Senin, 13 Oktober 2025

Orang Sekitar Beri Dukungan Positif: 5 Shio Ini Akan Dapat Keuntungan Besar

Orang Sekitar Beri Dukungan Positif: 5 Shio Ini Akan Dapat Keuntungan Besar

Radar InfoSetiap orang pasti menginginkan kekayaan yang melimpah dalam hidup mereka.

Tidak diragukan lagi, banyak orang mengorbankan waktunya untuk terus berjuang demi mendapatkan penghasilan.

Dikutip dari Rezeki dan Hoki, terdapat lima shio yang akan segera memiliki kekayaan yang melimpah.

Tentu saja keberuntungan di bidang keuangan adalah salah satu hal yang menjadi harapan banyak orang.

Siapa yang tidak menginginkan kekayaan yang melimpah dalam waktu yang sangat singkat?

Namun, apakah Anda tahu bahwa terdapat beberapa shio yang dianggap akan mengalami keberuntungan besar dalam hal keuangan dan akan memperoleh kekayaan yang melimpah dalam waktu singkat.

Simbol yang terdapat dalam kalender Tiongkok, yaitu shio, berkaitan dengan masyarakat, di mana setiap shio memiliki sifat yang berbeda dan dianggap dapat memengaruhi kehidupan seseorang.

Hal tersebut mencakup aspek keuangan. Menariknya, tidak semua orang mengalami nasib yang sama dalam hal finansial.

Karena beberapa orang memiliki keberuntungan yang lebih besar dan berpeluang memperoleh kekayaan yang melimpah dalam waktu singkat.

1. Shio Tikus

Shio Tikus merupakan shio pertama dalam siklus 12 astrologi Tiongkok, namun tikus sering dianggap sebagai hewan yang tidak disukai karena dianggap sebagai hama yang merusak.

Namun dalam ilmu astrologi, mereka dianggap sebagai hewan yang membawa keberuntungan terkait keuangan di masa depan.

Selain itu, orang yang lahir dalam shio ini dipercaya memiliki kemampuan untuk mendapatkan uang dengan cepat dan mengelolanya secara cerdas.

Mereka juga cenderung memiliki naluri yang kuat dalam mengambil keputusan bisnis yang menguntungkan.

Sehingga dengan gabungan sifat-sifat tersebut, Shio Tikus dianggap akan memperoleh kekayaan yang melimpah dalam waktu singkat.

2. Shio Naga

Shio Ular adalah shio yang paling dihormati dan dianggap sebagai lambang keberuntungan terbesar dalam astrologi Tiongkok.

Selanjutnya, individu yang lahir dalam Shio Naga dianggap memiliki nasib yang baik dan akan meraih keberuntungan dalam aspek keuangan.

Ular memiliki makna sebagai lambang kekuatan, keberanian, dan kebijaksanaan yang akan membawa keberhasilan serta kelimpahan bagi pemiliknya.

Mereka juga cenderung memiliki hasrat yang kuat serta kemampuan dalam mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Meskipun memiliki sifat-sifat tersebut, Shio Naga dianggap akan memperoleh kekayaan yang melimpah dalam waktu singkat.

3. Shio Monyet

Shio Kera adalah shio yang paling pintar dan paling beruntung dalam hal keuangan di masa depan.

Selain itu, orang yang lahir dalam Shio Kera dianggap memiliki kemampuan untuk menghasilkan uang dengan cara yang pintar dan kreatif.

Mereka juga cenderung memiliki imajinasi yang kuat dan mampu memanfaatkan kesempatan yang tersedia demi meraih keberhasilan secara finansial.

Selain itu, orang yang lahir di tahun Monyet dikenal memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu mengelola keuangan dengan baik.

Meskipun memiliki sifat-sifat tersebut, Shio Monyet dianggap akan memperoleh kekayaan yang melimpah dalam waktu singkat.

4. Shio Kambing

Shio Kambing adalah salah satu shio yang terkenal dengan sifat yang ramah, sensitif, serta memiliki bakat seni yang luar biasa.

Meskipun tampak tidak memiliki ambisi yang besar, orang yang lahir dalam Shio Kambing dianggap akan memperoleh kekayaan yang melimpah dalam waktu singkat.

Mereka biasanya mampu mengatur keuangan secara cerdas serta memiliki naluri yang kuat dalam memilih investasi yang menghasilkan.

Selain itu, kambing dianggap mampu meraih keberuntungan dalam hal keuangan kelak, karena sifatnya yang disukai oleh banyak orang dan mampu mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

5. Shio Babi

Shio Babi dianggap sebagai shio yang paling tulus dan memiliki keberuntungan terbesar dalam urusan keuangan, seseorang yang lahir di bawah shio ini akan mendapatkan nasib baik dalam hal finansial.

Mereka juga biasanya mampu menghasilkan uang secara cepat serta memiliki sifat hemat dan bijaksana dalam mengatur keuangan.

Selain itu, orang yang lahir di tahun Babi dipercaya akan memperoleh kekayaan yang melimpah karena sifatnya yang ramah dan mudah beradaptasi.

Akibatnya, mereka mampu menciptakan hubungan yang solid dengan individu-individu yang bisa memberikan dukungan dalam meraih keberhasilan finansial.

Minggu, 12 Oktober 2025

BI Rate Turun, OJK Yakin Suku Bunga Kredit Bank Bisa Lebih Rendah

BI Rate Turun, OJK Yakin Suku Bunga Kredit Bank Bisa Lebih Rendah

D'moneyTalk.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sektor perbankan Indonesia menunjukkan daya tahan kuat di tengah dinamika perekonomian dan politik global. Sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga global pada semester II 2025 serta beberapa kali penurunan suku bunga acuan atau BI Rate hingga saat ini berada di level 5 persen, OJK menilai masih ada ruang penurunan suku bunga kredit bank lebih lanjut.

“Seiring penurunan BI Rate, suku bunga kredit perbankan juga menunjukkan tren menurun. Pada Juli 2025, rata-rata tertimbang suku bunga kredit rupiah turun 7 bps dibanding tahun sebelumnya, terutama pada kredit produktif,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam keterangannya, Senin (25/8/2025).

Dian menyampaikan, umumnya penurunan BI Rate akan diikuti penurunan bunga kredit dengan jeda waktu tertentu, sehingga tren penurunan diperkirakan masih berlanjut sepanjang 2025. BI diketahui telah menurunkan suku bunga sebanyak empat kali pada 2025, yakni Januari, Mei, Juli, dan Agustus. Masing-masing sebesar 25 basis poin (bps). Dari level 6 persen pada awal tahun, suku bunga acuan turun 100 bps menjadi 5 persen pada saat ini.

“OJK menilai masih terdapat ruang penurunan suku bunga kredit lebih lanjut, sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga global di paruh kedua 2025 dan penurunan BI Rate menjadi 5 persen per 20 Agustus 2025,” ungkapnya.

Namun, ia melanjutkan, penurunan suku bunga bergantung pada struktur biaya dana (cost of fund/CoF) tiap bank. Sebagian masih mengandalkan dana mahal (time deposit) dalam komposisi DPK. Oleh karena itu, bank perlu mengelola strategi pendanaan, khususnya dengan meningkatkan porsi dana murah, untuk menciptakan ruang penurunan bunga kredit yang lebih signifikan.

“OJK terus mengimbau agar bank dapat secara bertahap menyesuaikan tingkat suku bunganya, agar tetap sejalan dengan kondisi pasar, rasio keuangan yang sehat, dan tidak menciptakan persaingan bunga yang kurang sehat,” tuturnya.

Industri perbankan nasional juga diminta tetap menjaga transparansi dan perlindungan konsumen dalam menyampaikan informasi terkait produk perbankan.

“Hasil revisi Rencana Bisnis Bank Umum (RBB) pada paruh pertama 2025 menunjukkan adanya penyesuaian target menjadi lebih konservatif akibat perubahan kondisi makroekonomi dan dinamika global. Meski demikian, OJK memproyeksikan kinerja perbankan 2025 tetap stabil dengan pertumbuhan kredit yang sedikit termoderasi dari target,” katanya.

Hal itu, menurut Dian, sejalan dengan langkah bank untuk tetap berhati-hati dalam menyalurkan kredit, khususnya pada segmen berisiko tinggi. Namun tetap ekspansif pada sektor-sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian dan memiliki prospek baik.

“Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) pada kuartal III 2025 menunjukkan bank umum memiliki persepsi yang optimistis. Hal ini didorong oleh ekspektasi bahwa kondisi makroekonomi domestik akan membaik, sehingga berdampak positif terhadap kinerja perbankan. Bank juga cukup mampu mengelola risiko,” terangnya.

 

Adapun ekspektasi kinerja perbankan pada kuartal III 2025 juga tetap optimistis, melanjutkan tren positif dari kuartal sebelumnya. Optimisme tersebut ditopang oleh proyeksi pertumbuhan DPK dan penyaluran kredit yang mendorong peningkatan laba serta permodalan bank. Keyakinan itu juga sejalan dengan membaiknya kondisi makroekonomi domestik dan langkah bank memperluas ekspansi kredit sesuai target RBB.

“Selain itu, penurunan BI Rate pada Mei dan Juli 2025 menjadi 5,25 persen turut menurunkan biaya kredit sehingga berpotensi meningkatkan permintaan debitur,” ujarnya.

Dian melanjutkan, dari sisi penghimpunan dana, DPK diperkirakan tumbuh sejalan dengan upaya bank memperkuat sumber pendanaan untuk mendukung ekspansi kredit dan menjaga likuiditas. Pertumbuhan itu didorong oleh peningkatan dana dari nasabah korporasi, strategi peningkatan dana murah, serta masuknya dana pemerintah pusat ke bank daerah pada kuartal III 2025.

Ia menekankan, OJK meminta perbankan senantiasa menerapkan strategi adaptif dan inovatif dalam menghadapi perubahan kondisi makroekonomi. Hal itu bertujuan tidak hanya menjaga stabilitas sistem keuangan, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian dan menjadi pilar penting untuk mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

OJK menilai, selama semester I 2025, perekonomian global menghadapi ketidakpastian akibat perang dagang dan ketegangan geopolitik, termasuk penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) serta konflik di Timur Tengah. Kondisi itu menekan perdagangan global dan memperlambat pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, pada paruh kedua 2025, tensi mulai mereda setelah AS dan sejumlah mitra menyepakati penurunan tarif impor, termasuk menjadi 19 persen untuk Indonesia, serta membaiknya situasi geopolitik.

Perkembangan positif tersebut mendorong International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global naik menjadi 3 persen pada 2025 dan 3,1 persen pada 2026, dari sebelumnya 2,8 persen dan 3 persen. Sejalan dengan itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik juga direvisi naik menjadi 4,8 persen pada 2025–2026 dari sebelumnya 4,7 persen.

Di tengah dinamika global, perekonomian Indonesia tetap solid. Pada kuartal II 2025, PDB tumbuh 5,12 persen (yoy), lebih tinggi dari perkiraan 4,8 persen. Sektor manufaktur masih berada di zona kontraksi dengan PMI 49,20, tetapi membaik dari 46,90 pada bulan sebelumnya. Sementara itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tetap optimistis di level 118,1, surplus neraca perdagangan berlanjut, dan cadangan devisa tetap terjaga tinggi.

“Industri perbankan Indonesia masih menunjukkan resiliensi yang kuat dengan kinerja positif terhadap dinamika yang terjadi,” tegasnya.

Sabtu, 11 Oktober 2025

Menteri Keuangan Purbaya di Tengah Perdebatan Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Menteri Keuangan Purbaya di Tengah Perdebatan Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Radar Info, JAKARTA -- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan indikasi akan merevisi tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok. Ia menilai bahwa tarif cukai yang berlaku saat ini sudah sangat tinggi, meskipun Purbaya tidak membantah adanya pertimbangan kesehatan di balik kebijakan tersebut.

Hanya catatan bahwa tarif cukai rokok hanyalah salah satu alat yang digunakan untuk mengendalikan penggunaan rokok. Hal ini berkaitan dengan peran cukai sebagaicommunity protection. Pajak sendiri merupakan alat fiskal.

Di sisi lain, dalam konteks rantai pasok produk tembakau, terdapat aspek kesehatan, industri, serta sektor pertanian yang sering kali tidak muncul dalam perdebatan publik. Pada tahun 2024, rata-rata kenaikan pajak rokok berkisar antara 10%.

Selain itu, Menteri Keuangan Purbaya pernah menyampaikan adanya ketidaksesuaian dalam kebijakan cukai rokok yang berlaku beberapa tahun terakhir. Ia mengungkapkan bahwa pernah menanyakan perkembangan tarif cukai kepada bawahannya. Namun, saat mengetahui besarnya kenaikan secara akumulatif, ia merasa terkejut.

Purbaya menyebutkan, rata-rata tarif yang diterapkan pada produk tembakau mencapai sekitar 57%.

Terdapat cara mengambil kebijakan yang sedikit tidak biasa bagi saya. Saya bertanya, bagaimana dengan cukai rokok, sekarang rata-ratanya berapa? 57%. Wah, sangat tinggi sekali. Fir'aun kau," canda dia saat konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jumat (19/9/2025).

Meskipun dia mengatakan, jika tarif cukai dikurangi, pendapatan negara justru akan meningkat lebih besar.

Namun, ia memahami tujuan dari kenaikan pajak rokok adalah untuk mengurangi penggunaan rokok di seluruh negeri serta mempersempit skala industri ini.

"Ternyata, kebijakan tersebut tidak hanya berdampak pada pendapatan saja. Ada kebijakan yang memang bertujuan untuk mengurangi konsumsi rokok. Akibatnya, industri terkait menjadi lebih kecil dan jumlah tenaga kerja di sana juga berkurang. Bagus, karena ada WHO yang mendukungnya," kata Purbaya.

Desain Kebijakan Belum Optimal

Meskipun demikian, Purbaya menganggap desain kebijakan CHT selama ini belum dilakukan dengan maksimal. Ia menyampaikan, peraturan tersebut tidak mempertimbangkan jumlah tenaga kerja yang berpotensi terkena dampak di sektor tersebut.

Akibatnya, sejumlah perusahaan rokok nasional harus melakukan penghematan. Ribuan karyawan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penyerapan tembakau dari petani juga mengalami penurunan.

"Saya bertanya, apakah kita sudah membuat program untuk mengurangi pengangguran? Apa saja program yang ada dari pemerintah?" dijawab tidak ada. "Loh, kok bisa begitu?" katanya.

Purbaya melanjutkan, penanganan risiko terhadap karyawan yang mungkin terkena dampak harus dilakukan sebelum kebijakan untuk mengurangi industri rokok ditetapkan. Dengan demikian, kebijakan yang nantinya dihasilkan akan lebih efektif.

"Selama kita tidak memiliki program yang mampu menyerap tenaga kerja yang menganggur, industri tersebut tidak boleh dihancurkan, karena hal ini hanya akan menyebabkan orang-orang kesulitan," katanya.

Tuntutan Pelaku Industri 

Di sisi lain, Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) Benny Wachjudi berharap Menteri Keuangan Purbaya tidak akan menaikkan tarif CHT pada tahun mendatang.

"Pernyataan Kemenkeu mengenai tidak adanya pajak baru atau kenaikan pajak pada tahun 2026 dapat dianggap sebagai kabar baik, yang berarti pajak tetap stabil, termasuk cukai rokok, harapanannya juga tidak akan meningkat," ujar Benny.

Benny berpendapat bahwa peningkatan pendapatan negara sebaiknya diarahkan pada peningkatan ketaatan pajak serta pemberantasan peredaran rokok ilegal, bukan dengan menaikkan tarif cukai.

Pendekatan ini dianggap lebih efisien dalam menjaga kestabilan sektor industri sambil mendukung pemulihan ekonomi nasional, dibandingkan dengan menaikkan tarif pajak.

Di sisi lain, para pengusaha juga menekankan perlunya kebijakan berkelanjutan berupa larangan sementara kenaikan CHT selama 3 tahun mendatang guna menjaga kemampuan beli masyarakat, melindungi tenaga kerja, serta memulihkan sektor industri yang sedang mengalami tekanan.

Tidak tanpa alasan, Benny menekankan bahwa kejelasan kebijakan sangat diperlukan oleh IHT yang dalam lima tahun terakhir mengalami tekanan berat akibat kenaikan tarif cukai lebih dari 65%.

"Moratorium kenaikan pajak rokok selama tiga tahun ke depan akan sangat berpengaruh terhadap pemulihan sektor hasil tembakau," katanya.

Menurut Benny, jika sektor industri diberi kesempatan untuk pulih, dampaknya akan terasa secara menyeluruh. Ia yakin bahwa usulan moratorium bisa berdampak pada peningkatan pendapatan negara, penyerapan tenaga kerja, serta meningkatkan kesejahteraan para petani.

Tuntutan Kesehatan

Lembaga Pusat Inisiatif Pembangunan Strategis Indonesia (Cisdi) mengimbau pemerintah untuk menaikkan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) guna meningkatkan pendapatan negara, bukan mengangkat pajak kebutuhan pokok masyarakat, seperti PPN dan PBB.

CEO dan Pendiri Cisdi Diah Saminarsih menyatakan usulan tersebut sejalan dengan UU No. 39/2007 mengenai cukai, pemerintah seharusnya memberlakukan cukai terhadap rokok karena sifatnya yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat sehingga penggunaannya perlu diatur.

"Pada tahun 2019, ketika tarif cukai tidak mengalami kenaikan, CISDI menghitung kerugian ekonomi akibat kebiasaan merokok mencapai Rp 410 triliun, atau sebesar 2,59 persen dari PDB Indonesia, karena meningkatnya pengeluaran kesehatan dan penurunan produktivitas masyarakat. Bahkan pendapatan cukai rokok pada masa itu tidak cukup untuk menutupi biaya kesehatan tersebut," kata Diah dalam pernyataan resminya, Jumat (25/9/2025).

Menurut Diah, kenaikan harga melalui pajak seharusnya dilakukan agar rokok sebagai barang berisiko tidak lagi mudah diperoleh. Ia yakin pajak rokok yang tinggi akan mengurangi penggunaan produk yang setiap tahun menyebabkan kematian 300.000 orang di Indonesia.

Penelitian CISDI (2024) mengungkapkan bahwa kenaikan pajak sebesar 45% berpotensi mengurangi penggunaan rokok kretek (campuran tembakau dan cengkeh) hingga 27,7% serta rokok putih (tembakau murni) sebesar 19,5%.

Bahkan, dalam penelitian tersebut disebutkan potensi peningkatan pendapatan negara hingga Rp7,92 triliun serta menciptakan lebih dari 148.000 kesempatan kerja. "Tidak adanya kenaikan tarif cukai tidak hanya mengurangi peluang pendapatan negara, tetapi juga berdampak besar terhadap produktivitas dan kesehatan masyarakat," katanya.

Jumat, 10 Oktober 2025

Pengusaha Buka Rahasia Manfaat dan Dampak ICA-CEPA bagi Industri Tekstil Indonesia

Pengusaha Buka Rahasia Manfaat dan Dampak ICA-CEPA bagi Industri Tekstil Indonesia

Radar Info, JAKARTA — Asosiasi Pertekstilan Indonesia(API) yakin kinerja ekspor produk tekstil, terutama pakaian jadi hingga kain rajut akan meningkat setelah akses pasar bebas tarif keKanadaterbuka. Di sisi lain, terdapat beberapa tantangan yang perlu dipersiapkan.

Hal ini terjadi seiring dengan kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Kanada setelah menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Canada (ICA-CEPA).

Wakil Ketua API David Leonardi menyatakan bahwa ekspor barang pakaian ke Kanada memiliki potensi tumbuh pesat. Menurutnya, Kanada dapat menjadi pintu masuk untuk memperluas jangkauan pasar di kawasan Amerika Utara.

"Penghapusan pajak impor membuat produk tekstil Indonesia, khususnya pakaian jadi, kain rajut, dan barang berbasis tenaga kerja lainnya, lebih bersaing dalam hal harga di pasar Kanada," ujar David kepada Bisnis, Kamis (25/9/2025).

Artinya, selain kesempatan pesanan baru dari luar negeri, produsen juga memiliki peluang untuk memperluas jaringan pemasaran, serta mendorong perusahaan lokal menyesuaikan standar produk sesuai dengan permintaan internasional.

David mengatakan, meskipun Kanada bukan pasar terbesar di dunia, peluang pertumbuhan ekspor dalam beberapa tahun pertama setelah penerapannya sangat menjanjikan.

"Secara tidak langsung memperkuat akses ke pasar Amerika Utara lainnya melalui jaringan pasok lintas batas," katanya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor produk tekstil siap pakai dengan kode HS61-63 mencapai nilai sebesar US$158,6 juta pada bulan Januari hingga Juli 2025. Angka ini meningkat sebesar 7% (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar US$148,26 juta.

Angka ekspor tersebut juga lebih besar dibandingkan Januari-Juli 2023 yang sebesar US$151,32 juta. Namun, lebih kecil dibandingkan periode yang sama pada ekspor tahun 2022 lalu yang mencapai US$170,35 juta.

Namun, API yakin bahwa kesepakatan ini akan membuka akses pasar yang lebih luas dan terjangkau, meningkatkan peluang investasi serta integrasi rantai pasok dengan mitra Kanada, serta mendorong peningkatan kualitas, desain, dan kepatuhan terhadap standar, yang pada akhirnya memperkuat daya saing.

"Meskipun demikian, risiko tetap ada. Masuknya produk Kanada ke Indonesia dengan tarif bea masuk yang rendah bisa mengancam pasar lokal, khususnya bagi industri kecil dan menengah yang belum siap bersaing baik dari segi harga maupun mutu," katanya.

Ia menilai, jika impor bahan baku atau kain murah meningkat tanpa diiringi penguatan sektor hulu, industri lokal berisiko terjebak hanya dalam proses perakitan dengan nilai tambah yang rendah.

Selain itu, ketergantungan terhadap pasar ekspor menyebabkan industri rentan terhadap perubahan permintaan dari luar negeri. Dalam hal ini, pemerintah harus waspada terhadap beberapa aspek agar pengaruh liberalisasi perdagangan tidak justru merugikan industri lokal.

"Penerapan aturan asal barang yang ketat menjadi kunci untuk mencegah praktik transshipment dari negara ketiga melalui Kanada," ujarnya.

Pada saat yang bersamaan, David mengajukan permintaan kepada pemerintah agar memberikan dukungan untuk meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah dengan memperluas akses pembiayaan, sertifikasi, serta kemampuan produksi, serta menyediakan alat perlindungan seperti safeguard dan anti-dumping jika terjadi peningkatan impor.

Selanjutnya, pengawasan terhadap impor, integrasi rantai pasok hulu, serta penerapan standar teknis dan lingkungan yang seragam juga perlu menjadi fokus utama.

Dengan tindakan pencegahan yang tepat, ia yakin perjanjian ini lebih mungkin menjadi kesempatan untuk meningkatkan ekspor dan memajukan industri tekstil nasional, bukan ancaman yang membuatnya kalah dalam persaingan.

Firnando Ganinduto DPR Dorong Perbaikan Tata Kelola Beras di Tengah Surplus

Firnando Ganinduto DPR Dorong Perbaikan Tata Kelola Beras di Tengah Surplus

D'moneyTalk, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Firnando Ganinduto menyoroti kondisi harga beras yang masih tinggi di tengah stok nasional yang melimpah, yaitu mencapai sekitar 4,2 juta ton pada awal Agustus 2025.

Menurutnya, fenomena ini menjadi paradoks dalam tata kelola pangan nasional yang harus segera dibenahi.

“Surplus beras seharusnya menjadi jaminan ketersediaan dan kestabilan harga, tetapi kenyataannya, di lapangan harga justru menembus di atas HET (Harga Eceran Tertinggi). Artinya, ada persoalan serius pada distribusi dan pengawasan,” ujar Firnando dalam keterangannya, Senin (25/8).

Lebih lanjut, Firnando menegaskan persoalan beras di Indonesia bukan lagi terletak pada produksi, melainkan pada tata kelola distribusi dan rantai pasok yang masih lemah.

Dia menyoroti dua masalah klasik yang terus berulang: (1) distribusi tidak efisien yang membuat surplus menumpuk di sebagian wilayah sementara daerah lain menghadapi harga tinggi, dan (2) praktik perantara serta manipulasi harga melalui penimbunan stok yang menciptakan kelangkaan semu.

Dengan rantai distribusi yang panjang dan tidak terkendali, harga beras di tingkat konsumen pun kian melambung.

“Pemerintah tidak boleh membiarkan praktik seperti ini terus terjadi karena jelas merugikan rakyat,” tegasnya.

Firnando menilai program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijalankan BULOG sudah tepat sebagai solusi jangka pendek.

Melalui distribusi ke pasar tradisional, ritel modern, hingga Rumah Pangan Kita (RPK), intervensi ini efektif menekan gejolak harga.

Kebijakan ini harus didukung dengan analisis tentang pengendalian stok pangan oleh BULOG berapa jumlah stok yang harus ada di gudang dan berapa yang dilepas ke pasar agar HET benar-benar tercapai di tingkat ritel.

Dia mendorong adanya parameter rilis harian/mingguan yang transparan dan terukur, sehingga intervensi pasar tepat sasaran.

Namun, intervensi BULOG saja tidak cukup. Kementerian Perdagangan (Kemendag) perlu mengambil peran lebih besar dalam pengawasan rantai pasok beras secara menyeluruh.

“Pengawasan harga dan stok harus dilakukan secara transparan. Jika terjadi lonjakan harga lebih dari 5% dalam waktu singkat, pemerintah wajib segera turun tangan. Penegakan HET juga tidak boleh sekadar imbauan, tetapi harus ada tindakan tegas,” ujar politikus Fraksi Golkar tersebut.

Kolaborasi Lintas Sektor

Firnando mendorong sinergi BULOG, Kementerian Perdagangan, dan pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas beras.

“Pemerintah daerah harus memastikan jalur distribusi lancar, BULOG memperkuat cadangan intervensi, dan Kemendag memastikan pasar berjalan transparan. Semua pihak harus bergerak bersama,” tambahnya.

Komitmen DPR RI

Sebagai mitra kerja pemerintah di bidang perdagangan dan BUMN, Komisi VI DPR RI berkomitmen memperkuat fungsi pengawasan sekaligus mendorong regulasi yang berpihak pada masyarakat.

“Komisi VI DPR akan terus mengawal agar tata kelola beras lebih efisien, transparan, dan adil. Surplus beras harus menjadi berkah bagi rakyat, bukan paradoks yang merugikan konsumen maupun petani,” ujar Firnando.(fri/jpnn)

Kurs Dollar ke Rupiah Hari Ini: Simak Analisis Dampak pada Sektor Ekspor-Impor dan Kinerja Saham

Kurs Dollar ke Rupiah Hari Ini: Simak Analisis Dampak pada Sektor Ekspor-Impor dan Kinerja Saham

PIKIRAN RAKYAT BENGKULU - Pergerakan kurs dollar hari ini, Selasa, 26 Agustus 2025, menunjukkan tren penguatan tipis pada Rupiah.

Kondisi ini menjadi sinyal positif bagi sejumlah sektor ekonomi di Indonesia yang selama ini terpengaruh kuat oleh volatilitas mata uang.

Untuk mendapatkan gambaran yang utuh, kita perlu mengaitkan pergerakan nilai tukar ini dengan dinamika perdagangan terkini di pasar modal dan sektor riil.

Anatomi Pasar Berdasarkan Data Perdagangan Terakhir

Merujuk pada data perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, pergerakan ekonomi makro menunjukkan korelasi yang erat dengan nilai tukar.

1. Ekspor dan Impor: Pada perdagangan kemarin, Indonesia mencatatkan surplus US$2,4 miliar, dengan nilai ekspor mencapai US$22,5 miliar dan impor US$20,1 miliar.

Surplus yang menipis dibandingkan bulan sebelumnya menunjukkan geliat ekonomi domestik yang mulai meningkat, mendorong permintaan impor.

2. Investasi dan Pasar Modal: Pasar saham merespons positif. Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup di zona hijau dengan total nilai transaksi harian mencapai Rp13,5 triliun.

Arus investasi asing tercatat net buy Rp1,2 triliun, menunjukkan kepercayaan investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia, yang tercermin dari stabilitas Rupiah.

3. Energi dan Komoditas: Sektor ini menunjukkan performa kuat. Harga batu bara global ditutup pada US$152 per ton, dan minyak kelapa sawit mentah (CPO) di RM4.200 per ton.

Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di sektor ini, seperti PT ABM Investama Tbk (ABMM) dan Astra Agro Lestari Tbk (AALI), diprediksi akan mencatat kinerja laba yang positif.

4. Manufaktur: Sektor manufaktur terus berekspansi, dengan Indeks Manajer Pembelian (PMI) berada di level 52,3.

Angka di atas 50 ini menunjukkan aktivitas produksi yang terus meningkat, didorong oleh perbaikan permintaan domestik dan internasional.

Kinerja Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (IDX) Sesi Sebelumnya

Mari kita lihat bagaimana perusahaan-perusahaan kunci merespons dinamika pasar di sesi perdagangan Senin, 25 Agustus 2025. Pergerakan saham mereka menjadi indikator penting bagi investor.

  • PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI): Harga penutupan berada di kisaran Rp6.825. Penguatan harga komoditas menjadi katalis positif bagi saham ini.

  • Astra Agro Lestari Tbk (AALI): Mengalami peningkatan, dengan harga penutupan di Rp7.450, sejalan dengan kenaikan harga CPO.

  • PT ABM Investama Tbk (ABMM): Menunjukkan pergerakan positif dengan kenaikan harga saham, didukung oleh sentimen harga batu bara yang kuat.

  • PT Mahaka Media Tbk (ABBA): Perdagangan sahamnya bergerak stabil.

  • Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA): Perdagangannya menunjukkan stabilitas.

  • PT Acset Indonusa Tbk (ACST): Bergerak stabil di sektor konstruksi.

  • PT Akasha Wira International Tbk (ADES): Terpantau bergerak stabil, mencerminkan kinerja perusahaan yang konsisten.

Secara keseluruhan, kurs dollar yang relatif stabil memberikan optimisme bagi pasar, terlihat dari kinerja solid perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ini menegaskan bahwa kestabilan ekonomi makro menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan pasar modal.

Disclaimer :

Informasi ini hanya untuk edukasi dan referensi umum. Data kurs dan harga saham dapat berubah sewaktu-waktu. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan Anda. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin terjadi. Selalu lakukan riset dan konsultasi dengan ahli keuangan.