valas), menjadikannya tempat serba ada bagi investor yang bergerak di berbagai instrumen keuangan.

Disclaimer:

Informasi ini hanya untuk edukasi dan referensi umum. Data harga emas dapat berubah sewaktu-waktu. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan Anda. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin terjadi. Selalu lakukan riset dan konsultasi dengan ahli keuangan.***

Selasa, 30 September 2025

Bitcoin Jeblok, Whale Jual 24.000 BTC, Pasar Kripto Kembali Berdarah

Bitcoin Jeblok, Whale Jual 24.000 BTC, Pasar Kripto Kembali Berdarah

D'moneyTalk – Setelah sempat melambung usai pidato dovish Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole, pasar kripto kembali diguyur tekanan jual yang deras. Bitcoin, yang sebelumnya sempat menyentuh puncak USD 117.000 atau sekitar Rp 1,9 miliar, kini harus rela turun kembali di bawah USD 110.000 atau sekitar Rp 1,78 miliar pada Selasa (26/8).

Dikutip dari News.Bitcoin, Selasa (26/8), Bitcoin anjlok 2,6% dalam sehari, sempat menyentuh USD 109.465. Dalam sepekan terakhir, nilainya menyusut 5,7%. Sementara Ethereum juga ikut rontok hingga 8%, kini diperdagangkan di bawah USD 4.400 atau sekitar Rp 71,5 juta.

Tekanan jual ini disebut dipicu oleh aksi seorang whale yang dilaporkan melepas hingga 24.000 BTC dalam satu waktu. Volume penjualan besar ini memicu efek domino yang membuat pasar longsor, termasuk pasar derivatif. Selama 24 jam terakhir, total likuidasi mencapai USD 895 juta atau sekitar Rp 14,5 triliun, dengan lebih dari USD 186 juta (Rp 3 triliun) berasal dari posisi long Bitcoin yang terpaksa ditutup karena harga jatuh.

Data CoinDesk mengonfirmasi hal ini. Dalam sesi perdagangan Amerika Serikat, harga Bitcoin sempat mencoba memantul ke USD 113.000 namun gagal. Harga kemudian jatuh ke level terendah dalam tujuh pekan terakhir. Beberapa altcoin utama pun ikut terseret, seperti Solana, Dogecoin, Cardano, dan Chainlink, yang masing-masing turun antara 6% hingga 8%.

Menurut laporan Asia Morning Briefing dari CoinDesk, pasar saat ini berada dalam kondisi rapuh. Likuiditas yang menipis, arus keluar dari ETF kripto, dan lemahnya aktivitas on-chain memperlihatkan bahwa euforia sebelumnya telah memudar. Salah satu indikasinya adalah penurunan arus masuk dana ETF sebesar USD 1 miliar, serta merosotnya keuntungan yang terealisasi kembali ke titik impas.

QCP Capital, firma aset digital yang berbasis di Singapura, mengungkapkan bahwa aksi jual 24.000 BTC oleh early holder dilakukan di tengah kondisi likuiditas yang tipis. Akibatnya, pasar mengalami cascading liquidation sebesar USD 500 juta. Dalam laporan yang sama, firma tersebut menyebut rotasi modal dari BTC ke ETH turut memperkuat tekanan ini.

Sementara itu, firma Enflux mencatat bahwa meskipun posisi long ritel banyak yang tumbang, justru institusi dan aktor besar mulai melakukan akumulasi dalam diam. Sebagai contoh, ada staking Ethereum senilai USD 2,55 miliar dalam satu kontrak, serta eksposur Bitcoin senilai USD 700 juta dari keluarga kerajaan Uni Emirat Arab melalui Citadel Mining. Mereka melihat volatilitas saat ini sebagai peluang untuk akumulasi jangka panjang.

Namun di sisi lain, aktivitas on-chain terus melemah. Biaya transaksi Bitcoin kembali menyentuh level rendah dekade ini, dan blok-blok baru tercatat sepi transaksi. Ini menjadi masalah serius bagi para penambang Bitcoin yang kini sudah terkena dampak pengurangan reward akibat halving.

Perkembangan ini memperkuat kemungkinan bahwa pasar kripto memasuki fase konsolidasi. Dengan September secara historis dikenal sebagai bulan dengan kinerja terburuk untuk Bitcoin dan Ethereum, banyak analis memperkirakan tekanan jual bisa berlanjut kecuali ada katalis besar baru yang masuk dalam waktu dekat.

Rabu, 24 September 2025

IHSG Naik Awal Sesi Meski Pasar Asia Melemah, Rupiah Stagnan

IHSG Naik Awal Sesi Meski Pasar Asia Melemah, Rupiah Stagnan

JAKARTA, Radar Info- Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini mengalami kenaikan dan berada di area hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (26/8/2025).

Sementara itu, mata uang garuda hari ini mengalami penurunan dalam perdagangan pasar tunai.

Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.02 WIB, IHSG berada di angka 7.937,92, naik sebesar 11,01 poin (0,14 persen) dibanding penutupan sebelumnya yang berada di level 7.926,90.

Sebanyak 277 saham mengalami kenaikan dan 145 saham mengalami penurunan. Sementara itu, 193 saham lainnya tetap stabil.

Sementara itu, total transaksi yang telah terjadi mencapai Rp 658,49 miliar dengan volume sebanyak 1,63 miliar lembar saham.

Kepala Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyampaikan bahwa Amerika Serikat (AS) akan segera mengenakan tarif sebesar 50 persen terhadap produk dari India.

Ini terjadi setelah India diketahui membeli barang energi dari Rusia.

Rencana Amerika Serikat adalah mengenakan pajak sebesar 50 persen terhadap produk kategori konsumsi mulai tanggal 27 Agustus 2025.

Meskipun sebelumnya, Amerika Serikat hanya akan menerapkan tarif sebesar 25 persen terhadap India.

Nico mengungkapkan, data inflasi AS pekan ini menunjukkan kemungkinan kenaikan yang dapat memengaruhi keputusan bank sentral Federal Reserve atau The Fed dalam menurunkan suku bunga acuan. "Berdasarkan analisis teknikal, kami memperkirakan IHSG akan menguat secara terbatas dengan level support dan resistance antara 7.800 hingga 8.000. Waspadai adanya potensi koreksi, namun terbatas pada hari ini," ujarnya dalam analisisnya, Selasa (26/8/2025).

Di sisi lain, analis sekaligus Kepala Penelitian Ritel BNI Sekuritas Fanny Suherman menyatakan, IHSG kemarin berakhir menguat 0,87 persen dan masih diiringi dengan net buy senilai Rp 727 miliar.

Berikut adalah beberapa saham yang paling diminati oleh investor asing, yaitu BBRI, AMMN, ANTM, ASII, dan FILM.

Hari ini, IHSG kemungkinan akan bergerak datar dalam kisaran 7.900 hingga 8.000. "Support IHSG berada di kisaran 7.850 hingga 7.900, sedangkan resistance IHSG ada di 7.950 hingga 8.000," katanya.

Di sisi lain, bursa Asia hari ini dibuka dalam area merah, dengan Strait Times turun 0,39 persen (16,49 poin) pada posisi 4.240,00. Sementara itu, Nikkei mengalami penurunan sebesar 1,02 persen (435,19 poin) menjadi 42.372,60 dan Hang Seng turun 0,34 persen (88,06 poin) ke angka 25.741,84.

Sementara itu, Shanghai Composite mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen (9,10 poin) pada angka 3.874,45.

Rupiah

Sementara itu, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di pasar spot pagi ini mengalami penurunan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.11 WIB, rupiah berada di angka Rp 16.262 per dollar AS, mengalami pelemahan sebesar 3,5 poin (0,02 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya yaitu Rp 16.259,5 per dollar AS.

Pakar keuangan Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan akan mengalami penurunan.

Karena dolar AS menunjukkan tren penguatan atau cenderung fluktuatif setelah berita bahwa Presiden AS Donald Trump mengangkat anggota Dewan Gubernur The Fed Lisa D.

Masak. "Rentang pergerakan rupiah hari ini berada dalam kisaran 16.200-16.350," katanya.