Sabtu, 04 Oktober 2025

AI Inggris Geser Manusia di Ajang Peramalan Internasional, Isyaratkan Perubahan Besar di Dunia Prediksi

D'moneyTalk - Sebuah terobosan penting datang dari Inggris ketika startup kecerdasan buatan (AI) ManticAI berhasil menembus peringkat delapan besar dalam kompetisi internasional peramalan, Metaculus Cup. Capaian ini menandai langkah signifikan bahwa kemampuan peramalan AI mulai menyaingi, bahkan berpotensi melampaui, para pakar manusia.

Kompetisi yang digelar perusahaan berbasis di San Francisco ini menantang para peserta, mulai dari penggemar hingga profesional, untuk memperkirakan 60 peristiwa global. Topiknya bervariasi, dari dinamika politik hingga isu lingkungan, seperti kemungkinan perseteruan Donald Trump dan Elon Musk atau jumlah lahan yang terbakar akibat kebakaran hutan di Amerika Serikat.

Dilansir dari The Guardian, Rabu (24/9/2025), ManticAI—yang didirikan oleh mantan peneliti Google DeepMind—menduduki peringkat kedelapan. Meski masih di bawah para peramal terbaik, kehadiran AI dalam 10 besar memunculkan keyakinan baru bahwa teknologi ini akan segera mengungguli manusia dalam waktu dekat.

Ben Shindel, salah satu peramal profesional yang ikut serta, mengakui keunggulan AI. "Rasanya cukup aneh dikalahkan oleh beberapa bot pada tahap ini," ujarnya.

Namun ia menambahkan, "Kita sudah melangkah jauh dibandingkan tahun lalu, ketika bot terbaik masih berada di peringkat sekitar 300."

CEO Metaculus, Deger Turan, menyebut capaian ManticAI sebagai pencapaian penting. "Apa yang dilakukan Mantic sungguh mengesankan," katanya.

Ia memperkirakan AI akan sejajar atau bahkan melampaui peramal manusia terbaik pada 2029. Meski demikian, Turan menegaskan, "Saat ini para peramal manusia masih menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan AI."

ManticAI bekerja dengan membagi masalah peramalan menjadi sejumlah tugas yang kemudian diselesaikan oleh model pembelajaran mesin dari berbagai penyedia, termasuk OpenAI, Google, dan DeepSeek. Pendekatan ini memungkinkan AI untuk menganalisis data historis, menyusun skenario, hingga membuat proyeksi berlapis.

Toby Shevlane, salah satu pendiri Mantic, menekankan bahwa capaian ini menjadi tonggak penting.

"Sebagian orang mengatakan model bahasa besar hanya mengulang data latihannya. Namun, Anda tidak bisa meramal masa depan dengan cara itu. Hal ini membutuhkan penalaran nyata," ujarnya. 

Ia menambahkan, "Prediksi sistem kami bahkan lebih orisinal daripada sebagian besar peserta manusia, karena AI sering kali berbeda jauh dari rata-rata komunitas. Dengan begitu, AI bisa menjadi penawar terhadap pola pikir kelompok."

Namun, sejumlah pakar tetap menilai manusia masih memiliki keunggulan pada aspek tertentu. Penulis Superforecasting, Philip Tetlock, menemukan bahwa rata-rata peramal manusia masih mengungguli bot terbaik. 

Hal senada disampaikan Warren Hatch, CEO Good Judgment. Menurutnya, "AI akan unggul dalam kategori tertentu seperti inflasi bulanan. Namun, untuk pertanyaan dengan data minim yang membutuhkan penilaian lebih dalam, manusia masih memegang kendali."

Meski begitu, kolaborasi antara manusia dan mesin dipandang sebagai jalan terbaik. Lubos Saloky, peramal yang finis di peringkat ketiga, menegaskan: "Saya tidak berencana pensiun. Jika Anda tidak bisa mengalahkan mereka, maka bergabunglah dengan mereka."

0 Please Share a Your Opinion.: