
Penurunan Penjualan Mobil Menyebabkan Pemutusan Hubungan Kerja di Industri Otomotif
Jakarta, Radar Info - Bayangan pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai mengancam sektor komponen kendaraan bermotor di Nusantara, seiring dengan menurunnya penjualan mobil dan kendaraan lainnya.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, mengungkapkan bahwa situasi ini semakin memburuk akibat masuknya kendaraan listrik impor yang masih memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang rendah.
"Jika penjualan dan permintaan semakin menurun, akan sangat berat karena pasokannya juga semakin berkurang," ujar Kukuh dalam diskusi Polemik Insentif BEV Impor yang diadakan di Jakarta pada Senin (25/8/2025).
Penjualan Mobil Terjun Bebas
Data Gaikindo menunjukkan bahwa penjualan mobil dalam skala grosir sepanjang tahun 2024 mencapai 865.723 unit, mengalami penurunan sebesar 13,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat pada 1,03 juta unit.
Kelompok yang paling terdampak oleh penurunan ini adalah kelas menengah, dengan harga berkisar antara Rp 200 juta hingga Rp 400 juta.
Bagian ini sebelumnya menjadi tulang punggung pasar, menyumbang hampir separuh dari penjualan nasional.
Dari jumlah 551.000 unit pada tahun 2014, sektor ini kini hanya tersisa 315.000 unit pada tahun 2024, mengalami penurunan lebih dari 40 persen dalam satu dekade.
Penurunan penjualan ini secara langsung memengaruhi industri komponen lokal, yang sebagian besar bergantung pada produk dari segmen tersebut.
Di sisi lain, kendaraan listrik yang diimpor dengan baterai mengalami peningkatan.
Pada masa yang sama, jenis kendaraan ini mengalami peningkatan sebesar 17 persen di segmen menengah. "Di tahun 2024, kendaraan listrik semakin meningkat jumlahnya, namun hal ini memberi tekanan pada kendaraan yang telah diproduksi secara lokal. Kendaraan yang diproduksi dalam negeri memiliki tingkat TKDN tinggi, yaitu berkisar antara 80-90 persen," ujar Kukuh.
Dampak Kekambuhan Penjualan terhadap Sektor Komponen
Ia mempertegas bahwa kondisi ini memiliki pengaruh signifikan terhadap industri komponen otomotif yang terdiri dari ribuan perusahaan, termasuk sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM). "Dampaknya berdampak pada komponen lokal yang sangat berperan dalam industri kendaraan bermotor kita, karena ada level satu, level dua, dan seterusnya," katanya.
Ia menambahkan, "Jika penjualan mobil buatan lokal semakin menurun dan hal ini sudah terjadi, kami sering mendapatkan banyak pertanyaan mengenai industri komponen." Meskipun Gaikindo tidak secara langsung mengelola sektor komponen, keluhan mulai muncul dari para pelaku usaha.
"Walaupun kami (Gaikindo) tidak mengurusi komponen, beberapa perusahaan komponen sudah menyampaikan keluhan. Jika penjualan terus-menerus seperti ini, kita akan kesulitan karena pasokannya semakin berkurang," tegas Kukuh.
Peran Utama Sektor Otomotif dalam Perekonomian
Sektor otomotif dalam negeri memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.
Berdasarkan data dari Gaikindo dan Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), sistem otomotif di Indonesia telah berkembang dengan jaringan pasok yang stabil.
Ada 22 produsen (OEM), 550 pemasok Tingkat 1, serta sekitar 1.000 pemasok Tingkat 2 dan 3, termasuk perusahaan kecil dan menengah (UKM).
Sekitar 1,5 juta pekerja dipekerjakan dalam industri otomotif, mulai dari perusahaan besar hingga usaha kecil dan menengah.
Indonesia mampu menghasilkan sekitar 1,2 juta unit kendaraan bermotor pada tahun 2024, membuatnya menjadi produsen mobil terbesar kedua di kawasan ASEAN, dengan ekspor lebih dari 500.000 unit yang bernilai 8 miliar dolar AS ke lebih dari 100 negara.
Kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto manufaktur nasional mencapai sekitar 8 persen, menjadikan industri otomotif berada dalam lima besar.
Tindakan Pemerintah dalam Menghadapi Kekacauan Ekonomi Langkah-Langkah Pemerintah untuk Mengantisipasi Kekurangan Persiapan Pemerintah dalam Menghadapi Situasi Sulit Upaya Pemerintah Mencegah Kekacauan Kesiapan Pemerintah Menghadapi Krisis yang Mungkin Terjadi Strategi Pemerintah dalam Menghadapi Ancaman Kekacauan Tindakan Pemerintah untuk Menghadapi Ketidakstabilan Persiapan Pemerintah dalam Menghadapi Masalah Ekonomi Upaya Pemerintah dalam Mencegah Kekacauan Langkah-Langkah Pemerintah dalam Menghadapi Kekurangan
Menanggapi penurunan penjualan tersebut, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian, Mahardi Tunggul Wicaksono, mengatakan bahwa pihaknya telah memulai langkah antisipasi dengan mendorong industri komponen untuk memperluas jangkauan pasar. "Kami mulai mengarahkan industri komponen untuk beralih bukan hanya memproduksi komponen untuk kendaraan listrik, tetapi juga bisa menjangkau sektor industri aviasi dan maritim," katanya.
Saat mereka mulai menargetkan ini,switching-Mereka akan lebih mudah. Kami telah memulai komunikasi," lanjut Tunggul.
Upaya ini diharapkan mampu memberikan semangat baru bagi industri komponen otomotif nasional di tengah tantangan yang semakin meningkat.
0 Please Share a Your Opinion.: